REAKSI – REAKSI HYDROCRACKING. 1. Reaksi Utama.

200

c. Cracking

C 4 H 9 - CH 2 -CH 2 -C + -CH 3 C 4 H 9 - C + H 2 + CH 2 =CH-CH 3 CH 3 CH 3

d. Carbonium dan Olefine.

CH 3 -CH 2 -C + -CH 3 + R-CH=CH-R CH 3 -CH=C-CH 3 + R-C + H-CH 2 -R CH 3 CH 3 e. Hydrogenasi Olefine. M CH 3 - CH=CH-CH 3 CH 2 =CH-CH-CH 3 CH 3 M 2 CH 3 2. Reaksi samping. Reaksi samping yang menyertai reaksi hydrocracking antara lain : a. Nitrogen removel. Senyawa Nitrogen dirubah menjadi amoniak dan hydrocarbon. b. Sulphur Removel Senyawa sulphur dirubah menjadi hydrogen sulfida dan hydrocarbon. c. Oksigen Removel Senyawa Oksigen dirubah menjadi air dan hydrocarbon. d. Halida Removel Senyawa-senyawa halida dirubah menjadi asam-asam halid dan hydrocarbon. e. Penjenuhan Olefine Senyawa-senyawa olefine di hydrogenasi menjadi parafine. f. Metal Removel. Senyawa metal organik terserap oleh katalis dan bereaksi dimana metal tertinggal dalam katalis dan hydrocarbon. 201 Reaksi-reaksi diatas umumnya adalah reaksi exsotermis. Rekasi umumnya akan naik temperatur setelah melewati katalis batch, agar reaksi dapat dikontrol maka kenaikan suhu pada reaktor batch dibatasi 55 o C, sebagian besar dari reaksi hydrocracking membutuhkan gas hydrogen.

a. Nitrogen Removel.

+ 5 H 2 CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -CH 3 + NH 3 N

b. Sulphur Removel.

Merkaptan = CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -SH + H 2 CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 3 + H 2 S Sulphida = CH 3 -CH 2 -S-CH 2 -CH 3 + H 2 2 CH 3 - CH 3 + H 2 S Disulphida = CH 3 -CH 2 -S-S-CH 2 -CH 3 + H 2 2 CH 3 - CH 3 + H 2 S Cyclo sulphida = + H 2 CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 3 + H 2 S S Thiophene = + H 2 CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 3 + H 2 S S Bezene Thiophene = 202 -C=CH 2 + 2 H 2 + H 2 S S

c. Oksigen Removel.

OH + H 2 + H 2 O Phenol

d. Halida Removel.

CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -CH 2 Cl + H 2 CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -CH 3 + HCl e. Penjenuhan Olefine. CH 3 -CH=CH-CH 2 -CH 3 + H 2 CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -CH 3

F. PROSES ALIR.

HC Unibon terdiri dari dua reaktor untuk fresh feed yang dipasang seri dan sebuah reaktor untuk recycle feed dengan menggunakan catalist DHC-6, dilengkapi dengan separator fraksionator, rangkaian penukar panas dan furnace. Feed dicampur dengan gas H 2 dipanaskan melalui alat penukar panas dan dipanaskan lagi di furnace, kemudian ke reaktor. Reaksi-reaksi hydrocraking terjadi 203 didalam reaktor. Sesudah melewati alat penukar panas HE, effluent reaktor dikondensasikan di kondensor dan masuk ke dalam pemisah cairan gas bertekanan tinggi HPS, gas yang kaya dengan H 2 dikembalikan ke reaktor dengan bantuan compressor. Cairan dari pemisah tekanan tinggi HPS dialirkan ke flash drum bertekanan sedang, gas-gas dari HPS ke flash drum bertekanan, sedang cairan dilewatkan turbin untuk mengambil tenaganya, digunakan untuk penggerak pompa feed. Kemudian cairan dari flash drum bertekanan sedang, dialirkan ke flash drum tekanan rendah, dan gas-gas ringan yang masih ada akan terpisah keluar. Kemudian gas-gas tersebut diumpankan ke Amine treating dan LPG recovery unit. Cairan dari flash drum bertekanan rendah, dialirkan melalui alat penukar panas mengambil panas dari aliran produk fraksinator kemudian diunpankan ke Debuthanizer di bagian fraksionator. Sisa-sisa gas ringan dari gas-gas kontaminan akan keluar di Debuthanizer, cairan bottom diumpankan ke Amine Treating dan LPG Recovary Unit. Fraksionator memisahkan cairan bottom Debuthanizer menjadi beberapa fraksi. Overhead vapor dikondensasikan dan ditampung di overhead receiver, uap yang tidak terkondensasi dialirkan kesistim flare untuk mengatur tekanan kolom fraksinasi dan cairan dari over head receiver dimasukkan dalam splitter untuk dipisahkan menjadi Heavy Naphtha boiling range 85 – 160 o C dari bottom splitter. Gas yang tidak terkondensasi di overhead splitter receiver, dialirkan flare untuk mengatur tekanan di splitter, cairan sebagai light naphtha boiling range 40 – 85 o C. Side stream produk yang pertama dari fraksinator adalah light kerosine 150 – 177 o C, sebagian dipakai sebagai reflux sebagian distrip dengan panas diesel oil. Light kerosine yang telah distrip ditampung dalam tangki sebagai kero blending komponen. Side stream yang kedua adalah Heavy Kerosine 177 – 260 o C sebagian dikembalikan ke fraksinator, sebagian distrip dengan uap di reboiler dengan memakai sirkulasi diesel. Side stream ke tiga adalah diesel oil 260 – 371 o C sebagian dari hasil ini dipakai untuk pemanas heavy kerosine dan pembangkit uap bertekanan sedang sebelum diesel oil tersebut dikembalikan ke fraksinator dan sisanya distrip dan dipungut