Efisiensi Alokasi dan Efisiensi Ekonomi Usahatani padi di Jawa Timur

berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa penanganan masalah inefisiensi alokasi di Indonesia lebih utama jika dibandingkan dengan masalah inefisiensi teknis dalam upaya pencapaian tingkat efisiensi ekonomi yang lebih tinggi, karena secara teknis kondisi petani dikatakan efisien indeks efisiensi teknis 0.8 dengan ruang peningkatan efisiensi yang lebih kecil sementara penghematan biaya sebagai dampak pencapaian efisiensi alokasi adalah cukup besar. Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan efisiensi alokasi pada kondisi petani memperhatikan harga input yaitu penambahan input yang kurang atau pengurangan input yang berlebihan sehingga dicapai biaya minimum. Selain itu dari sisi pemerintah dapat melakukan kebijakan harga input agar terjangkau oleh petani. 8.7. Efisiensi Alokasi dan Efisiensi Ekonomi Usahatani Padi Potensi maksimum nasional di Indonesia Dengan memperhatikan variasi antar provinsi, efisiensi alokasi dan ekonomi secara potensi maksimum nasional di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 108. Pada Tabel tersebut dapat dilihat bahwa indeks efisiensi teknis, alokasi, dan ekonomi rata-rata 71.16 persen, 77.32 persen, dan 54.69 persen. Kondisi ini menunjukkan secara teknis, alokasi, dan ekonomi, seluruh petani di Indonesia belum efisien. Hal ini karena potensi maksimum yang digunakan yaitu kondisi seluruh petani yang paling efisien. Dari indeks tersebut dapat dijelaskan bahwa dibandingkan potensi maksimum nasional, walaupun secara teknis nilai efisiensinya rendah, namun indeks efisiensi alokasi lebih tinggi yang artinya petani di Indonesia menggunakan input dengan memperhatikan harga-harga yang berlaku walaupun belum memuaskan sehingga disesuaikan dengan kemampuan daya beli mereka, walaupun secara teknis belum optimal. Oleh karena rendahnya efisiensi teknis yang dicerminkan oleh sebagian besar petani tidak efisien secara teknis 95.1 persen indeks TE0.8 dan rendahnya efisieni alokasi yang dicerminkan oleh banyaknya petani yang tidak efisien secara alokasi 56.76 persen ineks AE0.8, maka menghasilkan indeks efisiensi ekonomi yang sangat rendah pula yang dicerminkan oleh sebagian besar petani tidak efisien secara ekonomi 95.26 persen indeks EE0.8. Efisiensi alokasi berkisar antara 0.2279 dan 0.9934 dengan rata-rata 0.7732. Jika rata-rata petani dapat mencapai tingkat efisiensi alokasi yang paling tinggi, maka mereka dapat menghemat biaya sebesar 22.17 persen 1- 0.77320.9934, sedangkan petani yang paling tidak efisien, mereka akan dapat menghemat biaya sangat tinggi sebesar 77.06 persen 1-0.22790.9934. Tabel 108. Sebaran Responden Berdasarkan Efisiensi Teknis, Alokasi, dan Ekonomi Pada Level Potensi Maksimum Nasional. Range Efisiensi Teknis Efisiensi Alokasi Efisiensi Ekonomi 0.2 - - 3 0.51 5 0.84 0.2≤x0.4 - - 27 4.56 108 18.24 0.4≤x0.6 7 1.18 110 18.58 261 44.09 0.6≤x0.8 556 93.92 196 33.11 190 32.09 ≥0.8 29 4.90 256 43.24 28 4.73 Total 592 100.00 592 100.00 592 100.00 Rata-rata 0.7116 0.7732 0.5469 minimum 0.5585 0.2279 0.0506 maksimum 0.9231 0.9934 0.8959 Efek gabungan dari efisiensi teknis dan alokasi menunjukkan bahwa efisiensi ekonomi petani berada pada kisaran 0.0506 sampai 0.8959 dengan rata- rata 0.5469. Hal ini mengindikasikan jika rata-rata petani dapat mencapai tingkat efisiensi ekonomi paling tinggi maka mereka dapat menghemat biaya sebesar 38.96 persen 1-0.54690.8959, sedangkan pada petani yang tidak efisien, mereka dapat menghemat biaya sangat tinggi sebesar 94.35 persen 1-0.05060.8959. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa untuk mencapai potensi maksimum nasional, penanganan masalah baik inefisiensi teknis maupun inefisiensi alokasi di Indonesia menjadi kendala dalam upaya pencapaian tingkat efisiensi ekonomi yang lebih tinggi keuntungan maksimum. Hal ini karena secara teknis kondisi petani dikatakan tidak efisien indeks efisiensi teknis 0.8 dengan ruang peningkatan efisiensi yang cukup besar dan penghematan biaya sebagai dampak pencapaian efisiensi alokasi cukup besar pula. Upaya yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan efisiensi alokasi pada kondisi petani memperhatikan harga input yaitu penambahan input yang kurang atau pengurangan input yang berlebihan sehingga dicapai biaya minimum. Selain itu dari sisi pemerintah dapat melakukan kebijakan harga input dan output