meningkatkan biaya usahatani rata-rata 24 persen. Mereka juga membuktikan bahwa petani kecil small farm size secara teknis lebih efisien daripada petani
besar. Mereka menduga model biaya stokastik frontier variabel menggunakan prosedur maksimum likelihood ML. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
efisiensi biaya bervariasi dari rendah 29 sampai tinggi 95 persen dengan efisiensi rata-rata tertinggi 76 persen.
Dari penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar menyatakan efisiensi usahatani padi telah efisien secara parsial karena nilai
efisiensi teknisnya lebih dari 0.7 Battese, G.E., Malik, S.J and Gill, M.A. 1996; Battese, G.E., and Hassan, S. 1999. Bozoglu dan Ceyhan,2006; Junankar,1980;
Croppenstedt,2005; Rios dan Shively,2005; Rahman, 2003; Seyoum, et al.1998; Krasachat,2000; Femi, et.al .2004; Okoruwa, et al.2006. Sebagian besar
menggunakan Model Cobb-Douglas dibandingkan dengan model translog Battese, G.E., Malik, S.J and Gill, M.A. 1996; Battese, G.E., and Hassan, S.
1999; Croppenstedt,2005; Mynt and Kyi,2005; Shapiro,1983;Ekanayake and Jayasuriya, 1987;Kalijaran and Shand,1985 dan sebagian besar menggunakan
stochastic frontier dibanding deterministic frontier. Seluruh peneliti membuktikan
bahwa perbandingan dengan benchmark membuat efisiensi menurun Villano, et al
, 2010; Sipilanen, et al, 2008; Binam, et al,2008; Ferjani, Ali and Laure Latruffe. 2009; Kolawole, Ogundari. 2009; Boshrabadi, et al. 2006 sehingga
ruang untuk peningkatan efisiensi menjadi lebih besar.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Produksi
Produksi adalah proses transformasi input menjadi output. Teknologi Produksi dapat digambarkan melalui fungsi produksi, fungsi biaya, fungsi
keuntungan dan fungsi penerimaan. Fungsi produksi menggambarkan hubungan teknis antara input dan output dari suatu proses produksi. Menurut Beattie dan
Taylor 1985, fungsi produksi adalah deskripsi matematis atau kuantitatif dari berbagai macam kemungkinan-kemungkinan produksi teknis yang dihadapi oleh
suatu perusahaan. Fungsi produksi memberikan output maksimum dalam pengertian fisik dari tiap-tiap tingkat input dalam pengertian fisik. Bentuk umum
dari fungsi produksi diberikan dalam bentuk persamaan matematis berikut ini: Y = fX
…………….……………………………………………….3.1 di mana Y adalah output, X adalah vektor input dan f . adalah bentuk fungsional
yang sesuai. Input yang digunakan dalam proses produksi dapat dibagi menjadi dua
kelompok yaitu input variabel dan input tetap. Input variabel adalah jumlah input yang berubah jika output berubah selama periode tertentu, sedangkan input
tetap adalah input yang jumlahnya tidak berubah walaupun mengalami perubahan output selama periode produksi tertentu. Dalam proses produksi jangka panjang,
semua input yang digunakan dalam proses produksi dianggap sebagai input variabel, sedangkan dalam jangka pendek setidaknya satu input dianggap sebagai
input tetap sedangkan input lainnya dianggap input variabel. Hal ini dapat didefinisikan sebagai:
Y = fX
1
X
2
…………………..…………………………….……3.2 dimana Y adalah output, X
1
adalah input variabel , dan X
2
adalah input tetap . Salah satu input tetap dalam usahatani adalah lahan. Lahan sebagai faktor
yang mempengaruhi produksi dianggap sebagai „ukuran usahatani atau farm size’.
Semakin luas lahan yang diusahakan maka produksi akan semakin meningkat. Namun peningkatan luas lahan belum tentu meningkatkan produktivitas. Inverse
Size Productivity menjelaskan bahwa semakin kecil usahatani maka semakin
produktif. Hubungan ini diterangkan oleh keuntungan relatif dari lebih banyaknya penggunaan tenaga kerja keluarga pada usahatani kecil. Hal ini akan
mengurangi biaya pengawasan tenaga kerja sewa. Oleh karena peningkatan biaya marjinal pengawasan, rasio lahan terhadap tenaga kerja sewa lebih tinggi untuk
petani kaya yang menuju pada penurunan output per hektar. Petani kecil mempunyai keuntungan dalam pengawasan tenaga kerja oleh karena mereka
menggunakan tenaga kerja keluarga. Oppotunity Cost dari tenaga kerja harian anggota keluarga lebih rendah dari upah tenaga kerja sewa. Implikasinya adalah
bahwa land-reform akan mempunyai efek positif pada produktivitas karena mengurangi lahan absentee. Untuk teknologi pertanian yang modern dan capital
intensif , konsep Inverse Size Productivity dapat ditolak namun tetap valid untuk
pertanian tradisional. Dengan demikian, usahatani kecil di banyak negara berkembang lebih efisien daripada usahatani besar sebelum tahun 80-an. Dengan
kata lain, perubahan teknologi yang cepat dan perluasan usahatani komersial telah mengubah persepsi efisiensi usahatani kecil inverse size productivity.
Fungsi produksi didasarkan pada asumsi-asumsi berikut Beattie dan Taylor, 1985:
1. Kegiatan produksi perusahaan diatur sedemikian rupa sehingga produksi dalam satu periode waktu betul-betul independen.
2. Semua input dan output homogen. 3. Fungsi produksi dapat diturunkan dua kali secara kontinu
4. Fungsi produksi, harga output dan harga input diketahui dengan pasti. 5. Tidak ada batasan ketersediaan input.
6. Tujuan perusahaan
adalah memaksimalkan
keuntungan atau
meminimalkan biaya untuk tingkat output tertentu. Fungsi produksi tradisional telah sering digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi pertanian dan penggunaan optimal dari input. Pendekatan fungsi produksi melibatkan estimasi fungsi produksi rata-rata. Dalam sebagian besar
studi terdahulu, fungsi produksi Cobb-Douglas telah banyak digunakan. Nilai Produk Marginal MVP dari setiap input dibandingkan dengan biaya faktor