Kritik pada Stochastic Frontier Produksi

2. Tidak ada apriori pembenaran untuk pemilihan bentuk khusus distribusi ke satu sisi dari istilah inefisiensi. 3. Distribusi one sided error harus ditentukan saat model diprediksi. Oleh karena itu, fungsi produksi frontier stokastik memaksakan struktur tambahan pada distribusi inefisiensi teknis. 4. Hassan 2004 berpendapat bahwa asumsi model yang memisahkan pemisahan one sided error dari input fisik tidak realistis. 5. Fungsi Produksi frontier Stokastik tidak dapat dengan mudah menggabungkan beberapa output.

3.1.7. Pendekatan Frontier Non-parametric

Model Non-parametrik yang umumnya dikenal sebagai model Data Envelope Analysis DEA, didasarkan pada teknik pemrograman matematika. DEA adalah teknik linear programming, yang menggunakan data input dan output untuk mendapatkan poin produksi frontier hasil praktek terbaik. Frontier dibangun dari suatu solusi linear programming yang berurutan satu untuk setiap perusahaan dalam sampel. Efisiensi perusahaan diukur terhadap efisiensi semua perusahaan lain dengan batasan bahwa semua perusahaan berada pada atau di bawah garis frontier Mbaga, et al. 2000.. DEA pertama kali dikembangkan oleh Charnes, et al. 1978. DEA dapat berupa input-oriented atau output oriented. Dalam kasus pertama, teknik DEA mendefinisikan frontier dengan mencari pengurangan proporsional maksimum dalam penggunaan input dengan tingkat output yang konstan. Dalam kasus kedua, metode DEA mendefinisikan frontier dengan mencari maksimal penambahan output secara proporsional, dengan tingkat input yang sama.

3.1.8. Keuntungan dari pendekatan DEA

DEA memiliki keunggulan utama sebagai berikut: a. DEA tidak memerlukan asumsi bentuk fungsional untuk menentukan hubungan antara input dan output Krasachat, 2003. b. DEA tidak memerlukan asumsi tentang distribusi data yang mendasarinya. c. Sangat mudah untuk menggabungkan beberapa input dan output. d. DEA memungkinkan memisahkan efisiensi ekonomi menjadi efisiensi teknis dan efisiensi alokatif dan juga efisiensi teknis ke dalam efisiensi teknis murni dan karena efisiensi teknis skala. Skor efisiensi teknis dapat diperoleh dengan menggunakan model constant return to scale DEA atau model variabel return to scale. Skor efisiensi teknis yang diperoleh model pertama disebut total efisiensi teknis dan dari model kedua merupakan efisiensi teknis murni.

3.1.9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inefisiensi Produksi

Ada dua pendekatan dalam mengkaji hubungan antara inefisiensi usahatani dengan berbagai faktor sosio ekonomi dan usahatani. Metode pertama adalah penghitungan koefisien korelasi atau penerapan analisis nonparametrik sederhana lainnya. Metode kedua adalah pertama mengukur inefisiensi lalu menggunakan model regresi dimana inefisiensi digambartkan sebagai fungsi dari faktor-faktor sosio ekonomi dan usahatani. Pendekatan terakhir dikenal sebagai “prosedur dua tahap” dan lebih umum digunakan Haji, 2006.

3.1.10. Teknologi Sebagai Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi

Peningkatan produktivitas dapat dicapai melalui efisiensi untuk kondisi jangka pendek yaitu saat teknologi tetap atau melalui peningkatan teknologi. Perubahan teknologi dapat digambarkan melalui pergeseran kurva total product TP ke atas, atau kurva isoquant ke atas, atau kurva kemungkinan produksi PPF ke atas serta kurva biaya rata-rata ke bawah. Perubahan teknologi dapat dibedakan menjadi Neutral Technology dimana pada harga input tetap, rasio optimal input sebelum perubahan teknologi sama dengan setelah perubahan teknologi. Sedangkan Biased Technology yaitu pada harga input tetap, rasio optimal input berubah setelah perubahan teknologi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 9. Pada Gambar tersebut terlihat bahwa dalam biased technology , rasio KL naik yang mengarah kepada capital intensif atau labor saving , sementara sebelum perubahan teknologi lebih bersifat labor intensif.