Posted by Senopati Wirang / Tuesday, September 04, 2007

Posted by Senopati Wirang / Tuesday, September 04, 2007

"Indonesia Pecah" Begitulah kira-kira judul buku yang berusaha menarik perhatian publik tentang pentingnya NKRI. Djuyoto Suntani sang penulis memiliki latar belakang yang cukup unik dan mulai naik daun setelah gagasan World Peace Gong atau Gong Perdamaian Dunia pada era pemerintahan Megawati mendapat tempat dan dipromosikan secara spektakuler bukan

saja di Indonesia melainkan juga ke mancanegara dan rencana ambisius untuk menggemakan gong perdamaian dunia ke berbagai penjuru bumi patut kita hargai.

Terima kasih atas informasi rekan-rekan Blog I-I yang memberikan data- data lumayan lengkap sehingga bisa tersusun dalam tulisan ini.

Bagaimana Blog I-I melihat perkiraan "Indonesia Pecah"?

Hal yang pertama sekali harus kita cermati dalam melihat sebuah perkiraan adalah pada akurasi data-data, kedalaman analisa serta pemaknaan dan tujuan dibuatnya sebuah perkiraan. Dalam dunia intelijen dimanapun di dunia ini dikenal istilah prediction of the future atau future trends yang dalam bahasa Indonesia lebih akrab dengan istilah perkiraan keadaan di masa mendatang atau dipersingkat menjadi perkiraan keadaan (kirka).

Indonesia Pecah adalah thesis lama menjelang kejatuhan mantan Presiden Suharto yang secara progresif beredar di kalangan akademisi Indonesia Pecah adalah thesis lama menjelang kejatuhan mantan Presiden Suharto yang secara progresif beredar di kalangan akademisi

Bagi Blog I-I, mengemukakan kembali argumentasi Indonesia Pecah sah- sah saja bila dilandasi oleh kearifan niat untuk mengingatkan segenap warga Indonesia Raya untuk menyadari bahwa tetap berada dalam payung Republik Indonesia adalah pilihan yang logis dan menguntungkan. Hal itu bukan saja dari sisi kesamaan cita-cita membangun Indonesia Raya melainkan juga karena keyakinan adanya jaminan hukum dan politik yang tidak akan lagi memarjinalkan salah satu kelompok hanya karena perbedaan. Bhinneka Tunggal Ika harus benar-benar mewujud dalam perilaku dan keadaan yang terjamin yaitu dimana perbedaan itu terikat dalam satu cita-cita yang kuat membangun Indonesia Raya. Karena toh itu semua akan menguntungkan segenap warga negara. Perilaku dan kebijakan yang diskriminatif serta berbagai macam ketidakadilan harus segera disingkirkan, apalagi soal kesewenang-wenangan dan korupsi, Bagi Blog I-I, mengemukakan kembali argumentasi Indonesia Pecah sah- sah saja bila dilandasi oleh kearifan niat untuk mengingatkan segenap warga Indonesia Raya untuk menyadari bahwa tetap berada dalam payung Republik Indonesia adalah pilihan yang logis dan menguntungkan. Hal itu bukan saja dari sisi kesamaan cita-cita membangun Indonesia Raya melainkan juga karena keyakinan adanya jaminan hukum dan politik yang tidak akan lagi memarjinalkan salah satu kelompok hanya karena perbedaan. Bhinneka Tunggal Ika harus benar-benar mewujud dalam perilaku dan keadaan yang terjamin yaitu dimana perbedaan itu terikat dalam satu cita-cita yang kuat membangun Indonesia Raya. Karena toh itu semua akan menguntungkan segenap warga negara. Perilaku dan kebijakan yang diskriminatif serta berbagai macam ketidakadilan harus segera disingkirkan, apalagi soal kesewenang-wenangan dan korupsi,

Persoalannya kemudian adalah apakah tepat bila kita memandang secara negatif masa depan Indonesia dengan argumentasi-argumentasi yang menggriring paa lahirnya kekhawatiran publik tentang pecahnya Indonesia. Blog I-I termasuk yang tidak menyarankan bagi segenap warga bangsa Indonesia untuk pesimis dan serba ketakutan dalam melihat masa depannya. Kita bukan lagi sekelompak manusia bodoh yang terus-terusan bisa diancam oleh hasutan-hasutan pemikiran yang justru memperkuat dan memperbesar perbedaan, apalagi bila ada tambahan pendekatan setengah magis tentang suratan Tuhan bahwa sejarah berulang dalam waktu tertentu. Sesungguhnya manusia sanggup untuk menjadi besar hanya dengan cita-cita dan impian yang besar pula, bila masa lalu menjadi hantu seperti dalam sebagian kosmologi tradisional Indonesia khususnya di tanah jawa ini, maka kemajuan tidak akan pernah bisa dicapai.

Lelah...sungguh lelah bila kepala kita dipenuhi oleh angan-angan ketakutan ah..nanti Indonesia pecah jadi sekian jadi sekian. Akan lebih positif apabila kita memiliki angan-angan kemajuan Indonesia Raya yang kuat dan bersatu padu dalam kerangka atau landasan yang disepakati bersama. Kita membangun demokrasi yang kuat, kita membangun sistem hukum yang kuat, kita angan-angankan bahwa para koruptor pasti kena hukuman...yah setidaknya kalau lepas dari hukuman dunia, hati seorang koruptor tidak akan pernah tenang, belum lagi bila kita meyakini adanya neraka sebagai tujuan akhir para penjahat.

Dari sisi kewaspadaan, Blog I-I masih melihat adanya hubungan yang kuat dalam thesis Indonesia Pecah dengan kembalinya sistem yang otoriter militeristik. Meskipun dengan prasangka baik Blog I-I tetap menganggap thesis Indonesia Pecah sebagai peringatan, namun bila dpelintir dalam tujuan tertentu maka, mekanisme kendali yang tersentral tampaknya akan lebih dominan, betapapun ilmiahnya pendekatan dalam mencegah pecahnya Indonesia, maka penguatan sektor keamanan dan pertahanan akan dominan. Mengapa kita tidak berpikir sebaliknya, yaitu dengan meyakini bahwa Indonesia di tingkat rakyat akar rumput sudah terbiasa dengan perbedaaan misalnya dalam kasus pemilihan kepala desa yang sudah berlangsung demikian lama jauh sebelum reformasi dimulai. Perbedaan itu tidak sama sekali mendorong perpecahan karena bersama- sama dalam kekuatan Indonesia Raya jelas lebih menguntungkan. Mengapa Blog I-I mencurigai thesis Indonesia Pecah? Hal itu didukung oleh adanya informasi bahwa pihak-pihak menggagas ide Indonesia Pecah memiliki hubungan dengan kelompok Cendana. Silahkan rekan-rekan Blog I-I selidiki sendiri. Apakah Indonesia pecah akan menjadi legitimasi kebijakan yang setback, ataukah secara positif disikapi dengan kehati- hatian dalam mengelola negara tentu kembali ke pimpinan nasional kita. Sekian SW Posted by Senopati Wirang /Sunday, December 30, 2007

saya link salah satu sumber terbuka yang dikirim oleh rekan Blog I-I yaitu dari GATRA