Proses Alir. THERMAL CRACKING UNTUK PEMBUATAN BENSIN. 1. Reaksi Thermal Cracking.

176 system sehingga mengalami dekomposisi dengan merecyclekannya didalam sistim yang kontinyu. Tar FO HE Dapur Perengkah Quenching Umpan Recycle Soaker E V A P P R I M T O W E R Gas Basah Diesel Gambar : 9 – 1 Unit Thermal Cracking C. VISBREAKING. Visbreaking adalah salah satu modifikasi dari proses thermal cracking, dimana adalah suatu operasi thermal cracking medium untuk memperbaiki viscositas residue atmospheric dan vakum pada dasarnya adalah memecah fraksi berat menjadi fraksi ringan untuk memperoleh fuel oil yang viscositasnya sesuai. Kadang-kadang dilakukan blending dengan produk lain yang nilainya tinggi untuk mendapatkan viscositas tersebut. Visbreaking adalah cracking fase cair dimana feed dicrack ringan didalam 177 heater berlangsung pada temperatur 455 sampai dengan 500 o C tekanan out let heating oil pada 50 sampai dengan 300 psig. Hal ini masih dipertimbangkan dasar proses untuk mereduksi fuel oil residue, oleh karena itu dipakai secara luas dalam industri pengolahan minyak. UOP visbreaking desain antara lain untuk : 1. Fuel Oil produksi. 2. Produksi Gasoil 3. Maximum produksi diesel dengan gasoil – carcking. 4. Visbreaking dan Thermal cracking

1. Visbreaking untuk Fuel Oil.

Feed stock dipanasi dan di crack dalam suatu fire heater. Aliran keluar heater didinginkan cepat untuk mencegah over cracking, kemudian diflashkan dalam fraksinator untuk memisahkan fraksi ringan dan residue dengan flash point yang diinginkan. Tujuan utama operasi visbreaking ini untuk menurunkan produk fuel oil berat dengan menurunkan viscositas feed stock. Ini memungkinkan untuk memproduksi fuel oil dengan specifikasi viscositas dengan sedikit atau tidak ada penambahan minyak ringan dan cutter stock yang lebih berharga. Dalam operasi ini hasil gasoline dan gas umumnya tidak lebih dari 10 berat umpan. Tabel : 9 – 4 Hasil-Hasil Visbreaking Wt o API Vol S Visc. 50 o C cst Cetane Index Feed Produk : 100 16,9 100 3,0 480 178 H 2 S C 4 - C 5 - C 6 C 7 - 185 o C 185 - 371 371 + 0,2 2,1 1,4 4,7 10,7 80,9 100 8,2 51,3 33,2 14,7 2,0 5,8 11,9 70,7 0,8 0,9 1,3 3,2 2,6 300 49 -

2. Visbreaking Untuk Produksi Gasoil.

Feed segar dipanaskan hingga suhu visbreaking yang diinginkan. Aliran keluar heater di quence dengan cairan recycle dan langsung ke flash kolom fraksinasi. Gas dan gasoline diambil dari puncak kolom fraksinasi, terus ke unit kondensasi gas. Untuk memungut C 3 dan C 4 aliran gas olefin dan stabilisasi fraksi gasoline. Sebagai alternatif, net cairan overhead flash fraksinator dapat masuk ke kolom stabilizer dengan gas-gas ringan dilangsungkan ke fuel. LGO diambil sebagai suatu side cut dari fraksinator. Sebagian dari flash LGO dapat dipakai sebagai quence ke dasar fraksinator dan ke heater outlet. Produk LGO dapat diblending menjadi diesel fuel setelah di treating. Flash fraksionator dasar kemudian dimasukkan ke vakum fraksionator dimana HVGO heavy vacuum Gasoil dan residu visbreaker dipungut. HVGO dapat dipakai untuk catalytic cracker, hydrocrecker atau thermal cracker. Biasanya residue vacuum vicbreaker dibakar dalam refinery sebagai bahan bakar. Teragntung spesifikasi feed stock, memungkinkan mengubah 25 – 40 vol menjadi produk distillate. Tabel berikut hasil-hasil visbreaking untuk gasoil recovery light Arabian crude. Tabel : 9 – 5 Hasil Visbreaking Recovery Light Arabian Crude. Recovery Light Arabian Crude. WT O AP I Vol S, Wt N, ppm Bromin e No PourFla sh o C Viscosit y Cst at