Refleksi Tahun 2007Masehi / 1428 Hijriah

Refleksi Tahun 2007Masehi / 1428 Hijriah

Tahun ini, Blog I-I sudah 2 tahun eksis dalam dunia maya, dan sepanjang masa-masa yang telah dilalui Blog I-I sudah berkali-kali mendapat peringatan keras, dan saya sadar betul resiko yang ada. Masih eksisnya Blog I-I bukan karena saya masih menyimpan banyak cerita yang lebih sensitif menyangkut kebusukan dunia politik dan keamanan, namun disebabkan kemalasan digelarnya operasi untuk melumpuhkan saya. Namun fakta bahwa penghianat bangsa yang sejak lama memiliki power di bumi pertiwi ini masih saja bercokol di pusat-pusat kekuasaan telah membuat saya semakin lemah untuk bertahan. Tentunya berbagai kekuatan yang mengintip Blog I-I terus meraba-raba dan mencari tahu jaring Blog I-I yang bila ditelusuri via internet akan terlihat kecil, namun bila saya beberkan akan membuat pihak-pihak yang memusuhi Blog I-I berpikir seribu kali untuk memerangi Blog I-I. Karena simpati dan kepedulian Blog I-I hanya untuk rakyat, bangsa dan negara Indonesia. Tidak untuk ideologi tertentu tidak untuk kelompok tertentu. Hal ini bukan berarti Blog I-I tidak memiliki prinsip A, B atau C. Tetapi lebih kepada perjuangan mendukung Indonesia Raya yang mampu memakmurkan rakyat Indonesia. Selanjutnya....

Selanjutnya bila Blog I-I tidak terlalu mempedulikan gerakan ideologi kanan atau kiri semata-mata karena pilihan ekstrim ke kanan atau ke kiri hanya akan menimbulkan konflik belaka, dan akhirnya rakyat miskin yang bodoh dan tidak mengerti persoalan menjadi korban. Blog I-I meyakini ideologi campuran yang seharusnya mampu digagas oleh akademisi/orang Selanjutnya bila Blog I-I tidak terlalu mempedulikan gerakan ideologi kanan atau kiri semata-mata karena pilihan ekstrim ke kanan atau ke kiri hanya akan menimbulkan konflik belaka, dan akhirnya rakyat miskin yang bodoh dan tidak mengerti persoalan menjadi korban. Blog I-I meyakini ideologi campuran yang seharusnya mampu digagas oleh akademisi/orang

Sedihnya, para akademisi lulusan Barat membawa pulang hanya title dan kebanggaan bila mampu mengadopsikan secara murni konsep-konsep import yang telah dirancang oleh gerakan global. Hal ini berlaku bagi kalangan komunis maupun liberal. Demikian juga sebagian kecil dari mereka yang pulang dari timur tengah, membawa pulang ide-ide radikal yang penuh konflik dan bukan mengedepankan rahmatan lil alamin.

Sementara TNI/Polri yang dulu pernah menjadi perekat bangsa dengan kebijakan represif, masih saja bisa dimanfaatkan oleh segelintir individu rakus kekuasaan yang senantiasa bermain-main dengan stabilitas keamanan. Kasus Dewan Revolusi yang memang dirancang kecil-kecilan untuk menggertak pemerintah tampak cukup berhasil menarik perhatian. Meskipun Blog I-I menerima informasi yang lebih mengerikan dibanding Dewan Revolusi, bagi Blog I-I semua permainan di negeri ini semakin tidak lucu dan kampungan.

LSM/NGO yang seharusnya menjadi tulang punggung gerakan civil society / masyarakat madani tampak semakin kedodoran dengan persoalan internal,

menyimpangnya idealisme, dan bermainnya kepentingan individual.

DPR yang awalnya diharapkan benar-benar bisa menjadi saluran aspirasi rakyat semakin kurang meyakinkan dengan berbagai kasus yang sangat memalukan dari sebagian anggotanya.

Dunia intelijen di awal tahun ini menghadapi ancaman yang semakin serius, apalagi situasi yang semakin panas menjelang 2009. Rangkaian ancaman teror tidak akan berhenti di daerah konflik seperti Poso. Sedang terpikir oleh sebagian elemen radikal untuk kembali mengguncang wilayah Jawa- Bali. Kisruhnya rencana pergantian Kepala BIN jelas semakin menguntungkan kelompok-kelompok yang menjadi ancaman bagi bangsa dan negara Indonesia. Upaya-upaya penguasaan BIN oleh operator CIA akan semakin mudah bila mental kerja orang-orang BIN terus ditekan dengan berbagai persoalan. Akibatnya sel-sel kerja BIN semakin rusak, untungnya masih ada operator BIN yang idealis dan berprestasi tinggi. Sayangnya pimpinan BIN juga kurang berani menghukum elemen BIN yang berhianat (berkoalisi dengan operator intel asing khususnya CIA dan Mossad), berpolitik, bahkan cari makan (uang). Blog I-I berpendapat bahwa simpang siurnya isu soal pergantian pimpinan BIN harus segera diakhiri oleh ketegasan SBY yang harus mampu berpikir cerdas dan melihat sosok yang tepat untuk kepentingan bangsa dan negara. Satu hal yang penting, jangan mengangkat pimpinan yang bukan ahlinya, pimpinan yang hanya ingin menyenangkan hati Presiden, dan pimpinan yang berjanji muluk-muluk/tidak realistis.

Koalisi beberapa Jenderal dengan GAS (Gerakan Anti SBY) diharapkan bisa berjalan dalam koridor demokrasi dan bersaing secara fair menuju pemilu 2009. Informasi yang diterima Blog I-I soal ini masih bisa diatasi karena argumentasi kelompok ini masih lemah dan kerja jaringnya tidak profesional. Meski begitu, koalisi yang akan meluas mencakup kelompok papernas dan intelektual kiri cukup berpotensi merubah keadaan. Selain itu, semoga saja isu tidak sedap keterlibatan beberapa tokoh partai politik tidak benar, karena hal itu akan mempertajam kecurigaan dan permusuhan yang menyebalkan.

Lalu apakah lantas kita berpikir negatif dan merusak, hal itu sama saja dengan menambah kisruh persoalan yang sudah ada. Di manapun kita berada dan bergerak bila niatnya untuk kebaikan, maka akan mendapatkan kebaikan. Blog I-I tidak munafik soal kebutuhan akan dana, power, dan lain-lain untuk merubah keadaan. Namun itu semua bukan segalanya, memelihara konsistensi dalam sebuah keyakinan itu lebih bermakna ketimbang sasaran antara yang bersifat kepuasan duniawi.

Sekian refleksi Senopati, mohon dikoreksi bila ada kekeliruan