Kualitas Fresh Feed. Fresh Feed Rate LHSV

205

3. Combined Feed Ratio CFR.

Feed yang tak terconversi keluar dari bottom fractionator, kemudian dikembalikan lagi ke reactor sebagai recycle feed. Fresh feed + Liq Recycle CFR = Fresh feed Tujuan material yang tak terkonversi kembali ke reactor adalah sebagai berikut : a. Recycle liquid merupakan reactan yang stabil, jika dikembalikan dan dicampur dengan fresh feed akan susah bereaksi karena biasanya recycle feed sudah menjadi desulphurisasi dan saturated. Jika bereaksi yang ditimbulkan hanyalah panas dan reaksi hydrocracking dengan dasar ini maka recycle reaktor hanya satu bed, dan tidak diperlukan quanching hydrogen. b. Recycle merupakan severity dari operasi dapat ditunjukkan oleh conversi per pass.

4. Tekanan Partial Hydrogen.

Tekanan partial hydrogen pada operasi didasarkan atas feed stock yang digunakan dan konversi yang diinginkan. Fungsi dari hydrogen adalah untuk menjenuhkan olefin dan aromatic, juga hasil dari pemecahan hydrogen selain berfungsi sebagai reaktan juga berfungsi sebagai pencegah terbentuknya coke. Operasi unit pada tekanan partial lebih kecil dari desain dan pada waktu yang lama akan berakibat deaktivasi catalyst dipercepat. Variable yang berperan dalam hal mengontrol tekanan partial adalah purity dari recycle gas yang mana harus dijaga pada harga yang telah ditentukan. Kemurnian hydrogen dapat diperbaiki dengan jalan : a. Naikkan purity hydrogen dari gas make up. b. Venting recycle gas pada high pressure separator. c. Turunkan temperatur pada high pressure separator. 206

5. Recycle Gas Rate H

2 HC ratio Kontrol antara H 2 , hydrocarbon dan catalyst perlu dijaga tetap sempurna, untuk itu perlu disirkulasikan recycle gas melalui circuit realtor kontinyu. Perhitungan H 2 HC ratio adalah perbandingan antara H 2 yang disrikulasikan terhadap fresh feed yang diumpankan ke calatyst. Recycle Gas Rate SCFday x purity H 2 H 2 HC = Fresh feed BFD Variable untuk mengaturmenjaga H 2 HC ratio : a. Recycle gas rate b. Recylce gas purity c. Fresh feed rate

6. Temperatur.

Temperatur adalah variable yang sangat penting, temperatur lebih tinggi maka reaksi akan lebih cepat dan conversi akan naik, sebaliknya deaktivasi katalis makin cepat juga, norma temperatur antara 343 – 482 o C. Reaksi yang terjadi adalah Exotermis, karena itu temperatur akan naik begitu recycle gas feed mengalami reaksi di bed catalyst. Ada kemungkinan terjadinya pengambilan panas oleh reaktor, lambat dan panas yang timbul lebih banyak, sehingga temperatur naik dengan cepat peristiwa inilah yang disebut temperatur runway. Kalau temperatur run way tak terkontrol akan menyebabkan kerusakan pada equipment. Temperatur run way dapat dicegah dengan : a. T di bet catalyst tidak boleh lebih 56 o C. b. Naikkan rate feed dulu baru naikkan temperatur reaktor, kalau mau menaikkan feed, sebaiknya turunkan dulu temperatur dan kemudian turunkan temperatur jika mau menurunkan feed.