Soal Opus Supremus

Soal Opus Supremus

Sebuah komentar yang menggelitik saya untuk sedikit sharing perihal gerakan Zion beserta sekte freemason di Indonesia.

Opus Supremus, freemason, ataupun zion hanyalah istilah-istilah yang diupayakan untuk terdengar angker dan misterius. Saran saya kepada seluruh rekan-rekan adalah rajin-rajinlah menjadi watcher/pengawas yang teliti, dan kita bersama-sama bisa menjadi kekuatan untuk mengungkapkan berbagai kebohongan dan infiltrasi yang telah terjadi. Beberapa kasus yang telah menutup akses para zion di bumi pertiwi Indonesia Raya cukup lumayan memperlemah gerakan mereka. Hal yang perlu juga dilakukan adalah meningkatkan kesadaran publik/massal rakyat Indonesia agar tidak salah menyerahkan kekuasaan kepada tokoh-tokoh binaan zion. Hal ini juga memerlukan ketelitian agar supaya tidak tercipta fitnah dan pemecahbelahan segenap komponen bangsa Indonesia. Sekian Pernyataan Posted by Senopati Wirang /Thursday, December 06, 2007

Dari “Opus Supremus Foundation”, Jakarta, Indonesia Mengenai tuduhan bahwa Yayasan Opus Supremus adalah organisasi Freemason/Zionis

Apa dan Siapa Opus Supremus Foundation? Opus Supremus Foundation merupakan bagian dari Opus Supremus Ent. Trust (www.opussupremus.com), berdomisili di Lichtenstein. Opus Supremus Ent. Trust adalah Holding Group yang bergerak di bidang Trust management, Wealth Management, Investment Advisory, dsb. Opus Supremus merupakan Group Bisnis independen yang BERSIH dari afiliasi dengan kelompok-kelompok Etnis, Politik, Agama, kepentingan, tekanan dan sejenisnya. Opus BUKAN sebuah NGO, Charity, LSM, Sekte, Kelompok Agama, Ideologi, Lodge, Klub, Society, dll. Opus

untuk meningkatkan kewasapadaan masyarakat dan pemerintah terhadap berbagai isu yang bisa membahayakan kedamaian dan kesejahteraan masyarakat seperti kriminalitas, korupsi, kemiskinan, terorisme, pencucian uang, perubahan iklim, dsb. Opus Supremus Foundation di Indonesia Kantor pertama Opus Supremus Foundation yang terletak di negeri lain adalah di Indonesia, secara resmi terdaftar pada Notaris Mieske Suryanto, pada tanggal 22 Agustus 2001. Segala aktivitas, latar belakang, dan sejarahnya telah dilaporkan secara resmi oleh manajemen foundation kepada Polisi Republik Indonesia (Polri), diwakili oleh Kepala

Supremus Foundation

didekasikan

Polri, Bapak Bimantoro pada tanggal 17 Oktober 2001 di Mabes Polri dan melalui lebih dari 10 konferensi pers yang dihadiri oleh media cetak, elektronik, televisi dan radio pada periode 2001-2005. Baik di Indonesia maupun di negara lain, Opus Supremus tidak memiliki agenda rahasia atau konspirasi.

Fungsi Opus Supremus Foundation di Indonesia Sejak awalnya, Opus Supremus mendedikasikan diri untuk meningkatkan kewasapadaan masyarakat dan pemerintah terhadap kejahatan Ekstremisme serta Korupsi. Opus Supremus adalah organisasi perintis dalam kedua bidang tersebut, dan banyak tujuan maupun aspirasi dari Opus menjadi bagian dari program yang dijalankan oleh institusi-institusi besar seperti KPK, PPATK, Polri, Kejaksaan Agung. Pengalaman Opus di Indonesia terutama dalam melawan tindak kejahatan korupsi dan pencucian uang diminta oleh sejumlah badan Anti Korupsi di luar negeri.

Logo Pada mulainya, untuk lambang foundation, Opus Supremus telah mempertimbangkan kemungkinan untuk menggunakan logo berbeda yang akan membedakan kegiatan foundation dari kantor induknya. Karena itu, pada bulan Agustus 2001, setelah melihat iklan di harian Pos Kota, Opus Supremus kemudian menugaskan biro desain kreatif dari Jakarta untuk memberi saran. Desainer mereka menawarkan sejumlah konsep, salah satunya kemudian dipilih sebagai logo sementara. Dan pada saat menunggu persetujuan dari kantor pusat, karena tuntutan agenda bisnis yang mendadak, logo rancangan tersebut pernah digunakan hanya selama Logo Pada mulainya, untuk lambang foundation, Opus Supremus telah mempertimbangkan kemungkinan untuk menggunakan logo berbeda yang akan membedakan kegiatan foundation dari kantor induknya. Karena itu, pada bulan Agustus 2001, setelah melihat iklan di harian Pos Kota, Opus Supremus kemudian menugaskan biro desain kreatif dari Jakarta untuk memberi saran. Desainer mereka menawarkan sejumlah konsep, salah satunya kemudian dipilih sebagai logo sementara. Dan pada saat menunggu persetujuan dari kantor pusat, karena tuntutan agenda bisnis yang mendadak, logo rancangan tersebut pernah digunakan hanya selama

Logo rancangan yang dipersoalkan tak pernah disetujui, dan pihak yang bertanggung jawab dalam penggunaan logo tersebut telah diberhentikan pada tahun 2001. Latar belakang dari tuduhan sebagai organisasi Freemason/Zionis. Semua diawali oleh sebuah publikasi dari edisi pertama sebuah koran radikal bernama “Indonesia NewsNet” pada bulan September 2005, yang mana tujuan dari publikasi tersebut adalah pemaksaan dan pemerasan. Organisasi lain yang diserang nama baiknya melalui edisi yang sama antara lain Indosat, yang logonya juga dikatakan sebagai zionis, dan beberapa organisasi lainnya.

Ketika perwakilan Opus Supremus mendekati manajemen surat kabar tersebut untuk klarifikasi, pihak manajemen Indonesia NewsNet mengatakan bahwa artikel tersebut hanyalah “sensasi tak berdasar” dan “wacana” untuk menarik pembaca, dan mereka siap untuk memuat permohonan maaf resmi jika Opus mau MEMBAYAR sejumlah uang dan MENSPONSORI edisi mereka berikutnya. Setelah protes keras dan penolakan dari pihak Opus untuk menyerah pada pemaksaan dan pemerasan itu, surat kabar tersebut hanya menerbitkan sebuah edisi lagi, setelah itu kantor mereka tutup, tanpa memuat permohonan maaf Ketika perwakilan Opus Supremus mendekati manajemen surat kabar tersebut untuk klarifikasi, pihak manajemen Indonesia NewsNet mengatakan bahwa artikel tersebut hanyalah “sensasi tak berdasar” dan “wacana” untuk menarik pembaca, dan mereka siap untuk memuat permohonan maaf resmi jika Opus mau MEMBAYAR sejumlah uang dan MENSPONSORI edisi mereka berikutnya. Setelah protes keras dan penolakan dari pihak Opus untuk menyerah pada pemaksaan dan pemerasan itu, surat kabar tersebut hanya menerbitkan sebuah edisi lagi, setelah itu kantor mereka tutup, tanpa memuat permohonan maaf

Pemerasan Balas dendam pribadi dari mantan konsultan media dari Opus Bertindak mewakili kelompok koruptor untuk melemahkan usaha penanggulangan korupsi oleh Opus Walaupun pemberitaan tersebut telah berlalu sekitar dua tahun, Opus tidak melakukan pendekatan ke pihak pemerintah untuk mencegahnya, karena diyakini bahwa berita pemberitaan tersebut akan berhenti dengan sendirinya. Bagaimanapun, karena faktanya tidak seperti itu, dan masih ada pihak-pihak tak bertanggung jawab yang tetap mempublikasikan kebohongan tak berdasar tersebut, Opus akan mengambil tindakan hukum dengan melapor ke pihak yang berwajib, dan membawa para provokator ke pengadilan. Fakta-fakta:

1. Opus Supremus menikmati dukungan yang sangat baik dan dikenal oleh semua kalangan dalam masyarakat Indonesia.

2. Lebih dari 80% staff dan mantan staff Opus Supremus termasuk ketuanya adalah Muslim Indonesia yang berasal dari Madura, Jawa, Banten dan Palembang dengan keyakinan dan sikap keberagamaan yang kuat.

3. Tidak di Indonesia maupun di luar Indonesia, Opus diasosiasikan dengan Freemason/Zionis atau organisasi sejenisnya.

4. Tak satupun nama atau staff dari Opus Supremus terdaftar dalam Freemason/Zionis atau organisasi sejenisnya.

5. Tak satupun staff dari Opus Supremus secara global yang pernah dituduh atau didakwa dalam berbagai jenis tindak kejahatan.

6. Beberapa orang yang disebut dalam artikel telah meninggal beberapa tahun sebelum artikel tersebut terbit.

7. Opus menghormati hukum di semua negara tempatnya berada dan

kegiatan perusahaannya transparan dalam segala aktivitasnya.

8. Tuduhan yang dipublikasikan dengan maksud pemerasan dan pemaksaan terhadap Opus Supremus menyebabkan sejumlah kerugian.

9. Siapapun yang mempublikasikan kebohongan semacam itu tanpa verifikasi fakta dan data akan dibawa ke pengadilan dan kompensasi dari kerugian yang ditimbulkan akan dituntut.

Langkah kedepan

Opus Supremus telah merestrukturisasi diri dan berfokus pada investasi ekuitas private di Asia Tenggara sebagaimana di Eropa Timur, yang akan menciptakan banyak kesempatan kerja, akan membawa lebih banyak modal dan meningkatkan kesejahteraan banyak keluarga. Indonesia merupakan elemen penting dalam agenda investasi Opus, karena itu, marilah semua pihak mengabaikan segala tuduhan yang penuh kepalsuan dan kesalahan ini.

# posted by Opus Supremus : 10:58 AM

Travel Warning Aparat Asing !

DI KLATEN, MOBIL DIHADANG 3 ORANG; Direktur Sekolah Antiteror Ditembaki

Sejujurnya saya tidak kaget dan tidak ngeri dengan kasus penembakan yang dialami Direktur Sekolah Antiteror Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC), Lester Cross. Boleh saya saya sampaikan itu cuma warning saja...berikutnya bisa dipastikan berupa bom atau minimal peluncur granat yang lebih efektif terhadap mobil-mobil anti peluru. Ketika saya menerima surat yang mengatasnamakan Abu Dujana saya menilai untuk perlu menyampaikannya kepada publik karena nadanya yang cukup serius. Beberapa informasi tambahan semakin menambah keyakinan saya bahwa apa yang diancamkan terhadap aparat asing atau intelijen asing akan terwujud pada saatnya. Kelompok yang menyampaikan informasi kepada Blog I-I benar-benar mengetahui gerakan aparat asing yang resmi, dan mereka terus meningkatkan kewaspadaan terhadap aparat asing yang menyamar.

Sangat mungkin bila kasus yang menimpa Lester Cross yang berkebangsaan Australia itu salah satu realisasinya. Dengan pengalaman nyaris terbunuh oleh tiga orang tak dikenal yang salah seorang di antaranya menembak ke Lester, mudah-mudahan melahirkan kesadaran kepada aparat asing untuk tidak seenaknya di bumi Indonesia Raya.

Juga terbuka kemungkinan bila pelakunya ternyata cuma perampok bersenjata yang kebetulan menduga ada mangsa empuk. Kalo kata Polisi tunggu hasil penyelidikan, tetapi hasil itu nanti setelah direka-reka dengan segala perhitungan situasi dan kondisi silahkan rekan-rekan nilai sendiri mana yang mendekati kebenaran.

Bagi saya sebenarnya sah-sah saja ada kerjasama internasional sesama lembaga penegak hukum, sesama lembaga intelijen, sesama aparat keamanan. Namun diperlukan kecerdasan bagi segenap aparat Indonesia untuk lebih waspada dalam mencermati tindak-tanduk aparat asing. Selain itu, yang lebih penting lagi adalah dalam mengungkap motif-motif tersembunyi yang mengarah pada penghancuran Indonesia Raya. Lebih jauh lagi jangan menjadi cecunguk kepentingan asing yang akan merobek- robek kedaulatan Indonesia Raya, apapun bentuk proyeknya betapapun menggiurkannya dana proyek, serta bagaimanapun manisnya investasi dan bantuan itu, harus berjalan di atas blue print amanat penderitaan rakyat Indonesia Raya.

Ingat kerjasama tidak identik dengan melacurkan diri kepada asing, karena kerjasama dibangun diatas fondasi kesetaraan dalam bentuk partner atau counterpart, saling menghormati. Memang tidak bisa disangkal apabila ada aparat kita yang kebablasan menjadi simpati kepada asing karena disuapi 200-500 dollar per hari atau diberi fasilitas ini dan itu. Bila ada yang kebablasan tentunya menjadi tugas provost atau inspektorat tiap-tiap institusi untuk menyelidikinya.

Kembali pada masalah travel warning aparat asing, saya garis bawahi bahwa travel warning ini benar-benar hanya untuk mereka orang asing yang melakukan kegiatan mata-mata atau yang mengganggu ketentraman rakyat Indonesia. Bagi orang asing yang ingin berwisata menikmati keindahan alam nusantara dan menikmati keelokan budaya Indonesia, maka travel warning ini tidak berlaku.

Catatan : Mas Agus yang baik...terima kasih atas infonya.

Sekian SW Berdasarkan peringatan Intelijen Komuniti maka Blog I-I menghapus Foto Mister Lester dan sejumlah pejabat Polri dalam artikel ini.