dari sisi pemerintah dapat melakukan kebijakan harga input agar terjangkau oleh petani.
8.6. Efisiensi Alokasi dan Ekonomi Usahatani Padi Rata-rata di Indonesia
Efisiensi alokasi dan ekonomi rata-rata di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 107. Pada Tabel tersebut dapat dilihat bahwa indeks efisiensi teknis, alokasi,
dan ekonomi rata-rata 84.97 persen, 67.36 persen, dan 55.73 persen. Walaupun secara teknis telah efisien namun efisiensi alokasi tidak efisien indeks efisiensi
alokasi 70 karena sebagian besar 73.49 persen petani tidak efisien secara alokasi. Hal ini berdampak secara ekonomi menjadi tidak efisien samasekali.
akibatnya keuntungan petani rendah karena terjadi inefisiensi biaya. Efisiensi alokasi berkisar antara 0.0516 dan 0.9969 dengan rata-rata
0.6736. Jika rata-rata petani dapat mencapai tingkat efisiensi alokasi yang paling tinggi, maka mereka dapat menghemat biaya sebesar 32.43 persen 1-
0.67360.9969, sedangkan petani yang paling tidak efisien, mereka akan dapat menghemat biaya sangat tinggi sebesar 94.82 persen 1-0.05160.9969.
Tabel 107. Sebaran Responden Berdasarkan Efisiensi Teknis, Alokasi, dan Ekonomi Rata-Rata di Indonesia.
Range Efisiensi
Teknis Efisiensi
Alokasi Efisiensi
Ekonomi 0.2
2 0.34
3 0.51
7 1.18
0.2≤x0.4 3
0.51 56
9.46 103
17.40 0.4≤x0.6
18 3.04
170 28.72
242 40.88
0.6≤x0.8 107
18.07 206
34.80 208
35.14 ≥0.8
462 78.04
157 26.52
32 5.41
total 592
100.00 592
100.00 592
100.00 Rata-rata
0.8497 0.6736
0.5573 minimum
0.1633 0.0516
0.0462 maksimum
0.9677 0.9969
0.9412
Efek gabungan dari efisiensi teknis dan alokasi menunjukkan bahwa efisiensi ekonomi petani berada pada kisaran 0.0462 sampai 0.9412 dengan rata-
rata 0.5573. Hal ini mengindikasikan jika rata-rata petani dapat mencapai tingkat efisiensi ekonomi paling tinggi maka mereka dapat menghemat biaya sebesar
40.79 persen 1-0.55730.9412, sedangkan pada petani yang tidak efisien, mereka dapat menghemat biaya sebesar 95.095 persen 1-0.04620.9412. Jadi
berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa penanganan masalah inefisiensi alokasi di Indonesia lebih utama jika dibandingkan dengan masalah inefisiensi
teknis dalam upaya pencapaian tingkat efisiensi ekonomi yang lebih tinggi, karena secara teknis kondisi petani dikatakan efisien indeks efisiensi teknis 0.8 dengan
ruang peningkatan efisiensi yang lebih kecil sementara penghematan biaya sebagai dampak pencapaian efisiensi alokasi adalah cukup besar. Upaya yang
dapat dilakukan dalam rangka peningkatan efisiensi alokasi pada kondisi petani memperhatikan harga input yaitu penambahan input yang kurang atau
pengurangan input yang berlebihan sehingga dicapai biaya minimum. Selain itu dari sisi pemerintah dapat melakukan kebijakan harga input agar terjangkau oleh
petani.
8.7. Efisiensi Alokasi dan Efisiensi Ekonomi Usahatani Padi Potensi maksimum nasional di Indonesia
Dengan memperhatikan variasi antar provinsi, efisiensi alokasi dan ekonomi secara potensi maksimum nasional di Indonesia dapat dilihat pada Tabel
108. Pada Tabel tersebut dapat dilihat bahwa indeks efisiensi teknis, alokasi, dan ekonomi rata-rata 71.16 persen, 77.32 persen, dan 54.69 persen. Kondisi ini
menunjukkan secara teknis, alokasi, dan ekonomi, seluruh petani di Indonesia belum efisien. Hal ini karena potensi maksimum yang digunakan yaitu kondisi
seluruh petani yang paling efisien. Dari indeks tersebut dapat dijelaskan bahwa dibandingkan potensi maksimum nasional, walaupun secara teknis nilai
efisiensinya rendah, namun indeks efisiensi alokasi lebih tinggi yang artinya petani di Indonesia menggunakan input dengan memperhatikan harga-harga yang
berlaku walaupun belum memuaskan sehingga disesuaikan dengan kemampuan daya beli mereka, walaupun secara teknis belum optimal. Oleh karena rendahnya
efisiensi teknis yang dicerminkan oleh sebagian besar petani tidak efisien secara teknis 95.1 persen indeks TE0.8 dan rendahnya efisieni alokasi yang
dicerminkan oleh banyaknya petani yang tidak efisien secara alokasi 56.76 persen ineks AE0.8, maka menghasilkan indeks efisiensi ekonomi yang sangat
rendah pula yang dicerminkan oleh sebagian besar petani tidak efisien secara ekonomi 95.26 persen indeks EE0.8.