Ambon Manise RMS Pahite

Ambon Manise RMS Pahite

Intelijen kecolongan, lemah, loyo, gagal, harus dievaluasi, harus bertanggung jawab, dst...dst...dst. Intel oh intel...begitulah pandangan sejumlah pengamat yang tiba-tiba menjadi ahli.

Begitulah jadinya bila terjadi sesuatu yang "luar biasa" yang terkait dengan peranan intelijen untuk memberikan peringatan dini atas potensi terjadinya peristiwa yang mengancam NKRI. Peristiwa "luar biasa" yang dimaksud di atas adalah sbb: Pada 29 Juni 2007 dalam peringatan Hari Keluarga Nasional ke-14 di lapangan Merdeka Ambon, Jalan Pattimura, Ambon, terjadi sebuah peristiwa langka pertunjukkan tarian perang (cakalele) dan pengibaran bendera Republik Maluku Selatan (RMS) oleh sekitar puluhan, eh tepatnya 40-an, eh cuma 30-an, eh lolos 2 jadi 28, eh daftar namanya cuma ada 27 orang (Yoyo Teterissa koordinator, Nus Malawauw, Seli Malawauw, Johni Sinay, Sias Sinay, Yakobis Sinay, Melki Sinay, Johni Riry, Merky Riry, Curlis Riry, Mercy Riry, Stevi Saiya, Merky Saiya, Piter Saiya, Bobi Saiya, Ruben Saiya, Johanis Saiya, Frejohn Saiya, Johni Saiya, Yoyo Saiya, Elfana Saiya, Marten Saiya, Abraham Saiya, Tete Akihary, Leko Mendrik, Samuel Hendrik, Ferdinand Rajawaru, Piter Yohanis, kemudian ditambah raja beta (kepala desa) Hutumuri jadi 28 lagi.

TNI sangat hati-hati merespon peristiwa di atas, Polri menganggap itu bukan kecolongan, BIN masih diam seribu bahasa. Apa sesungguhnya yang TNI sangat hati-hati merespon peristiwa di atas, Polri menganggap itu bukan kecolongan, BIN masih diam seribu bahasa. Apa sesungguhnya yang

Mengapa demikian? Karena modusnya bukan semata-mata soal menunjukkan kepada dunia bahwa RMS masih ada, tetapi lebih kepada memancing reaksi keras pemerintah serta mempekeruh suasana politik nasional dan lokal. Permainan cantik Polisi dalam mengusir dan mengamankan para pelaku tampaknya tidak bisa berlanjut di ruang interogasi...sayang sungguh sayang. Media massa sudah memberikan gambaran babak-belurnya sejumlah pelaku. Sayang Blog I-I tidak sempat menyampaikan kepada SBY bahwa reaksi terbaik atas insiden Lapangan Merdeka Ambon adalah anggap saja sebagai riak kecil kekecewaan sekelompok kecil saudara kita di Ambon. Tidak perlu takut ataupun merasa kewibawaan menurun, mereka yang berdemonstrasi itu masih dalam status hukum warga negara Indonesia, maka sayangilah secara bijaksana dengan memberikan pembinaan. Bisa jadi hal ini merupakan isyarat bahwa masih ada potensi persoalan yang belum tuntas.

Kemudian tugaskan intelijen dan aparat keamanan yang prfesional untuk investigasi mencari akar persoalan, bukan mencari kesalahan semata. Demikianlah konsep penanganan yang lebih baik serta tidak menciderai kewibawaan. Kewibawaan bukan berasal dari penghormatan semata, tetapi lahir dari perilaku dan kebijakan yang sungguh-sungguh memperhatikan jeritan rakyat. Perhatikan bagaimana ketika anda (SBY) berkunjung ke Lapindo, bukankah anda tidak menyentuh keseluruhan persoalan, sehingga masih ada kelompok yang berdemonstrasi dan tangisan anda menjadi semu karena lawan-lawan anda segera melakukan politisasi.

Catatan Intelijen Blog I-I

1. Insiden Lapangan Merdeka Ambon adalah hal biasa dan tidak menciderai kewibawaan Presiden. Langkah kongkrit yang perlu ditempuh adalah langkah persuasif mencari akar persoalan yang masih menjadi landasan gerakan RMS. Hindari sikap represif, apalagi penyiksaan.

2. Pihak-pihak yang berteriak lantang bahwa kewibawaan Presiden jatuh akibat insiden Lapangan Merdeka Ambon adalah mereka yang merasa "pintar" serta berparadigma sistem kerajaan ala Orde Baru yang bersifat menghancurkan setiap elemen masyarakat yang bersebrangan dengan pemerintah Indonesia Raya. Secara khusus Blog I-I menyatakan kekecewaan yang sangat mendalam kepada tokoh-tokoh pimpinan PDI-P yang secara serempak mengeluarkan pernyataan yang mirip-mirip, 2. Pihak-pihak yang berteriak lantang bahwa kewibawaan Presiden jatuh akibat insiden Lapangan Merdeka Ambon adalah mereka yang merasa "pintar" serta berparadigma sistem kerajaan ala Orde Baru yang bersifat menghancurkan setiap elemen masyarakat yang bersebrangan dengan pemerintah Indonesia Raya. Secara khusus Blog I-I menyatakan kekecewaan yang sangat mendalam kepada tokoh-tokoh pimpinan PDI-P yang secara serempak mengeluarkan pernyataan yang mirip-mirip,

3. Blog I-I juga sangat kecewa dengan respon SBY selaku Presiden yang sangat mudah ditebak dan memang sudah diperkirakan oleh aktor intelektual insiden Lapangan Merdeka. Cobalah untuk lebih rileks (tidak tegang), sabar (tidak grusa-grusu), serta bijaksana (taktis dan diplomatis) dalam memberikan respon yang kelihatan publik. Sementara itu perhatikan keseluruhan peristiwa itu secara utuh dalam rangkaian kegiatan yang hanya bisa dirancang secara khusus. Niscaya hanya dengan memejamkan mata, anda bisa melihat siapa musuh sesungguhnya. Jangan pula cepat termakan oleh apa-apa yang terlihat di depan mata. (Mohon maaf, Blog I-I tidak bisa menuliskan fakta-fakta secara lebih jelas lagi karena hanya akan mempercepat pecahnya konflik yang lebih besar).

4. Intelijen Indonesia telah melakukan tugasnya sebatas wewenang yang diberikan oleh hukum. Tuntutan macam-macam berupa mundurnya pimpinan baik dari kalangan TNI, Polisi, maupun BIN yang bertanggung jawab di wilayah Ambon adalah bumbu penyedap politik nasional. Silahkan dipertimbangkan secara matang dan tidak emosional serta hanya mengikuti desakan kelompok tertentu belaka. Pihak-pihak yang secara langsung mengeluarkan tuduhan diharapkan bisa berkata berdasarkan fakta dan bukan cuma asal menuntut profesionalitas kinerja 4. Intelijen Indonesia telah melakukan tugasnya sebatas wewenang yang diberikan oleh hukum. Tuntutan macam-macam berupa mundurnya pimpinan baik dari kalangan TNI, Polisi, maupun BIN yang bertanggung jawab di wilayah Ambon adalah bumbu penyedap politik nasional. Silahkan dipertimbangkan secara matang dan tidak emosional serta hanya mengikuti desakan kelompok tertentu belaka. Pihak-pihak yang secara langsung mengeluarkan tuduhan diharapkan bisa berkata berdasarkan fakta dan bukan cuma asal menuntut profesionalitas kinerja

5. Telah beredar berbagai macam analisa dari pengamat maupun politisi yang membuat citra intelijen sedemikian buruknya, namun kita bisa membaca secara hati-hati mana yang obyektif dan mana yang cuma memanaskan suasana.

6. Blog I-I memantau secara khusus peristiwa ini, sehingga bisa menuliskan catatan ini. Terima kasih kepada pihak-pihak yang segera mengirimkan berita lengkap kepada Blog I-I. -------------------

Catatan tambahan: Sampai malam ini, isu peranan CIA dan MI6 dalam insiden Lapangan Merdeka Ambon terlihat masih prematur. Namun kemungkinan ini tidak diboleh ditutup, hal ini bisa menjadi tugas khusus kontra spionase Intelijen Indonesia. Bisa dimulai misalnya dengan mencermati pola-pola hubungan tokoh RMS dengan CIA yang telah terkumpul dengan baik. Pihak-pihak yang merasa keheranan bagaimana mungkin terjadi sekelompok penari cakalele yang tidak ada dalam daftar acara bisa masuk ke lapangan sebaiknya tidak perlu terlalu heran. Apakah 1000 dollar cukup untuk membuka jalur, jangankan CIA...Blog I-I juga sanggup untuk melakukan hal-hal ringan semacam itu. Kita masih di Indonesia kan? begitu seloroh kebanyakan agen CIA yang mulai over confident. Sekian

Posted by Senopati Wirang / Friday, June 29, 2007