Klasifikasi Berdasarkan Kadar Sulphur.

23 Sulphur sedang Sulphur tinggi 1 - 3 3 C. GAS BUMI. Gas bumi atau gas alam atau “natural gas” merupakan senyawaan hidrokarbon, karena senyawa ini sebagian besar disusun oleh unsur carbon C dan hidrogen H dan sebagian kecil lain berupa senyawa non hidrokarbon sebagai impurities seperti sulfur S, oksigen O, nitrogen N dan beberapa logam. Gas alam adalah suatu zat yang terdiri dari bermacam-macam senyawa hidrokarbon yang pada kondisi atmosferis berupa gas. Disamping itu juga terdapat senyawa non hidrokarbon sebagai impurities misalnya Nitrogen N 2 , carbon dioksida CO 2 , hidrogen sulfida H 2 S dan uap air. Sama seperti minyak bumi, komposisi gas alam antara satu dengan lainnya berbeda–beda, hal ini sangat bergantung pada jenis dan besarnya kandungan komponen kompisisi didalam gas alam, lokasi sumur gas, umur lapangan gas dan juga kedalaman sumur. Gas-gas hidrokarbon yang biasanya ditemukan di dalam gas alam ketika diproduksi biasanya disebut wet gas terdiri dari methane, ethane, propane, butane, pentane dan dalam tingkat yang lebih kecil yaitu hexane, heptane, octane dan komponen yang lebih berat. Fraksi berat ini dihilangkan kemudian gas kering dry gas disalurkan melalui pipa terutama sebagai campuran dari methane dan ethane dimana porsi yang paling besar adalah methane. 1. Klasifikasi Gas Alam Ada dua klasifikasi umum gas alam yaitu : a. Non associated gas : yang terjadi secara alamiah berupa fase gas dan tidak berasosiasi dengan sumber minyak bumi. b. Associated gas : dimana gas bisa berupa gas cap associated atau sollution dissolved yaitu gas tersebut larut dalam minyak bumi pada sumbernya. 24 Gas alam yang masih mengandung banyak kontaminanimpurities terutama gas asam disebut sebagai sour gas gas asam, sedangkan gas alam yang mempunyai kandungan kontaminan gas asam rendah disebut sebagai sweet gas. Adapun kontaminanimpurities gas asam tersebut diantaranya adalah : a. Hidrogen Sulfida H 2 S Adalah suatu gas tak berwarna, lebih berat dari udara, sangat beracun, korosif dan berbau. Penanganan yang serius harus dilakukan pada daerah yang terdapat H 2 S. b. Carbon Dioksida CO 2 Adalah suatu gas inert yang tidak berwarna dan tidak berbau. Gas ini akan menurunkan nilai pembakaran heating value dari gas alam bila dikombinasi dengan adanya air akan membentuk senyawa korosif. CO 2 tidak beracun dan mudah larut dalam air. c. Merkaptan sulfur dan senyawa sulfur yang lain Adanya senyawa merkaptan dan senyawa sulfur yang lain akan menyebabkan korosi, bau dan pencemaran lingkungan bila gas tersebut dibakar. Tabel : 1 - 7 Contoh Komposisi Gas Bumi di Indonesia Komponen Lokasi Sumur Gas Belida Field Laut Natuna Barat mol Cepu Fielld mo Arun Field Daerah Aceh mol Methane, CH 4 97,89 68,95 85,59 Ethane, C 2 H 6 0,65 5,25 4,69 Propane, C 3 H 8 0,14 8,27 3,11 Iso Butane I-C 4 H 10 0,08 2,64 0,59 25 Normal Butane n-C 4 H 10 0,015 3,75 0,64 Iso Pentane I-C 5 H 12 0,016 1,54 0,21 Normal Pentane n-C 5 H 12 0,0029 1,19 0,11 Hexane Plus C 6 H 14 Plus 0,012 2,18 0,20 Nitrogen N 2 0,57 Trace 0,04 Carbon dioksida CO 2 0,58 6,23 4,88 Hidrogen sulfide H 2 S 0,00 0,00 0,00

2. Sifat Gas Alam

Dalam proses pengolahan gas, sifat-sifat fisis gas merupakan parameter yang penting untuk memprediksi perilaku gas dalam tiap kondisi operasi. Dimana nantinya dapat dibuat cara penanganannya yang sesuai dan aman. Beberapa sifat- sifat fisik gas yang penting yaitu : a. Kompresibilitas b. Berat molekul c. Density d. Specific gravity e. Bubble point f. Dew point g. Tekanan uap h. Temperatur kritis i. Tekanan kritis j. Specific heat panas jenis gas k. Kalor laten l. Viskositas m. Panas peleburan 26 n. Nilai kalori a. Kompresibilitas Boyle, Charles, Gay Lussac dan lainnya melakukan percobaannya dengan gas murni atau ”ideal”. Hubungan antara suhu, tekanan, dan volume berlaku untuk gas ini. Namun, gas alam merupakan campuran gas yang memperlihatkan deviasi dari hukum gas ideal. Adanya deviasi ini mengharuskan persamaan gas ideal dimodifikasi yaitu dengan memasukkan faktor kompresibilitas, Z. Faktor Z ini didefinisikan sebagai rasio volume aktual yang ditempati oleh gas pada suhu dan tekanan tertentu terhadap volumenya bila gas itu bersifat ideal. Sehingga persamaan gas ideal menjadi : PV = ZnRT Faktor Z ini bersifat empiris, artinya nilainya didapat dari hasil percobaan. Untuk mencari nilai faktor Z pada kondisi tertentu maka suhu dan tekanan harus dinyatakan sebagai fungsi tekanan dan suhu kritis. Hasilnya berupa tekanan dan suhu tereduksi. Tekanan tereduksi Pr = P Pc Suhu tereduksi Tr = T Tc Simbol P dan T menyatakan tekanan dan suhu absolut gas. Sedangkan Pc dan Tc ialah tekanan kritis dan suhu kritis gas. Keadaan kritis merupakan karakteristik dari zat murni yang unik. Temperatur kritis ialah temperatur tertinggi dimana liquid dapat terbentuk. Tekanan yang dibutuhkan untuk terbentuk liquid pada temperatur kritis disebut tekanan kritis. Tabel : 1 - 8