Seksi Stabilizer : Seksi Reboiler :

240

c. Seksi Reboiler :

Sirkulasi reboiler : 2278 tonhari Suhu masuk reboiler : 170 o C Suhu keluar reboiler : 184 o C Gambar : 12 – 1 Unit Catalitic Reforming 241 Gambar : 12 – 2 . Process Flow Diagram Catalytic Reforming-CCR Seksi Reaktor Gambar : 12 – 3 242 Process Flow Diagram Catalytic Reforming-CCR Seksi CCR LATIHAN SOAL Petunjuk : 5. Pilihlah jawaban yang paling benar. 6. Jawaban yang dipilih diberi tanda silang X 7. Apabila jawaban yang dipilih dibatalkan berilah tanda lingkaran dalam tanda silang X dan berilah tanda silang pada jawaban yang dipilih. 8. Apabila jawaban yang dibatalkan dipilih kembali jawaban yang dilingkari silangnya dipanjangkan dan jawaban yang disilang dilingkari X . 1. Cracking adalah suatu proses pengolahan minyak bumi dengan dasar perengkahan dari : a. Molekul besar menjadi molekul kecil b. Molekul kecil menjadi molekul besar c. Molekulnya tetap d. Salah semua 2. Phenomena thermal cracking dimana minyak yang mempunyai rantai panjang menjadi rantai yang pendek yang mempunyai : 243 a. Berat molekul besar dengan titik didih rendah b. Berat molekul besar dengan titik didih tinggi c. Berat molekul kecil dengan titik didih tinggi d. Berat molekul kecil dengan titik didih rendah 3. Reaksi cracking salah satunya adalah reaksi dekomposisi molekul. Yang termasuk reaksi dekomposisi molekul adalah : a. CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 3 CH 4 + CH 3 -CH=CH 2 b. CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 3 H2 + CH 3 -CH 2 -CH=CH 2 c. CH 3 -CH=CH-CH 3 CH 3 -CH 2 -CH=CH 2 d. CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 3 2H 2 + CH 2 =CH-CH=CH 2 4. Reaksi thermal Cracking ada 2 yaitu promary dan secundary, salah satu reaksi secundary adalah cracking lanjutan dari olefin menjadi diolefin yaitu a. CH 2 =CH-CH 2 -CH 2 -CH 3 CH 2 =CH-CH=CH 2 + H 2 b. CH 2 =CH-CH 2 -CH 2 -CH 3 CH 2 =CH-CH=CH 2 + CH 4 c. CH 2 =CH-CH 2 -CH 2 -CH 3 CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 3 + CH 4 e. Salah semua 5. Reaksi cracking disini adalah meliputi reaksi dekomposisi, polimerisasi dan kondensasi. Yang termasuk reaksi polimerisasi adalah : a. CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -CH 3 CH 3 -CH 2 -CH 3 + CH 2 =CH 2 b. CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -CH 3 CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 3 CH 3 c. CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -CH 3 CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH=CH 2 + H 2 d. CH 2 =CH 2 + CH 2 =CH 2 CH 3 -CH 2 -CH=CH 2 6. Didalam pembuatan gasoline, proses thermal cracking tidak disukai karena adanya senyawa olefine didalamnya. Senyawa olefin tidak disukai dalam bensin karena dapat : 244 a. Merusak mesin b. Mudah bereaksi dengan senyawa Halogenida. c. Membentuk Gum d. Salah semua 7. Proses Thermal Cracking adalah suatu proses pengolahan minyak bumi dengan dasar : a. Temperatur tinggi dan tekanan tinggi b. Temperatur tinggi dan tekanan rendah c. Temperatur rendah dan tekanan tinggi d. Temperatur rendah dan tekanan rendah. 8. Proses Thermal Cracking saat ini ditujukan untuk pembuatan olefin rendah sebagai salah satu bahan baku Petrokimia. Yang termasuk senyawa olefin adalah : a. b. c. CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -CH 3 d. CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH=CH 2 9. Soaker adalah salah satu peralatan proses thermal cracking yang berfungsi sebagai : a. Pendinginan agar proses cracking tidak berlanjut b. Untuk memperpanjang waktu reaksi c. Memperpendek waktu reaksi 245 d. Alat pemanas untuk memperpanjang waktu reaksi 10. Proses thermal cracking berkembang menjadi proses thermal cracking yang lain. Proses thermal cracking yang produknya untuk Fuel Oil adalah : a. Delayed Coking b. Thermal Cracking c. Visbreaking d. Betul semua 11. Keunggulan hasil proses Catalytic Cracking dari pada proses thermal cracking adalah : a. RON tinggi, C 3 dan C 4 besar b. RON tinggi, C 1 dan C 2 besar c. RON tinggi, olefin banyak d. Betul semua 12. Proses Delayed Coking adalah proses thermal cracking dengan menggunakan : a. Catalis dengan temperatur dan tekanan tinggi b. Catalis dengan injeksi H 2 , temperatur dan tekanan tinggi c. Temperatur dan tekanan tinggi d. Salah semua 13. Salah satu reaksi samping pada proses Hydrocracking adalah penjenuhan olefin, dan yang termasuk penjenuhan olefin dan reaksi penjenuhan olefin adalah : a. CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 2 Cl + H 2 CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 3 + HCl b. CH 3 -CH=CH-CH 3 + H 2 CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 3 c. CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 3 + H 2 CH 3 -CH=CH-CH 3 e. Salah semua 14. Pada proses Hydrocracking adalah suatu proses perengkahan secara katalis dengan temperatur dan tekanan tinggi dengan dibantu injeksi Hydrogen karena : a. Hydrogenasi menunjang peranan b. Dehydrogenasi c. Hydrogenasi dan Dehydrogenasi d. Betul semua. 246 15. Untuk mendapatkan produk bensin yang besar pada unit Hydrocracking umpan paling tepat adalah : a. Vakum distilate b. Naphtha c. Midle Distilate d. Salah semua Lembar Jawaban 1. a. 2. a 3. a 4. a b. b b b c c. c c d. d d d 5. a. 6. a 7. a 8. a b. b b b 247 c c. c c d. d d d 8. a. 10. a 11. a 12. a b. b b b c c. c c d. d d d 13. a. 14. a 15. a b. b b c c. c d. d d . BAB. XIII POLYMERISASI

A. PENDAHULUAN. Hasil-hasil penyulingan minyak baik secara distilasi maupun conversi akan

menghasilkan fraksi-fraksi hydrocarbon ringan dimana hydrokarbon ringan ini dapat 248 kita pisahkan secara fisis, disamping itu gas-gas ini dapat diproses lebih lanjut seperti polymerisasi dan alkylasi dimana gas-gas tersebut dikonversi untuk mendapatkan gasoline yang mempunyai oktan tinggi beroktan tinggi. Polymerisasi adalah suatu reaksi dimana beberapa molekul yang sama sejenis menggabung menjadi satu membentuk molekul yang lebih besar. Dalam industri minyak proses polymerisasi mencapai puncak produksinya pada PD II karena kebutuhan Avigas yang menigkat. Dimana dengan proses polymerisasi yang diikuti dengan hydrogenasi dihasilkan iso oktan yang merupakan hasil utama. Reaksi polymerisasi merupakan reaksi yang exothermis dimana molekul olefin bergabung tetapi reaksinya tidak hanya terdiri dari reaksi penambahan saja tetapi juga seperti halnya didalam proses perengkahan selalu diikuti proses polymerisasi maka sebaliknya didalam proses polymerisasi akan diikuti juga proses decomposisi perengkahan. Contoh : polymerisasi dari butin tidak hanya menghasilkan C 8, 16 dan seterusnya tetapi juga senyawa C 6 , C 7 , C 8 . Polymerisasi : C 4 H 8 C 8 H 16 C 12 H 24 C 16 H 32 Perengkahan : C 12 H 24 2 C 6 H 12 C 16 H 32 C 7 H 14 + C 9 H 18 Ada 2 macam proses polymerisasi yaitu : 1. Polymerisasi thermis 2. Polymerisasi Catalyst.

B. POLYMERISASI THERMIS. Polymerisasi thermis biasanya terdiri dari 2 fase yaitu :

1. Fase perengkahan. Fase perengkahan dari propan dan butan dimana waktunya diperpanjang pada suhu 950 – 1100 o F.