Sebuah Catatan Untuk Gerakan Kiri Indonesia

Sebuah Catatan Untuk Gerakan Kiri Indonesia

Reaksi rekan-rekan Blog I-I terhadap artikel Kiri oh Kiri ternyata begitu luar biasa. Ada yang menganggap saya simpati terhadap pemikiran Marxisme, ada yang memberikan saya cap komunis, dan tidak sedikit yang bersikap sebaliknya yaitu justru memuji dan bahkan ada meminta analisa komprehensif soal pemikiran kiri Indonesia dan potensi gerakan kiri Indonesia. Sayangnya sikap-sikap tersebut tidak disampaikan secara terbuka ke Blog I-I ataupun diungkapkan melalui shoutbox. Karena akan terasa lebih nyata dan menghidupkan diskusi di Blog I-I. Saya tidak akan menjawab e-mail rekan-rekan Blog I-I satu per satu. Oleh karena itu saya tuliskan sebuah pandangan singkat yang mungkin bisa mencakup seluruh komentar, pertanyaan, dan respon rekan-rekan Blog I-I.

Baiklah....begini pandangan saya.... Secara psikologis masyarakat Indonesia masih banyak yang mudah dipengaruhi karena tingkat intelektualitas yang relatif rendah dan sikap mental penakut sebagai akibat dari intimidasi berkepanjangan sejak zaman penjajahan. Sangat jarang kita bisa menemukan sosok manusia Indonesia yang idealis dan berani serta yakin akan prinsip-prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara. Kondisi tersebut diperparah oleh mayoritas sikap kelompok elit pimpinan yang cenderung tidak memiliki jiwa pengorbanan untuk rakyat. Ide-ide seperti Satrio Piningit dan Ratu Adil merupakan sebuah bentuk fantasi harapan dari jeritan rakyat yang mendambakan kepemimpinan yang sungguh-sungguh mengayomi rakyat. Fakta bahwa tidak sedikit pemimpin Indonesia yang bermental pemeras, Baiklah....begini pandangan saya.... Secara psikologis masyarakat Indonesia masih banyak yang mudah dipengaruhi karena tingkat intelektualitas yang relatif rendah dan sikap mental penakut sebagai akibat dari intimidasi berkepanjangan sejak zaman penjajahan. Sangat jarang kita bisa menemukan sosok manusia Indonesia yang idealis dan berani serta yakin akan prinsip-prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara. Kondisi tersebut diperparah oleh mayoritas sikap kelompok elit pimpinan yang cenderung tidak memiliki jiwa pengorbanan untuk rakyat. Ide-ide seperti Satrio Piningit dan Ratu Adil merupakan sebuah bentuk fantasi harapan dari jeritan rakyat yang mendambakan kepemimpinan yang sungguh-sungguh mengayomi rakyat. Fakta bahwa tidak sedikit pemimpin Indonesia yang bermental pemeras,

Perlu dicatat bahwa proses kooptasi berbagai gerakan politik di Indonesia juga berjalan seiring dengan kepentingan para pemilik modal dan orang-orang yang punya "kuasa". Proses tersebut telah melemahkan gairah dinamika gerakan civil society. Akibatnya terjadi lagi aliansi- aliansi gerakan yang cenderung menjadikan gerakan civil society dibawah kepentingan tertentu, misalnya untuk kepentingan tokoh tertentu, untuk kepentingan partai tertentu, untuk kepentingan pemberi donor, untuk kepentingan asing, bahkan tidak sedikit yang bergerak untuk kepentingan intelijen asing.

Melihat kondisi tersebut, diperlukan sebuah pemikiran yang kuat dan matang yang bisa diadaptasikan ke dalam situasi kongkrit rakyat Indonesia. Apabila kita berpijak pada pandangan Marxisme dalam varian

apapun perlu dilakukan proyek besar penelitian tentang sikap rakyat Indonesia terhadap pemikiran Karl Marx, minimal berupa survei yang bisa mewakili penyebaran penduduk Indonesia. Saya jamin, bila tiba-tiba dilakukan survei semacam itu saat ini jawabnya akan negatif, yaitu banyak rakyat Indonesia yang tidak paham tentang itu. Sesungguhnyalah hal yang sama juga menimpa pemikiran liberal dan neo-liberal. Semua saat ini sangat tergantung pada media massa dan gerakan-gerakan politik oportunis yang bersliweran. Oleh karena itu perlu dilakukan proses conditioning berupa pendidikan politik, propaganda, serta penjelasan- penjelasan sederhana yang bisa dimengerti. Satu hal vital yang perlu dicapai selama proses tersebut adalah penciptaan sebuah varian khas rakyat Indonesia dalam pola pikir filsafat kiri, sebuah contoh baik misalnya faham Marhaenisme yang sebenarnya saya pernah ikut menggodoknya sebelum dipopulerkan oleh Bung Karno. Sebuah proyek besar yang juga sukses adalah RRC dengan pemikiran Mao dan Deng dan kemudian disempurnakan oleh Jiang dalam sebuah proses panjang menciptakan sosialisme ala China. Saya yakin tidak banyak yang tahu sel- sel khusus yang diciptakan oleh ketiga tokoh besar China tersebut. Sel- sel analis intelijen RRC telah melakukan penelitian serius tentang kondisi nyata rakyat China mulai dari filsafat sampai ke persoalan sehari-hari. Bagaimana terjadi sinergi gerakan tani sebagai pengganti buruh ala Mao, dilanjutkan oleh pragmatisme sosialis Deng dengan memasukkan unsur kapitalisme serta bagaimana terjadi sinergi dari ajaran Konfusianisme ke dalam pandangan sosialisme ala China yang digagas Jiang tentunya bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia. Satu hal yang sangat penting adalah kesemua itu digagas dan dilaksanakan untuk the greater China.

Ketika muncul ide-ide sosialisme-Islam, saya lihat masih terlalu dangkal dan kurang progresif. Ketika anak-anak muda LMND, akatiga, PRD, milist marxisme, serial, kelompok diskusi rumah kiri, serikat buruh, dll saya melihat tercerai berainya pemikiran kiri yang cenderung mengarah pada pola elitisme dan ego yang mengakibatkan kurangnya perhatian pada penguatan pondasi pemikiran khas kiri Indonesia yang bisa diterima luas yang juga diiringi oleh proses propaganda dan agitasi yang cerdas.

Basis-basis yang sudah baik di Medan, Riau, Bandung, dan Jakarta seharusnya bisa menjadi pionir dalam memperbaiki lemahnya argumentasi dan memperbesar pengaruh gerakan.

Saya melihat tidak banyak aktivis kiri yang berani mengambil inisiatif pendekatan dengan kalangan militer, intelijen, polisi dan lembaga berpengaruh lainnya dalam sebuah proses penggodokan konsep pemikiran dan gerakan kiri khas Indonesia. Sebuah diskusi intensif sebenarnya sangat perlu karena sesungguhnya musuh gerakan kiri Indonesia adalah kapitalisme global dengan dukungan kalangan radikal neo-liberal.

Sebagai sebuah peringatan kecil, bahwa pasca berantakannya gerakan radikal teror, gerakan kiri kembali menjadi sasaran apabila tidak segera berbenah diri dengan tampilan sebagai pembela jeritan rakyat Indonesia. Hal penting yang sangat vital bagi sebuah gerakan idealisme adalah simpati yang besar dan luas dari rakyat.

Semoga bisa bermanfaat. Kepada rekan-rekan aparat keamanan perlu saya tegaskan bahwa segala potensi rakyat dari kalangan manapun seharusnya tidak diberangus secara sewenang-wenang. Diperlukan langkah-langkah strategis untuk masa depan Indonesia. Saat ini yang sedang menjerumuskan bangsa Indonesia adalah para kapitalis yang serakah dan tidak mau berkorban untuk rakyat Indonesia. Kondisi terebut menjadi mungkin karena pemerintah selalu terbelenggu oleh tarik ulur kekuatan-kekuatan politik dan pemiliki modal yang juga diperparah oleh intervensi asing yang berlebihan.

Sekian, mohon koreksi bila ada kekeliruan

Posted by Senopati Wirang / Wednesday, January 10, 2007