Kondisi Operasi. Unit Visbreaking dan Thermal Cracking

185 Charge Stock. 8.840 M 3 day of atmospheric reduced crude o API : 17,5 Charge Drum Temp. : 246 o C Press : In balance with fraksionator Visbreaker Heater InletOutlet. Temp : 341 o C Press : 3,87 kgcm 2 First Stage Flash Drum Inlet Temp : 443 o C Overhead to Fractionator Temp. : 388 o C Liq. To 2 nd stage flash temp. : 424 o C Pressure : 3,52 kgcm 2 Second Stage Flash Drum. Inlet Temp : 416 o C Over head to condensor : 296 o C Receiver Temp. : 54 o C Pressure : 0,56 kgcm 2 Liquid to surge drum : Temp before Quench : 399 o C Temp after quench : 382 o C Vacuum Column. Bottom Temp : 399 o C Temp. after quench : 382 o C Slop wax draw temp. : 316 o C HVGO draw temp : 260 o C LVGO draw temp : 93 o C 186 HVGO to Fractionator Bottom. Feed temp : 288 o C Fractionator Bottom to Thermal Cracking Heater. Feed rate : 11.492 M 3 day Temp from fractionator bottom : 343 o C Thermal Cracking Heater Outlet. Temperatur : 482 o C Reaction Chamber Effluent. Outlet Temp : 468 o C Outlet Pressure : 16,2 kgcm 2 Quenching Reaction Chamber Effluent. Temp. to first stage flash chamber : 443 o C Press at first stage flash chamber : 3,87 kgcm 2 Fractionator. First stage flash vapor to fractionator Temp : 388 o C Press : 3,52 kgcm 2 LVGO to fractionator Temp : 232 o C Press : 3,52 kgcm 2 HVGO to fractionator Temp : 288 o C 187 Press : 3,52 kgcm 2 HGO draw temp. : 316 o C LGO draw temp : 260 o C Overhead from coloumn temp : 157 o C Gambar : 9 – 2 Visbreaker – Thermal Cracking D. COKING. Proses Coking adalah proses cracking dengan idensitas yang tinggi dapat dirancang untuk merubah produk seperti residue feed, tar menjadi produk-produk diantaranya gas, Naphtha, Gasoil dan coke. 188 Fraksi gasoil dapat dipakai feed stock catalitic cracking, sedangkan Naphtha dapat dipakai sebagai blending gasoline dan coke yang dihasilkan biasanya dipakai untuk bahan bakar dan dipergunakan khusus electroda metalogi coke dan untuk ini perlu treatment khusus untuk menghilangkan sulphur dan metal impurities. Pada saat ini ada 2 macam proses yaitu : 1. Delayed Coking. 2. Fluid Coking.

1. Delayed Coking.

Proses delayed Coking adalah proses continue, base stock dipanaskan kemudian dipindahkan ke soaker drum untuk memperoleh waktu yang cukup dalam reaksi cracking. Proses delayed coking telah dikembalikan untuk meminimize hasil-hasil refinery dari bahan-bahan residue dengan thermal cracking yang keras dari stock seperti residue vakum dan tar. Mula-mula craking yang keras terhadap suatu bahan dihasilkan dekomposisi yang tidak diinginkan dari coke didalam heater. Dengan perubahan-perubahan ditemukan heater yang dapat didesain untuk menaikkan suhu residual stock diatas coking point tanpa pembentukan coke yang berarti didalam heater. Ini memerlukan kecepatan tinggi minimum retention time didalam heater. Dengan menyediakan suatu surge drum terisolasi pada efluent heater mungkinkan waktu yang cukup untuk terjadi coking sebelum langkah pemrosesan berikutnya sehingga disebut “Delayed Coking”. Dari sudut reaksi kimia coking dapat dipandang sebagai proses thermal cracking yang keras dalam produk-produk akhir adalah karbon. Sesungguhnya coke terbentuk mengandung beberapa bahan yang mudah menguap atau bahan hydrokarbon titik didih tinggi. Untuk menghilangkan semua bahan-bahan volatile dari coke, harus dicolsinasi pada suhu 2000 – 2300 o F. Sejumlah kecil sisa hydrokarbon tetap mantap dalam coke sesudah clasinasi yang memberikan dukungan terhadap teori bahwa coke sesungguhnya suatu polymer. 189 Selama periode 1940 – 1960 delayed coking dipakai mengolah awal residue vakum untuk mempersiapkan gasoil yang cocok untuk feed catalytic cracking. Ini mengurangi pembentukan coke dan karena itu memungkinkan capasitas cracker dinaikkan. Ini juga mengurangi hasil netto refinery oleh harga residue yang rendah. Tambahan keuntungan diperoleh dengan penurunan kandungan metal dari feed stock catalytic cracker. Dalam tahun-tahun belakangan ini coking juga telah dipakai untuk persiapan hydrocracker feed stock dan untuk menghasilkan Nedle coke kwalitas tinggi dari stock seperti catalytic cracker slury coalter pitch juga diproses dalam delayed coking unit. Kebanyakan variasi coking proses diketahui sebagai fluid coking dan convensional delayed coking seperti flow diagram. Umpan cairan segar panas dimasukkan fraksionator dua sampai 4 tray diatas zone uap dasar. Pengerjaan sebagai berikut : a. Uap panas dari coke di quence dengan cairan feed pendingin sehingga mencegah terjadinya pembentukan coke didalam fraksionator dan secara simultan mengkondensasikan suatu bagian fraksi berat yang direcycle. b. Bahan-bahan sisa lebih ringan kemudian coke drum feed distrip dari cairan- cairan segar. c. Umpan segar selanjutnya dipanaskan awal. Sisa umpan cairan segar dikombinasikan dengan recycle yang terkondensasi dipompa dari dasar kolom melalui heater dimana sebagian teruapkan dan kemudian masuk kesalah satu coke drum. Steam diinjeksikan ke tube heater untuk mengontrol kecepatan sehingga meminimize pengendapan coke. Bagian yang tak teruapkan dari aliran keluar heater masuk ke coke drum dimana pengaruh retention time dan suhu menyebabkan pembentukan coke. Uap-uap dari puncak coke drum kembali kedasar fraksionator.