langsung dalam produksi yang biasanya disebut noise effect iklim, cuaca, hama dan penyakit.
Produksi frontier antar grup menjadi dasar untuk menentukan produksi metafrontier yaitu dengan menghubungkan kondisi paling efisien dari setiap
petani. Produksi metafrontier ini menjadi potensi maksimum bagi setiap petani antar grup untuk mencapai produksi maksimum dari yang maksimum. Dengan
demikian dapat ditentukan efisiensi teknis masing-masing grup beserta potensi maksimumnya untuk menentukan rasio gap teknologi TGR, rasio efisiensi
teknis TER, dan rasio random error RER. Dari produksi frontier juga dapat ditentukan biaya dual frontier untuk menentukan efisiensi alokasi dan ekonomi
melalui penentuan biaya aktual dan biaya minimal yang dapat dicapai. Dengan demikian kondisi keuntungan maksimum dapat diketahui. Untuk jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Bagan Kerangka Pemikiran Konseptual
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Jenis dan Sumber Data
Data utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder yang berasal dari penelitian PATANAS tahun 2010 yang telah dilakukan oleh PSE-KP
Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Badan Litbang Kementerian Pertanian Bogor. Data tersebut mencakup data kuantitatif maupun data kualitatif
terhadap petani padi di lima provinsi sentra padi yaitu Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Dari lima provinsi dipilih 14
kabupaten dan dari masing-masing kabupaten diambil 1 desa sehingga total ada 14 desa. Pemilihan desa contoh dilakukan dengan memperhitungkan sebaran
jumlah tipe desa sawah irigasi berbasis padi tipe desa 1 menurut provinsi. Berdasarkan kriteria tersebut maka 14 desa sawah irigasi berbasis padi tipe desa
1 yang dipilih adalah: 1 2 desa di Propinsi Sumatera Utara, 2 3 desa di
Propinsi Jabar, 3 4 desa di Propinsi Jateng, 4 3 desa di Propinsi Jatim, 5 2 desa di Propinsi Sulawesi Selatan.
Data sekunder lain sebagai data pendukung diperoleh dari berbagai sumber baik secara langsung yaitu, PUSLITBANGTAN Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan, PUSTAKA Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, BP2TP Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,
PSE-KP Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, IRRI International Rice Research Institute, dan UN-ESCAP United Nation- Economic and Sosial
Commision for Asia and The Pacific, juga penelusuran tidak langsung ke BPS Badan Pusat Statistik, BB-PASCAPANEN Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian, BB-PENGKAJIAN Balai Besar
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, BB-PADI Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, BULOG, FAO, USDA, Dinas Pertanian Provinsi
Sumatera Utara, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, dan Dinas Pertanian Provinsi
Sulawesi Selatan.
4.2. Cakupan dan Time Frame Penelitian
Data yang digunakan pada penelitian ini mencakup skala nasional dengan pilihan 5 provinsi sentra. Kelima Provinsi ini dipilih secara purposive sesuai
dengan provinsi pilihan penelitian PATANAS yang dilakukan oleh PSE-KP Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor. Data yang
digunakan yaitu data cross section dengan time frame yang digunakan adalah tahun 2010 yang terdiri atas 3 musim MH, MK1, dan MK2.
4.3. Pengumpulan Data
Data dikumpulkan berdasarkan variabel-variabel yang dibutuhkan untuk penelitian dan juga mengacu kepada data yang tersedia. Dari data mentah yang
tersedia, dimana merupakan data yang sangat besar, data dipilah berdasarkan kebutuhan penelitian dan disesuaikan dengan variabel yang dibutuhkan.
Pengumpulan data juga mengacu kepada kuesioner PATANAS tahun 2010. Pemilihan desa contoh dilakukan dengan memperhitungkan sebaran
jumlah tipe desa sawah irigasi berbasis padi tipe desa 1 menurut provinsi. Desa yang menjadi sentra produksi padi di masing-masing provinsi yaitu Desa Lidah
Tanah dan Desa Kuala Gunung di Sumatera Utara, Desa Tugu, Desa Simpar, dan Desa Sindang Sari di Jawa Barat, Desa Padang Sari, Desa Demangan, Desa
Mojorejo, Desa Tambah Mulyo di Jawa Tengah, Desa Padomasan, Desa Kaligondo, dan Desa Sunge Geneng di Jawa Timur, Desa Berawali dan Desa Salu
Jambu di Sulawesi Selatan.
4.4. Penentuan Observasi
Usahatani padi yang dianalisis yaitu satu tahun 2010 selama 3 musim tanam MH, MK1, MK2. Setelah mengalami data cleaning, jumlah observasi
total yaitu sebanyak 592 yang terdiri atas 100 observasi di Provinsi Sumatera Utara, 130 observasi di Jawa Barat, 171, observasi di Jawa tengah, 95 observasi di
Jawa Timur, dan 96 observasi di Sulawesi Selatan.