Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

3. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan rujukan terkait dengan efisiensi teknis dan efisiensi alokasi usahatani padi dengan stochastic metafrontier production function approach.

1.4. Kebaruan Novelties Penelitian

Penelitian mengenai efisiensi teknis telah banyak dilakukan, namun penelitian ini mencoba mengkaji efisiensi teknis, efisiensi alokasi, dan efisiensi ekonomi terhadap usahatani padi dengan cakupan nasional secara holistik, dan membandingkan efisiensi antar provinsi sentra menggunakan stochastic metafrontier production function approach. . Dari aspek data, penelitian ini menggunakan data PATANAS Panel Petani Nasional yang sangat lengkap dan kredibilitasnya diakui secara nasional. Dari aspek sampling, penelitian ini mengambil seluruh petani dari seluruh provinsi pada data PATANAS sehingga menggunakan data yang sangat besar. Dari aspek metode, penelitian ini mengoreksi penelitian terdahulu yang melakukan komparasi secara tidak valid. Dari aspek Empirik, penelitian ini menolak penelitian terdahulu yang menyatakan tidak ada prospek peningkatan produksi padi di Indonesia ke depan.

1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini difokuskan pada usahatani padi di lima provinsi sentra yaitu Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. 2. Penelitian ini terkait dengan ketersediaan data pada penelitian PATANAS yang dilakukan oleh Pusat Studi Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Badan Litbang Pertanian. 3. Lokasi desa yang dipilih berdasarkan basis komoditi padi sawah dengan pengairan irigasi. Dalam pelaksanaannya penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu : 1. Data yang diambil adalah data sekunder sehingga membatasi ketersediaan variabel-variabel yang dibutuhkan bagi penelitian ini. 2. Bagi variabel-variabel yang penting, dilakukan proxy terhadap variabel- variabel yang tersedia. 3. Penelitian ini dibatasi hanya data tahun 2010 karena penelitian PATANAS berbasis komoditi padi dilakukan pada tahun tersebut. 4. Oleh karena pemilihan lokasi desa berdasarkan sumber pengairan irigasi, maka tidak membedakan dengan padi tadah hujan atau lainnya. 5. Pembahasan dan implikasi kebijakan dibatasi pada hasil analisis produksi dan efisiensi dengan stochastic metafrontier production function approach.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum terdapat tiga cara meningkatkan produksi usahatani yaitu ; 1 meningkatkan penggunaan input seperti lahan, tenaga kerja, dan variasi capital, 2 menerapkan teknologi baru Kuznets ,1973; Hayami and Ruttan,1985, dan 3 melakukan manajemen organisasi produksi dengan teknologi yang tersedia untuk meningkatkan efisiensi produksi Nishimizu and Page, 1982; Li, 2000. Penelitian efisiensi masih merupakan subyek penelitian di negara berkembang maupun di negara maju. Penelitian efisiensi tersebut menjadi lebih penting bagi negara berkembang dimana potensi peningkatan produksi pertanian melalui perluasan area produksi dan pengadopsian teknologi baru sangat terbatas. Studi tersebut dapat membantu negara-negara berkembang dengan menentukan sejauh mana peningkatan produksi dapat dilakukan melalui peningkatan efisiensi usahatani berdasarkan sumber daya dan teknologi yang tersedia Kibbara, 2005. Cukup banyak studi empiris yang dilakukan untuk mengukur efisiensi pertanian baik di negara maju maupun di negara berkembang. Peningkatan efisiensi di negara berkembang sangat diperlukan untuk peningkatan produktivitas. Hal ini sangat penting mengingat tingginya permintaan pangan sebagai dampak tingginya populasi penduduk di negara berkembang dan berkurangnya suplai sebagai dampak perubahan iklim. Beragam faktor produksi dianalisis untuk membuktikan faktor produksi mana yang mempengaruhi output dan faktor apa saja yang mempengaruhi efisiensi. Beberapa penelitian menguji efisiensi pada kondisi dan wilayah yang berbeda dan dengan metode yang berbeda.

2.1. Pengaruh Lahan Terhadap Produksi dan Efisiensi

Lahan merupakan faktor penting dalam usahatani terutama padi sehingga luas lahan menjadi ukuran usahatani farm size. Dibandingkan dengan faktor lain, lahan biasanya merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam peningkatan produksi. Penelitian Okoruwa, Ogundele, dan Oyewusi 2006 juga membuktikan bahwa faktor yang paling berpengaruh dan signifikan terhadap produksi padi yaitu perluasan lahan. Penelitiannya mencoba membedakan efisiensi teknik pada usahatani padi dengan dua varietas yang berbeda yaitu varietas tradisional dan varietas baru. Demikian pula penelitian Femi, et.al 2004 di Nigeria yang mencoba membedakan efisiensi teknik pada usahatani padi dengan dua varietas yang berbeda yaitu varietas tradisional dan varietas baru, membuktikan bahwa faktor yang signifikan dapat meningkatkan output yaitu perluasan lahan. Ukuran usahatani farm size berbeda dengan skala usahatani. Dalam jangka panjang, biaya usahatani dapat diturunkan dengan peningkatan skala usahatani sehingga menjadi lebih efisien sampai mencapai titik optimalnya economic of scale. Dengan demikian semakin besar skala usahatani maka akan semakin efisien, namun tidak demikian dengan ukuran usahatani. Semakin luas lahan yang diusahakan maka produksi akan semakin meningkat. Namun peningkatan luas lahan belum tentu meningkatkan produktivitas. Banyak peneliti mendukung hipotesis bahwa semakin kecil ukuran usahatani luas lahan yang digarap semakin sempit maka akan semakin efisien poor but efficient. Inverse Size Productivity menjelaskan bahwa semakin kecil ukuran usahatani maka semakin produktif. Hal ini dikarenakan dengan luasan lahan yang sempit, lahan akan lebih terkelola dengan baik hanya dengan tenaga kerja keluarga, sementara semakin luas lahan yang digarap maka akan semakin tidak terurus, karena tidak mampu menyewa tenaga kerja luar yang semakin banyak. Hubungan ini diterangkan oleh keuntungan relatif dari lebih banyaknya penggunaan tenaga kerja keluarga pada usahatani kecil. Hal ini akan mengurangi biaya pengawasan tenaga kerja luar yang disewa. Oleh karena peningkatan biaya marjinal pengawasan, rasio lahan terhadap tenaga kerja sewa lebih tinggi untuk petani kaya yang menuju pada penurunan output per hektar. Petani kecil dan tradisional mempunyai keuntungan dalam pengawasan tenaga kerja oleh karena mereka menggunakan tenaga kerja keluarga. Oppotunity Cost dari tenaga kerja harian anggota keluarga lebih rendah dari upah tenaga kerja sewa. Implikasinya adalah bahwa land-reform akan mempunyai efek positif pada produktivitas karena mengurangi lahan absentee. Penelitian Bozoglu dan Ceyhan 2006 mengukur efisiensi teknis petani sayuran di Turki, menggunakan pendekatan produksi frontier stokastik. Data dikumpulkan dari 75 petani sayuran di provinsi Samsun di Turki tahun 2002-2003. Efisiensi teknis rata-rata mencapai 0.82, berkisar 0.56-0.95. Temuannya