Panas Reaksi. THERMAL CRACKING UNTUK PEMBUATAN BENSIN. 1. Reaksi Thermal Cracking.

173 Sekalipun reaksi dekomposisi adalah suatu reaksi yang indothermis tetapi panas keseluruhan yang diperlukan dalam proses cracking akan dikurangi dengan terjadinya reaksi polymerisasi dan kondensasi. Hanya kiranya dapat dimaklumi, dikarenakan terjadinya mekanisme reaksi yang sangat komplek disamping juga karena reaksi dapat berlangsung dalam kondisi yang berbeda-beda, maka adalah tidak mungkin untuk menetapkan suatu harga panas cracking yang tertentu. Tergantung dari variable operasinya yang ada besarnya panas cracking dalam proses cracking secara komersial, akan berkisar antara 250 – 400 kg calkg 450 – 720 BTU lb cracked gasoline yang dihasilkan.

4. Variable Operasi.

Pengaruh variable-variable pengolahan terhadap produk ataupun konversi dapat diichtisarkan didalam tabel berikut. Biasanya thermal cracking beroperasi untuk mendapatkan konversi antara 40 – 50 liquid volume dari feed yang diolah. Temperatur perengkahan adalah 875 – 975 o F dengan tekanan antara 400 – 1000 psig. Tetapi tergantung dari keadaan dan umur alat-alatnya maka kondisi diatas dapat juga menjadi lebih rendah. Tabel : 9 - 2 Variable Operasi Kenaikan dari Konversi Produk Naphtha Temperatur Tekanan Waktu perengkahan Parafine dalam feed Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik Naik 5. Faktor-faktor Lain. 174 Faktor-faktor lain yang penting juga didalam operasi thermal cracking adalah indikasi-indikasi yang dapat dipakai sebagai pegangan untuk menghentikan unit thermal cracking. Seperti dijelaskan dimuka setiap periode tertentu unit Thermal Cracking harus dihentikan karena berakumulasinya coke yang menempel didinding- dinding tube dapur ataupun soaker yang dapat membahayakan operasi. Indikasi- indikasi atau pedoman yang dipakai untuk itu adalah tergantung dari instrumentasi yang ada pada unit itu. Sebagai contoh pegangan untuk menghentikan unit thermal cracking adalah : a. Pressure drop inlet - outlet dapur yang menaik sampai mencapai maximum. b. Tekanan soaker yang menaik sampai mencapai maximum yang diijinkan. c. Suhu tube yang menaik sampai maximum tertentu. d. Suhu skin tube dari pipa yang menurun sampai minimum tertentu. Keadaan diatas dapat terjadi dalam waktu yang bersamaan maupun sendiri-sendiri.

6. Feed, Product dan Sifat-sifatnya.

Tabel berikut dapat memberikan gambaran yang umum mengenai feed, produk dan sifat-sifatnya dari proses thermal cracking dan juga kondisi operasi yang penting : Tabel : 9 – 3 Feed, Produk dan Sifat-sifatnya Feed IBP - FBP cut dari residue o F Gravity o API Modified Pour Point o F Sulphur wt Bromine Number cggram Produk Gas C 4 wt on feed Gasoil 680 - 1050 32 121 0,08 1,7 9,0 Residue 1050 + 19,5 145 - - 6,6