Karakteristik Individu Petani KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN
setelah itu bekerja tidak dibidang usahatani. Anak-anak petani di Jawa relatif lebih berpendidikan dibandingkan di luar Jawa sehingga mereka tidak begitu mencintai
pertanian dan pada akhirnya terdapat lag generasi.
Tabel 5. Sebaran Responden Berdasarkan Umur KK Petani Padi.
Provinsi Umur tahun
30 30-40
40-50 50-60
=60 TOTAL
Rata-rata Sumatera Utara
2 2.00
19 19
44 44
29 29
6 6
100 45.32
Jawa Barat 2
1.54 14
11 54
42 35
27 25
19 130
48.60 Jawa Tengah
2 1.17
10 6
44 26
74 43
41 24
171 52.40
Jawa Timur 3
3.16 5
5 17
18 48
51 22
23 95
52.55 Sulawesi Selatan -
- 18
19 51
53 14
15 13
14 96
46.80 Indonesia
9 1.52
66 11
210 35
200 34
107 18
592 49.13
Jika dilihat dari pendidikan formal KK petani responden, pada Tabel 6 menunjukkan bahwa petani padi di Indonesia sebagian besar 78.89 persen
berpendidikan rendah SD dengan rata-rata pendidikan petani 4 tahun. Jika dilihat per provinsi juga menunjukkan hal yang sama bahwa lebih dari 65 petani
di setiap provinsi sentra berpendidikan SD dengan rata-rata pendidikan kurang dari 5 tahun. Petani dengan pendidikan rendah relatif memiliki pengetahuan
akademis yang rendah terutama jika petani tidak dapat membaca dan menulis.
Tabel 6. Sebaran Responden Berdasarkan Pendidikan KK Petani Padi Provinsi
Pendidikan tahun =6
9 Total
Rata-rata Sumatera Utara
84 84.00
16 16
- -
100 3.75
Jawa Barat 102
78.46 20
15 8
6 130
3.84 Jawa Tengah
133 77.78
34 20
4 2
171 4.14
Jawa Timur 85
89.47 6
6 4
4 95
3.47 Sulawesi Selatan
63 65.63
26 27
7 7
96 4.79
Indonesia 467
78.89 102
17 23
4 592
4.00 Sedangkan petani dengan pendidikan yang lebih tinggi relatif memiliki
pengetahuan yang lebih banyak karena selain dapat membaca dan menulis mereka memperoleh pengetahuan tambahan lewat berbagai media, juga memiliki pola
pikir yang lebih maju sehingga akan berdampak baik pada usahatani padinya.
Namun tidak menutup kemungkinan bahwa petani dengan pendidikan formal rendah dapat berhasil dalam usahataninya jika didukung oleh pendidikan non
formal dan keterampilan yang relevan serta pengalaman berusahatani. Jika dilihat dari jumlah tanggungan keluarga, sebagian besar petani padi di
Indonesia memiliki tanggungan sampai 3-4 orang 48 persen. Demikian pula jika dilihat per provinsi setiap KK petani di Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa
Timur dan Sulawesi Selatan memiliki tanggungan 3-4 orang lebih dari 40 kecuali di Jawa Barat. Bahkan petani di luar Jawa yang memiliki tanggungan 5-
6 orang adalah sebanyak 27 persen untuk Sumatera Utara dan 29 persen untuk Sulawesi Selatan. Angka ini tidak sedikit sehingga akan memberatkan petani
karena dengan semakin banyaknya jumlah tanggungan maka akan berdampak pada tingginya pengeluaran konsumsi. Pengeluaran konsumsi yang tinggi ini akan
mengurangi kesempatan petani untuk melakukan penggunaan input yang lebih banyak agar lebih sesuai dengan standar prosedur usahatani padi, terlebih jika
harga-harga inputnya tidak terjangkau. Pada akhirnya kondisi ini akan mempengaruhi efisiensi dan produksi padi. Adapun sebaran responden
berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Sebaran Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Petani.
Provinsi Jumlah Tanggungan orang
=2 3 SD 4 5 SD 6 6 Total
Rata -rata
Sumatera Utara 21
21.00 50
50 27
27 2
2 100
3.63 Jawa Barat
64 49.23
63 48
3 2
- -
130 2.49
Jawa Tengah 44
25.73 92
54 29
17 6
4 171
3.49 Jawa Timur
34 35.79
44 46
16 17
1 1
95 3.23
Sulawesi Selatan 23
23.96 38
40 28
29 7
7 96
3.86 Indonesia
186 31.42 287
48 103
17 16 3 592
3.34