Bom Boston dan Serigala Kesepian

Bom Boston dan Serigala Kesepian

urang dari sepekan, Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) berhasil menangkap pelaku serangan bom di dekat garis finish Marathon Boston pada Senin, 15 April

2013. Berdasarkan penyelidikan FBI, aksi pengeboman itu dilancarkan oleh dua bersaudara imigran asal Checnya, Tamerlan Tsarnaev (26 tahun) dan Dzhokhar Tsarnaev (19 tahun). Setelah menjadi buron selama dua hari, jejak mereka akhirnya terlacak setelah merampok sebuah toko dekat kampus Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan menembak mati petugas keamanan kampus bergengsi ini, Kamis malam (19/4/2013) waktu setempat.

Tamerlan tewas setelah baku tembak dengan polisi yang mengejarnya. Sedangkan, Dzhokhar tertangkap dengan luka tembak di leher sehari kemudian (20/4/2013). Sang adik kini dalam kondisi kritis dan dirawat dengan penjagaan ketat di Rumah Sakit Beth Israel Deaconess, Kota Boston. Tembakan yang menembus tenggorokan Dzhokhar dikhawatirkan membuat dia tidak bisa bicara sehingga menyulitkan aparat untuk menginterogasinya. Hal itulah yang membuat motif bom Boston belum terkuak hingga kini. Apalagi, tidak ada satupun kelompok yang menyatakan bertanggung jawab atas pengeboman yang menewaskan tiga jiwa dan melukai 144 orang tersebut.

Tiga Spekulasi Sesaat setelah bom meledak, ada tiga spekulasi yang

berkembang terkait pelaku dan motif ledakan itu. Pertama, serangan itu dilancarkan oleh Tehreek-e-Taliban Pakistan sebagai aksi balas dendam atas pendudukan AS di Afghanistan. Tuduhan ini menyusul terbongkarnya rencana serangan bom mobil Taliban di Times Square, New York, pada 2010. Sebagian pejabat AS percaya bahwa kelompok militan yang bermarkas di perbatasan Pakistan dan Afghanistan tersebut berupaya melancarkan serangan kembali seiring kegagalannya tiga tahun lalu. Tetapi, hal ini dibantah oleh juru bicara Taliban Ehsanullah Ehsan yang menyatakan: “ We believe in attacking US and its allies but we are not involved in this attack. We have no connection to this bombing but we will continue to target them wherever possible.” (AFP, 16/4/2013).

Kedua, Al Qaeda dituding sebagai dalang di balik ledakan yang mengguncang Boston. Tuduhan ini didasari oleh fakta bahwa pelaku menggunakan bom panci, sebuah teknik pengeboman yang diajarkan Al Qaeda di majalah Inspire. Pada 2010, majalah yang dipublikasikan organisasi pimpinan Ayman al Zawahiri ini menerbitkan sebuah artikel berjudul “ Make a Bomb in the Kitchen of Your Mom” yang memaparkan cara merakit bom dengan menggunakan panci.

Namun, bukan kebiasaan Al Qaeda melancarkan serangan terorisme tanpa diikuti klaim pertanggungjawaban. Tsarnaev bersaudara juga tidak terbukti memiliki hubungan dengan Al Qaeda. Sasaran yang diserang pun bukan termasuk target operasi Al Qaeda. Terkait target itu, kepada USA Today (20/4/2013), Sheikh Omar Bakri, ulama Lebanon pendukung Al Qaeda, menegaskan bahwa: “ ... al-Qaeda does not seem to be linked to the Boston attack perpetrated against a ‘soft target’ which is not in line with the organization's overall strategy.”

Ketiga, bukti yang lebih kuat sebenarnya bisa ditelusuri dari latar belakang kedua pelaku yang berasal dari Chechnya, wilayah konflik di bagian utara Rusia. Di kawasan Kaukasus ini, pejuang Chechen sedang berperang untuk memisahkan diri dari wilayah Rusia. Namun, dalam video yang diunggah di sebuah situs internet, Komando Mujahidin Kaukasus membantah keterlibatannya dalam bom Boston karena mereka tidak memerangi AS, melainkan Rusia. Bahkan, Kavkaz Centre, organisasi lain yang mendukung kemerdekaan Checnya, menyebut Tsarnaev bersaudara sebagai “ strange terrorists”.

Lone Wolf Terrorist Semua bantahan tersebut mengandung arti bahwa kakak

beradik Tsarnaev sesungguhnya tidak terkait langsung dengan jaringan atau organisasi apapun. Mereka melakukan pengeboman atas inisiatif pribadi. Namun, inisiatif individu untuk melancarkan aksi teror tentu tidak akan muncul jika tidak ada kekuatan pendorong yang memicu seseorang meledakkan bom di tengah keramaian. Itulah yang sesungguhnya terjadi pada Tsarnaev bersaudara, terutama Tamerlan.

Meskipun tidak pernah bergabung dengan kelompok radikal, tetapi mereka mengalami proses radikalisasi seorang diri ( self-radicalization) karena terpengaruh oleh doktrin perlawanan dengan jalan kekerasan yang dikumandangkan oleh para pemimpin radikal melalui berbagai media, terutama internet. Di laman Youtube miliknya, Tamerlan mengunggah sejumlah video ceramah agama dari beberapa ulama yang memfatwakan jihad dengan jalan kekerasan. Besar kemungkinan dia terpengaruh ajaran yang salah tersebut.

Kombinasi antara pengalamannya sebagai etnis Chechen yang tertindas oleh pendudukan Rusia dengan indoktrinasi pemahaman agama yang tidak tepat telah mengobarkan semangatnya untuk memerangi orang-orang yang dia sebut Kombinasi antara pengalamannya sebagai etnis Chechen yang tertindas oleh pendudukan Rusia dengan indoktrinasi pemahaman agama yang tidak tepat telah mengobarkan semangatnya untuk memerangi orang-orang yang dia sebut

Dalam kajian terorisme, individu yang mengalami self- radicalization dan lantas melancarkan aksi teror disebut lone wolf terrorist. Berbeda dengan anggota jaringan teroris yang beraksi berdasarkan komando pimpinan, lone wolf terrorist adalah sosok kesepian yang merencanakan dan melancarkan aksi teror secara mandiri. Karena fokus penanganan terorisme selama ini cenderung menargetkan jaringan besar, gerak-gerik para serigala kesepian menjadi sulit teridentifikasi. Tidak mengherankan apabila ancaman serigala kesepian kadangkala lebih berbahaya dibandingkan teroris lainnya. 

23 April 2013