Bush Bush Bush

Bush Bush Bush

Sebenarnya saya agak malas membahas masalah kunjungan Presiden Bush ke Indonesia. Kontroversi figur Bush sudah berkarat dan sulit untuk diletakkan dalam posisi yang benar-benar obyektif. Pro-kontra yang dilandasi oleh sikap politik, hati nurani, dan kepentingan sudah begitu jelasnya tertulis dalam berita-berita nasional maupun internasional.

Bicara manfaat dan ketidakmanfaatan kunjungan Bush sungguh sangat relatif tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Semua pihak tentu memiliki alasan yang tidak dibuat-buat, karena fakta dan informasi terbuka dapat kita baca dimana-mana.

Faktor kuat yang mendorong saya menulis tentang kunjungan Bush adalah pembicaraan dalam Rapat Terbatas (Ratas) bidang Polhukam, di kantor Menteri Polhukam, Jakarta, Sabtu 18 November kemarin. Beberapa point penting yang dibuka kepada media massa, antara lain:

1. Badan Intelijen Negara (BIN) menilai aksi terorisme oleh kelompok Noordin M Top masih menjadi ancaman kunjungan Presiden Amerika Serikat George W Bush ke Indonesia.

2. Menkopolhukam Widodo AS menyatakan prosedur pengamanan kedatangan Bush didasarkan pada hasil analisa intelijen tentang adanya ancaman-ancaman tertentu.

3. Menkopolhukam Widodo AS juga menegaskan, Pemerintah sangat menghormati kebebasan setiap warga negara untuk 3. Menkopolhukam Widodo AS juga menegaskan, Pemerintah sangat menghormati kebebasan setiap warga negara untuk

pendapatnya. Namun, ia mengingatkan pemerintah tidak akan mentolerir orang-orang yang melakukan aksi anarkis saat unjuk rasa.

mengeluarkan

4. Menkopolhukan Widodo AS juga mengatakan pengamanan terhadap Bush dan rombongan tidak berlebihan karena sesuai dengan prosedur serta kondisi yang berkembang di lapangan.

Apa yang menyedihkan dari pernyataan-pernyataan di atas adalah bahwa upaya pembenaran pengamanan super ketat dengan dana besar tersebut tidak benar-benar didukung oleh kejujuran data intelijen yang akurat.

Data intelijen sama sekali tidak menunjukkan indikasi-indikasi seperti yang disebutkan para petinggi keamanan tersebut. Apakah metode gertakan dan pembodohan rakyat masih efektif? Kondisi organisasi teroris yang agak berantakkan saat ini seharusnya tidak dijadikan alasan pembenaran pengamanan Bush. Terus terang saja dengan tegas, bahwa pengamanan Bush memang dilakukan ekstra ketat untuk mencegah terjadinya insiden sekecil apapun yang akan merusak hubungan RI-AS. Bukankah akan sangat merugikan dengan tetap memelihara citra Indonesia dibawah bayang-bayang ancaman teror bom dari kelompok Noordin M Top, lagi pula M Top bukan ahli Bom melainkan tukang rekrut yang pandai menipu, menjerumuskan dan merayu dengan topeng agama. Sementara

pernyataan-pernyataan Menkopolhukam semakin mempertegas pembenaran kebijakan pengamanan terhadap Bush.

Saya tidak bermaksud menentang kebijakan pengamanan Bush. Saya pikir siapapun presidennya akan berpikir keras bagaimana mengamankan Bush Saya tidak bermaksud menentang kebijakan pengamanan Bush. Saya pikir siapapun presidennya akan berpikir keras bagaimana mengamankan Bush

Kepada pemerintah, hentikanlah propaganda pembodohan yang ditujukan untuk pembenaran kebijakan apapun di masa mendatang.

Sedikit catatan pribadi dari saya :

1. Kesempatan untuk bargaining kepentingan nasional Indonesia terbuka luas dalam pertemuan tanggal 20 November 2006. Rencana agenda pembicaraan tentang masalah sosial, pendidikan, kesehatan, dan perdagangan jangan sampai menjadi hiasan belaka.

2. Bush mungkin akan membicarakan masalah HAM, berhati-hatilah dalam memberikan jaminan dan janji. Hal ini akan menjadi makanan empuk House of Representatives dan Kongres AS yang membidangi masalah HAM dan luar negeri.

3. Bush mungkin akan menyinggung dengan serius soal Lebanon. Jangan terprovokasi dengan informasi yang mengatakan bahwa pasukan UNIFIL termasuk asal Indonesia akan menjadi target teror kelompok-kelompok yang bertikai di Lebanon. Diperoleh informasi bahwa dalam waktu tiga bulan ke depan, akan mulai ada "pemanasan" suasana di Lebanon yang disebabkan oleh aksi teror dari kelompok- kelompok yang tidak jelas. Bisa ditanyakan ke BAIS TNI tentang isu-isu pasukan UNIFIL yang akan menjadi target teror.

4. Bush mungkin akan mencoba melakukan briefing masalah keamanan dunia dan Asia dikaitkan dengan terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap dalam Dewan Keamanan PBB. Terima saja tawaran informasinya, tetapi dipertimbangkan lagi dengan hati-hati.

5. Kebijakan perang melawan teror masih bertahan dalam politik luar negeri AS.

6. Demonstrasi di dalam negeri masih wajar sebagai bentuk ekspresi "rasa tidak senang" sebagian publik Indonesia pada sosok Bush, bukan pada bangsa AS.

7. Apabila komunikasi antara koordinator, pengawas demonstran dan aparat berjalan baik selama demo, kemungkinan anarkisme sangat kecil untuk terjadi.

Sekian

Posted by Senopati Wirang / Sunday, November 19, 2006