Posted by Senopati Wirang / Tuesday, November 29, 2005

Posted by Senopati Wirang / Tuesday, November 29, 2005

Sekali lagi soal Sidney Jones Baru-baru ini tepatnya tanggal 7 Desember kemarin, saya dengar Sidney Jones mengungkapkan masih ada ratusan orang Indonesia terlibat terorisme. Mengapa ada pernyataan demikian?

Sebagai bagian penting dari sebuah proses linkage antara propaganda dan fakta yang berkesinambungan, perlu dipelihara sebuah situasi yang mengandung ATHG. Orde Baru pernah mempopulerkan dan memelihara konsep bahaya laten komunis untuk menjustifikasi sistem pemerintahan yang represif. Lalu mengapa ada upaya untuk memelihara citra terorisme Indonesia pasca kematian Dr. Azahari. Salah satunya adalah karena kekhawatiran habisnya atau hilangnya citra terorisme Indonesia bila penangkapan atau kematian Noordin M Top segera terjadi. Lebih jauh, hal ini juga untuk memelihara perang melawan teror di seluruh dunia, dan kasus Indonesia merupakan salah satu kunci penting di kawasan Asia Tenggara.

Pernyataan Jones bukanlah fitnah atau tuduhan kosong belaka. Tetapi persoalannya ada pada perbedaan cara melihat persoalan teroris antara aparat keamanan Indonesia dan Jones. Bagi aparat keamanan, penanganan teroris bukan cuma soal buru sergap atau tembak ditempat, tetapi lebih jauh lagi untuk memelihara keamanan dan ketertiban di masa sekarang dan masa mendatang. Penanganan terorisme bukanlah untuk membangkitkan sikap bermusuhan kelompok teroris kepada pemerintah, karena pemerintah dibentuk juga untuk kenyamanan hidup rakyatnya. Disamping upaya penangkapan aktor utama terorisme, diupayakan sebuah Pernyataan Jones bukanlah fitnah atau tuduhan kosong belaka. Tetapi persoalannya ada pada perbedaan cara melihat persoalan teroris antara aparat keamanan Indonesia dan Jones. Bagi aparat keamanan, penanganan teroris bukan cuma soal buru sergap atau tembak ditempat, tetapi lebih jauh lagi untuk memelihara keamanan dan ketertiban di masa sekarang dan masa mendatang. Penanganan terorisme bukanlah untuk membangkitkan sikap bermusuhan kelompok teroris kepada pemerintah, karena pemerintah dibentuk juga untuk kenyamanan hidup rakyatnya. Disamping upaya penangkapan aktor utama terorisme, diupayakan sebuah

Ada kekhawatiran perang melawan teror di Indonesia segera selesai dan sebagian besar anggota kelompok teror segera membubarkan diri dan sadar. Sehingga perang melawan teror di Indonesia tidak akan lebih dari upaya penangkapan orang-orang kriminal seperti pembunuh, pemerkosa dan aktor kejahatan lainnya. Kejahatan teror akan semakin mengendur seiring dengan terbunuhnya para pentolan pimpinan kelompok teror tersebut. Inilah kekhawatiran Jones.

Pernyataan Jones jelas menyulut sikap anti Amerika, anti CIA di satu sisi dan memperkuat solidaritas kelompok teroris di sisi lain. Di dalam kelompok teroris tersebut akan tercipta hubungan psikologis yang semakin kuat karena sudah terlanjur dituduh Jones sebagai musuh rakyat Indonesia. Kristalisasi kelompok teroris dalam jumlah ratusan itu sangat berbahaya, karena sebenarnya dari yang ratusan itu saya yakin 75% sudah goyah keyakinannya pasca kematian Dr. Azahari dan tayangan video pemuda yang kemudian mati akibat aksi bom bunuh diri. Kesadaran demi kesadaran dari dalam kelompok teroris dengan sendirinya akan Pernyataan Jones jelas menyulut sikap anti Amerika, anti CIA di satu sisi dan memperkuat solidaritas kelompok teroris di sisi lain. Di dalam kelompok teroris tersebut akan tercipta hubungan psikologis yang semakin kuat karena sudah terlanjur dituduh Jones sebagai musuh rakyat Indonesia. Kristalisasi kelompok teroris dalam jumlah ratusan itu sangat berbahaya, karena sebenarnya dari yang ratusan itu saya yakin 75% sudah goyah keyakinannya pasca kematian Dr. Azahari dan tayangan video pemuda yang kemudian mati akibat aksi bom bunuh diri. Kesadaran demi kesadaran dari dalam kelompok teroris dengan sendirinya akan

Perhatikan pernyataan Jones bahwa penangkapan Noordin M Top tidak akan menghilangkan persoalan. Kemudian apa yang akan menghilangkan persoalan? Apakah sudah ada lagi "aktor besar teroris" yang bisa dicitrakan sebagai ancaman bagi rakyat Indonesia.

Saya kira sikap anti teroris dengan menyudutkan dari sisi keradikalan gerakan Islam adalah salah satu persoalan penting yang harus segera dihilangkan. Karena sudah menjadi watak bangsa Indonesia, pihak yang dipojokkan terus-terusan justru membangkitkan simpati baru. Sikap aparat keamanan Indonesia yang fokus pada prinsip "tebang pilih" atau hanya memburu aktor teror yang sungguh-sungguh berbahaya sudah sangat tepat. Tidak perlu ada pengambilan sidik jari, toh hal ini bisa dijadikan program nasional nantinya dalam bentuk sistem jaminan sosial dan keamanan (atau yg sejenisnya), dan bukan untuk mengawasi orang- orang yang dicurigai. Simpati baru dari propaganda yang memojokkan kelompok teroris dengan sendirinya berkembang menjadi mekanisme pemeliharaan kelompok teroris, siapa yang bertanggung jawab kalo sudah begini?

Disini kita lihat sebuah sisi negatif dari penguasaan ilmu psikologi massa yang dimanfaatkan untuk mengembangkan sebuah opini publik yang sangat meyakinkan di satu sisi dan memelihara kebencian di sisi lain.

Mudah-mudahan Jones membaca blog saya, mudah-mudahan mereka yang simpati dengan gerakan teroris juga membaca blog saya. Yang pasti, tulisan ini akan percuma bagi teroris sejati maupun bagi neocon sejati.

Salam

Posted by Senopati Wirang / Thursday, December 08, 2005