Skenario Masa Depan Suriah

Skenario Masa Depan Suriah

ikap keras Presiden Bashar al-Assad yang enggan mengakhiri konflik kekerasan di Suriah menyebabkan kondisi negara ini semakin tidak menentu. Alih-alih

menerima tawaran gencatan senjata yang disampaikan Utusan Khusus PBB dan Liga Arab Kofi Annan, Assad justru menolak berdialog dengan oposisi karena dia menduga kelompok ini telah ditunggangi teroris dan memperoleh kucuran dana dari kekuatan asing. Perkembangan terakhir menunjukkan pasukan Assad terus membombardir Homs, kota basis perlawanan kubu oposisi ( Jawa Pos, 27/3/2012).

Meskipun tuntutan mundur terhadap dirinya semakin kencang, Assad tetap bergeming. Berbagai tekanan telah dilancarkan komunitas internasional untuk mendesak Assad menghentikan aksi kekerasan di Suriah. Pada 12 November 2011, Liga Arab mencabut sementara keanggotaan Suriah. Pada

16 Februari 2012, Majelis Umum PBB menerbitkan resolusi yang menuntut Assad mundur. Hanya, resolusi itu sebatas refleksi pandangan dunia yang tidak memiliki kekuatan mengikat dibandingkan resolusi Dewan Keamanan PBB. Persoalannya, ketika dibawa ke forum DK PBB, Tiongkok dan Rusia memveto resolusi tersebut.

Karena itu, dunia semula berharap misi Annan di Suriah membuahkan hasil positif bagi penyelesaian konflik kekerasan di negara ini. Namun, ketika ternyata misi itu gagal, dua skenario politik kemungkinan melanda Suriah di masa depan. Pertama, serupa dengan Ali Abdullah Saleh di Yaman, Assad Karena itu, dunia semula berharap misi Annan di Suriah membuahkan hasil positif bagi penyelesaian konflik kekerasan di negara ini. Namun, ketika ternyata misi itu gagal, dua skenario politik kemungkinan melanda Suriah di masa depan. Pertama, serupa dengan Ali Abdullah Saleh di Yaman, Assad

Mundur dengan Impunitas Pada 23 November 2011, di Riyadh, Presiden Yaman Ali

Abdullah Saleh menandatangani kesepakatan peralihan kekuasaan secara damai kepada wakilnya, Abdrabuh Mansur Hadi. Dalam kesepakatan tersebut diputuskan bahwa Hadi akan menjadi calon tunggal dalam pemilu pada 21 Februari 2012 dan Saleh memiliki impunitas hukum. Hasil pemilu menampakkan Hadi didukung sepenuhnya oleh rakyat Yaman sehingga dia terpilih sebagai presiden. Kini, rakyat Yaman telah menikmati kebebasan dari rezim Saleh yang telah berkuasa selama 33 tahun meskipun kekerasan masih kerap terjadi di negara ini.

Pergantian kekuasaan yang relatif mulus tersebut bisa jadi juga akan terjadi di Suriah. Tuntutan mundur terhadap Assad dipastikan akan semakin kencang karena dari waktu ke waktu, jumlah korban yang tewas di tangan militer semakin bertambah. Sejauh ini, menurut laporan PBB, konflik kekerasan di Suriah telah menewaskan lebih dari 9.000 orang. PBB juga melaporkan bahwa setiap hari, rata-rata ada 100 warga sipil Suriah yang tewas di tangan militer. Namun, Assad membantah laporan itu. Dia mengatakan bahwa jumlah warga sipil yang tewas ada 2.493, jauh di bawah angka yang dilaporkan PBB.

Kekuasaan Assad sesungguhnya semakin melemah. Sejumlah pejabat pemerintahan pemimpin yang telah berkuasa selama 12 tahun ini, seperti Deputi Menteri Perminyakan Abdo Husameddin telah membelot ke kubu oposisi. Ada kemungkinan, pembelotan ini akan diikuti para pejabat lain, termasuk militer. Kunci yang bisa dimainkan untuk mendesak Assad mundur adalah militer menarik dukungan dari rezim Kekuasaan Assad sesungguhnya semakin melemah. Sejumlah pejabat pemerintahan pemimpin yang telah berkuasa selama 12 tahun ini, seperti Deputi Menteri Perminyakan Abdo Husameddin telah membelot ke kubu oposisi. Ada kemungkinan, pembelotan ini akan diikuti para pejabat lain, termasuk militer. Kunci yang bisa dimainkan untuk mendesak Assad mundur adalah militer menarik dukungan dari rezim

Bagi Assad, tidak ada untungnya lagi dia mempertahankan kekuasaan yang telah rapuh. Hanya, dia pasti tidak ingin mengalami nasib yang sama dengan Hosni Mubarak di Mesir yang kini diseret ke pengadilan. Karena itu, ada kemungkinan dia nantinya akan bersedia mengundurkan diri asalkan dibebaskan dari segala tuntutan hukum.

Serangan Militer Barat Skenario terburuk yang barangkali akan menimpa Suriah

adalah Assad dijatuhkan oleh serangan militer negara-negara Barat. Pengalaman Libya yang dibombardir NATO adalah contoh nyata intervensi militer negara-negara Barat di Timur Tengah. Di Libya, Khadafy baru berhasil dijatuhkan setelah NATO melancarkan serangan militer. Assad memiliki karakteristik serupa dengan Khadafy, yakni tidak bersedia mundur meskipun ribuan rakyatnya telah meregang nyawa.

Tetapi, Suriah tidak kunjung diserang karena dibandingkan Libya yang kaya minyak, Suriah relatif tidak memiliki sumber daya alam yang menjadi daya tarik Barat. Meskipun demikian, bukan berarti Suriah tidak memiliki posisi strategis. Secara geografis, Suriah berbatasan langsung dengan Israel, Lebanon, Irak, Jordania, dan Turki. Suriah juga memiliki kedekatan dengan Iran dan menjadi sponsor utama Hizbullah.

Bagi Barat, melumpuhkan Suriah sama halnya dengan menggerogoti pengaruh Iran di kawasan dan mematikan aktivitas Hizbullah dalam melawan Israel di Lebanon Selatan. Bagi Israel yang merasa terancam oleh program nuklir Iran, wilayah Suriah dipandang dapat menjadi basis serangan militer terhadap negeri Mullah ini. Untuk mengamankan kepentingan Bagi Barat, melumpuhkan Suriah sama halnya dengan menggerogoti pengaruh Iran di kawasan dan mematikan aktivitas Hizbullah dalam melawan Israel di Lebanon Selatan. Bagi Israel yang merasa terancam oleh program nuklir Iran, wilayah Suriah dipandang dapat menjadi basis serangan militer terhadap negeri Mullah ini. Untuk mengamankan kepentingan

Walau bagaimanapun, pergantian kekuasaan secara mulus adalah alternatif terbaik dibandingkan serangan militer. Komunitas internasional harus sekuat tenaga menghindarkan opsi serangan militer. Harapan terwujudnya perdamaian tertumpu pada niat baik Tiongkok dan Rusia untuk memengaruhi Assad agar meletakkan jabatannya. Sebab, selama ini, jalur diplomasi untuk menekan Assad selalu gagal karena kedua negara itu memveto resolusi DK PBB tentang Suriah. Tanpa niat baik itu, perdamaian di Suriah hanyalah impian belaka. 

28 Maret 2012