Acidity Catalist. Catalyst Life Umur Katalis.

255 Tabel : 13 – 1 Umpan dan Produk Typical Feed dan Product Feed Tekanan Conversi Inspection Polimer Gravity o API RVP, psig Copper Number Bromine Number Gum ASTM mg100 cc ASTM Dist o K IBP 10 50 90 FBP Octane Rating RON clear RON + 3 cc TEL Campuran C 3 C 4 500 – 1000 psig 90 on feed 61 2 – 25 5 – 10 140 1 – 3 175 216 250 350 400 98 101 256 Gambar : 13 – 1 Unit Polimerisasi 257 BAB. XIV ISOMERISASI A. PENDAHULUAN. Dalam industri modern kilang dilengkapi dengan proses-proses katalitik untuk memperbaiki angka oktan gasoline, untuk merubah gas-gas menjadi gasoline dengan ON tinggi, untuk memisah fraksi-fraksi berat menjadi gasoline dan menjadi gas-gas sehingga menjadi bahan baku petro chemical plant. Isomerisasi merupakan salah satu dari proses-proses tersebut disamping proses- proses lainnya seperti : - Reforming. - Polimerisasi - Alkylasi - Cracking dan lain-lain. Isomerisasi terjadi pada reaksi catalitic reforming disamping mekanisme lainnya rekasi isomerisasi tersendiri telah diselidiki dan dikembangkan secara komersial pada PD II dengan adanya dimana permintaan AVGAS yang meningkat yaitu isomerisasi normal butan menjadi iso butan, normal pentan, normal hexan menjadi iso pentan dan iso hexan. Iso butan yang akan menghasilkan alkylat maupun iso pentan maupun iso hexan kesemuanya merupakan komponen dari avgas. Dengan perkembangan industri petrokimia telah diselidiki dalam lab, kemudian dikembangkan menjadi ortho dan metha xylene menjadi para xylene. Ada 4 macam reaksi isomerisasi seperti : 258 - Reaksi cracking - Reaksi reforming - Reaksi alkylasi - Reaksi polymerisasi. Maka proses isomerisasi dapat dilakukan dengan 2 macam cara : 1. Isomerisasi Thermis 2. Isomerisasi Catalist.

1. Isomerisasi Thermis.

Reaksi ini merupakan penemuan pertama, sekarang tak banyak dilakukan lagi namun demikian ini merupakan dasar untuk mengembangkan reaksi katalitik. Reaksi isotermis terjadi pada kondisi yang cukup tinggi T = 500 – 550 o C dan P = 60 70 kgcm 2 .

2. Isomerisasi Catalyst.

Reaksi isomerisasi secara katalis inilah yang dipakai dasar proses isomerisasi secara plant. Catalyst yang dipakai dapat berupa asam atau basa umumnya catalyst yang bersifat asam lebih banyak dipakai hanya isomerisasi senyawaolefin menggunakan catalist yang bersifat basa. Katalis umumnya adalah AlCl 3 unhidroust. - AlCl 3 + HCl unhydrous - AlCl 3 + bouxit - AlCl 3 dilarutkan dalam SbCl 3 yang dicairkan. Tetapi kemudian pemakaian katalis berkembang dengan dipakainya kombinasi cracking dan hydrogen katalis seperti misalnya : - Ni – Silika Alumina - Ni – Pt Nikel Platina 259 B. REAKSI ISOMERISASI. Reaksi isomerisasi thermis berjalan melalui mekanisme radikal bebas free radical mekanisme. Dalam mekanisme ini dengan adanya energi akan terbentuk radikal bebas free radical tiap radikal bebas ini yang bersifat labil reaktif mengikat satu atom hydrogen dari reaktor dan membentuk free radical. Radikal bebas inilah yang struktur membentuk radikal dengan yang lain. Dengan demikian terbentuk hasil isomerisasi dari isomer, setelah bereaksi secara singkat mekanisme sebagai berikut : R + R l H RH + H R l R ll R ll + R l H R ll H + R l l R l l R ll R ll + R l H R ll H + R l l Dst R, R l , R ll = free radical R ll adalah isomer dari R ll Reaksi siomerisasi catalyst berlangsung melalui mekanisme pembentukan carbonium ion yaitu hydro karbon kehilangan 1 electron. Pembentukan karbonium ion dapat terjadi dalam beberapa cara : 1. Penambahan proton dari asam kepada senyawa olefin. HX + = C = C = [ H – C – C + ] + X - Acid Olefin Carbonium ion Anion 2. R – Cl + Al Cl 3 R + + AlCl 4 - Alkyl Halid Carbon Ion