Posted by Senopati Wirang / Wednesday, January 25, 2006

Posted by Senopati Wirang / Wednesday, January 25, 2006

Adakah yang suci ? Sekedar merespon pikiran-pikiran negatif yang berterbangan di

sekeliling Blog I-I, saya teringat pesan seorang guru agama yang memberitahukan kepada saya bahwa manusia itu tempatnya kesalahan dan kekeliruan.

Sejak awal saya sudah bercerita tentang lumuran dosa Senopati, dan saya tidak pernah menganggap perjalanan hidup saya bersih. Sungguh sangat sulit menjaga integritas profesi dan ahlak secara bersamaan, misalnya ketika melaksanakan perintah atasan yang bertentangan dengan hati nurani. Hanya satu yang..... Hanya satu yang perlu ditegaskan di sini, bahwa untuk menjadi anjing setia Mossad, CIA, MI6, dll adalah HARAM hukumnya. Disadari atau tidak kerusakan yang disebabkan oleh penghianatan tersebut jauh...jauh lebih besar dari pada pelaksanaan eksekusi Petrus di masa LB berkuasa. Perasaan bersalah setelah menghilangkan nyawa orang saja tidak pernah bisa hilang, apalagi jika kita menyadari bahwa kerusakan yang disebabkan oleh intrik kekuatan politik asing sangat menyengsarakan rakyat, bukan hanya satu dua kematian, tetapi juga dilengkapi oleh kerusakan moral, mental dan kemunduran yang sangat jauh.

Di Timur Tengah, perhatikan bagaimana proses perusakan moral para pejuang Palestina dengan umpan kebebasan seks. Kemudian perhatikan juga sekarang di dunia internet Indonesia sudah berkembang sejumlah Di Timur Tengah, perhatikan bagaimana proses perusakan moral para pejuang Palestina dengan umpan kebebasan seks. Kemudian perhatikan juga sekarang di dunia internet Indonesia sudah berkembang sejumlah

Indonesia Raya semakin tidak bermoral. Kembali pada respon saya pribadi, saya bukan orang suci walaupun saya paham operasi CIA dan MOSSAD. Di unit kecil saya dulu adalah yang pertama kali punya akses majalah Playboy dan sejumlah terbitan kenikmatan seks lainnya. Siapa yang membawa itu semua? tentu saja guru-guru intel dari Amerika. Begitu banyak teknik untuk menyenangkan para Senopati untuk berkiblat dan bersahabat dengan intel asing. Pada tahapan tertentu upaya-upaya merekrut lebih jauh juga terjadi. Karena saya tahu tentang MOSSAD tidak berati lantas bisa dituduh telah mencapai level Katsa seperti Victor Ostrovsky. Beberapa pembaca tentunya tertawa terbahak-bahak melihat kedangkalan pembahasan tentang operasi Mossad di Indonesia. Sejak awal saya juga tidak mengharapkan adanya kepercayaan pada sosok pribadi Senopati Wirang. Bahkan saya pernah menyatakan jangan percaya siapapun.

Kembali pada pesan guru agama di awal tulisan ini, bahwa kekeliruan kita di masa lalu bisa diperbaiki dengan memperbaiki diri sendiri dan itulah sesungguhnya perjalanan mencari jati diri sebelum kematian datang. Sebuah upaya perbaikan tanpa henti. Coba tutuplah mata rekan-rekan dan rasakan siapa sesungguhnya musuh NKRI, rasakan komentar-komentar orang-orang penting di Republik ini apakah pro-rakyat atau tidak. Perhatikan gaya hidup hedonisme-liberal dan liar dari sebagian elit di negara ini, rasakan apakah mereka pernah menangis di tengah malam melihat sakitnya hati rakyat Indonesia.

Perhatikan bagaimana proses penggadaian kekayaan negara, tanah air Indonesia ke tangan globalisasi ekonomi. Perhatikan hilangnya identitas nasionalisme Indonesia, lunturnya kecintaan tanah air.

Semua warga negara Indonesia yang ikut kepanduan (Pramuka) pada masa pendidikan dasar atau menengah mungkin pernah menangis ketika menyanyikan lagu Bagimu Negeri karya Kusbini. Padamu Negeri Kami Berjanji Padamu Negeri Kami Berbakti Padamu Negeri Kami Mengabdi Bagimu Negeri Jiwa Raga Kami

Tetapi saya serahkan semua itu ke nurani semua rekan-rekan dan pembaca Blog I-I. Saya masih bisa menangis ketika menuliskan ini. Senopati Wirang

Posted by Senopati Wirang / Friday, March 09, 2007