Perjalanan Sunyi

Perjalanan Sunyi

Cukup lama saya meninggalkan rumah Blog I-I, tampak ada kekhawatiran dari sebagian rekan-rekan yang bertanya-tanya baik langsung melalui e- mail maupun dalam shoutbox. Maaf karena saya sedang menempuh perjalanan sunyi ke beberapa check point sendi-sendi penopang Indonesia Raya.

Informasi paling penting yang saya peroleh adalah bahwa pertarungan antar intel di dalam NKRI cukup berbahaya karena sudah mengarah pada "segala cara". Mengapa saya katakan antar intel, saya kira rekan senior, mantan dan mereka yang aktif cukup mahfum dengan maksud saya.

Sejumlah isu besar dan kecelakaan yang terjadi di bumi pertiwi terbukti jelas sebagai bagian dari perang intel. Operasi demi operasi yang menjurus pada penciptaan kondisi tertentu terus bergulir.

Saya ingin menyampaikan early warning kepada intelijen aktif Kepolisian, BAIS TNI, maupun BIN bahwa yang rekan-rekan hadapi adalah mereka yang faham metode operasi rekan-rekan.

Memang kesimpulan-kesimpulan di Media Massa tentang sejumlah isu yang menarik perhatian masyarakat telah mengarah pada pengungkapan skenario kelompok tertentu. Namun karena kepentingan menjaga "keadaan", hanya disampaikan indikasi-indikasi kewaspadaan nasional. Sebut saja misalnya peranan intelijen asing, seharusnya akan lebih tepat Memang kesimpulan-kesimpulan di Media Massa tentang sejumlah isu yang menarik perhatian masyarakat telah mengarah pada pengungkapan skenario kelompok tertentu. Namun karena kepentingan menjaga "keadaan", hanya disampaikan indikasi-indikasi kewaspadaan nasional. Sebut saja misalnya peranan intelijen asing, seharusnya akan lebih tepat

Memang penghianatan intelijen dalam negeri tersebut terjadi karena bertemunya kepentingan semata. Namun tetap saja akibatnya menyengsarakan rakyat, sehingga untuk memperkuat organisasi, operasi, dan penegakkan hukum sudah tidak bisa ditawar lagi. Hilangkan semua ewuh pakewuh sesama intel, penghianat harus dimatikan/dibersihkan dari bumi pertiwi...betapapun kuatnya sang penghianat.

Semua berteriak demi bumi pertiwi Indonesia Raya, tetapi para penghianat berteriak lantang dalam tujuan yang berbeda...kekuasaan dan uang.

Hampir semua kasus yang "aneh" dan terjadi dalam waktu yang relatif cepat menjadi ajang perang antar intel. Sikap unsur pimpinan negeri Indonesia Raya saat ini yang sangat berhati-hati telah memberikan ruang yang terlalu luas kepada unsur-unsur penghianat.

Mohon maaf kepada segenap unsur intelijen yang sedang bertarung, mohon buka mata buka hati dan lihatlah terperosoknya perjalanan bangsa dalam lubang kebingungan yang menyebabkan stagnasi pembangunan. Sudahlah akhiri perbedaan yang ada demi persatuan dan kesatuan, hentikan segala keangkuhan bahwa masing-masing merasa begitu hebatnya sehingga bisa mempengaruhi laju perjalanan bangsa Indonesia.

Seperti pernah saya ungkapkan dalam tulisan-tulisan sebelumnya, intelijen asing seperti RD Malaysia, CIA, atau Mossad sekalipun hanya cukup memanfaatkan keadaan yang sudah matang di tanah air tercinta Indonesia Raya. Kita menjadi lupa bahwa banyak sendi-sendi kebangsaan yang menjadi semakin rapuh manakala kepentingan kelompok lebih dominan daripada nilai-nilai normatif kebangsaan dalam persatuan Indonesia Raya.

Perjalanan Sunyi Senopati telah melalui relung-relung kejahatan dunia intelijen yang membiarkan lahirnya kekuatan paramiliter di dunia bisnis ditengah Ibu Kota Jakarta.

Perjalanan Sunyi Senopati telah melalui gelapnya ruang operasi tangan- tangan pengendali perjalanan bangsa Indonesia.

Perjalanan Sunyi Senopati telah menyaksikan berhamburannya uang rakyat dalam praktek korupsi yang semakin canggih dan halus, serta membuktikan masih efektifnya cara-cara penyelesaian non-hukum.

Perjalanan Sunyi Senopati melintasi ruang orang-orang terhormat yang degil dan tidak peduli pada nasib rakyat. Malahan masih banyak yang gelap mata menikmati uang rakyat tanpa rasa bersalah seperti yang Senopati lihat dari sosok terhormat di Washington D.C.

Sayang Senopati sudah terlalu lemah untuk melakukan sesuatu yang berarti bagi masa depan bangsa Indonesia. Mudah-mudahan akan lahir Senopati-senopati handal yang berani, tegas, dan peduli pada nasib bangsa Indonesia Raya.

Maaf, tulisan ini sama sekali tidak menyentuh fakta-fakta kasus yang bisa dipergunakan di depan hukum. Meskipun demikian, mudah-mudahan cukup menjadi bahan pemikiran rekan-rekan yang juga menyaksikan, merasakan, dan mendengar hal-hal yang serupa dalam perjalanan sunyi rekan-rekan Blog I-I.

Perjalanan yang menjadi sunyi karena kita seperti seorang diri dalam kepiluan hati dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Sekian