Pengaruh Pendidikan Terhadap Efisiensi Usahatani

Hanya Kalirajan dan Shand 1985 yang berpendapat bahwa pendidikan tidak signifikan dalam menjelaskan perbedaan antara hasil maksimal dengan hasil aktual. Namun, menurut mereka pendidikan non-formal, yang didefinisikan sebagai pemahaman teknologi saat ini, memiliki peran positif yang signifikan terhadap produktivitas. Penelitiannnya menggunakan model produksi frontier Cobb-Douglas dengan prosedur maksimum likelihood ML terhadap 91 petani padi Kabupaten Coimbatore Tamil Nado di India.

2.6. Pengaruh Lembaga Pendukung Terhadap Efisiensi Usahatani

Lembaga pendukung dalam sistem agribisnis seperti lembaga keuangan baik bank dan non bank, formal maupun non formal, lembaga pemasaran, penyedia input dan mesin, lembaga penyuluhan, lembaga riset, koperasi, dan kelompok tani, sangat dibutuhkan baik oleh subsistem hulu, hilir, maupun usahatani. Terlebih lembaga keuangan dan lembaga penyuluhan karena kedekatan serta akses ke lembaga ini akan meningkatkan efisiensi usahatani. Penelitian terdahulu banyak yang mendukung pernyataan ini seperti Auama, et al. 2006 di Kenya, Parikh dan Shah 1994 di Provinsi North West Pakistan, Ali dan Flinn 1989 pada kalangan petani padi basmati Pakistan, Helfand 2003 di Barat Tengah Brazil, Bakksh 2007 di Punjab, penelitian Coelli, et al. 2002, Hassan 2004, Hussain 1995, Bozoglu dan Ceyhan 2006 pada produsen sayuran di Turki, Hussain 1999, Ali 1997, Ahmad, et al. 2002, Idiong 2007. Sementara hanya penelitian Iqbal 1997 yang menolak bahwa kredit berpengaruh positif terhadap efisiensi teknis petani tebu di Pakistan. Hal ini terjadi karena kredit tersebut tidak digunakan secara produktif namun untuk konsumsi. Implikasinya yaitu perlunya pengawasan kredit usahatani agar digunakan sebagaimana mestinya. Adanya inefisiensi teknis juga meningkatkan biaya usahatani. Hal ini terjadi karena alokasi input tidak sesuai dengan yang dibutuhkan. Penelitian Ali dan Chaudhry 1990 pada 220 petani di empat kabupaten irigasi Provinsi Punjab Pakistan menyimpulkan bahwa inefisiensi teknis menyebabkan hilangnya 40-50 persen pendapatan. Sedangkan penelitian Barki and Shah 1998 di lima pertanian irigasi Punjab, Pakistan menyimpulkan bahwa inefisiensi teknis dapat meningkatkan biaya usahatani rata-rata 24 persen. Mereka juga membuktikan bahwa petani kecil small farm size secara teknis lebih efisien daripada petani besar. Mereka menduga model biaya stokastik frontier variabel menggunakan prosedur maksimum likelihood ML. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi biaya bervariasi dari rendah 29 sampai tinggi 95 persen dengan efisiensi rata-rata tertinggi 76 persen. Dari penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar menyatakan efisiensi usahatani padi telah efisien secara parsial karena nilai efisiensi teknisnya lebih dari 0.7 Battese, G.E., Malik, S.J and Gill, M.A. 1996; Battese, G.E., and Hassan, S. 1999. Bozoglu dan Ceyhan,2006; Junankar,1980; Croppenstedt,2005; Rios dan Shively,2005; Rahman, 2003; Seyoum, et al.1998; Krasachat,2000; Femi, et.al .2004; Okoruwa, et al.2006. Sebagian besar menggunakan Model Cobb-Douglas dibandingkan dengan model translog Battese, G.E., Malik, S.J and Gill, M.A. 1996; Battese, G.E., and Hassan, S. 1999; Croppenstedt,2005; Mynt and Kyi,2005; Shapiro,1983;Ekanayake and Jayasuriya, 1987;Kalijaran and Shand,1985 dan sebagian besar menggunakan stochastic frontier dibanding deterministic frontier. Seluruh peneliti membuktikan bahwa perbandingan dengan benchmark membuat efisiensi menurun Villano, et al , 2010; Sipilanen, et al, 2008; Binam, et al,2008; Ferjani, Ali and Laure Latruffe. 2009; Kolawole, Ogundari. 2009; Boshrabadi, et al. 2006 sehingga ruang untuk peningkatan efisiensi menjadi lebih besar.