Perbedaan Konsep Skala Ekonomi dan Skala Hasil

pemasaran formal maupun informal seperti tengkulak sehingga memperoleh jaminan pasar dengan harga yang lebih layak, 5 teknologi, misalnya dengan perubahan varietas benih, atau perubahan teknik budidaya yang dapat mengantisipasi perubahan iklim. Setiap sumber economics of scale tersebut akan mengurangi biaya rata-rata produksi jangka panjang LRAC dengan mengubah kurva biaya total rata-rata jangka pendek SRAC ke bawah dan ke kanan. Economics of scale sering dikaitkan dengan skala hasil return to scale. Namun kedua hal ini berbeda satu sama lain. Economics of scale mengacu pada biaya suatu usahatani, sedangkan return to scale menggambarkan hubungan antara input dengan output dalam jangka panjang dimana semua input variabel dari suatu fungsi produksi. Dalam teori produksi usahatani, terdapat istilah TP Total Product, AP Average Product, dan MP Marginal Product. Dalam kaitannya dengan return to scale, terdapat tiga kemungkinan yaitu : 1. Increasing return to scale , yaitu kenaikan satu unit input mengakibatkan kenaikan outout yang semakin bertambah. Pada keadaan demikian elastisitas produksi lebih besar dari satu Ep1, atau marginal product MP lebih besar dari average product AP. Disamping itu dalam skala usahatani ini. Disamping itu pada kondisi skala hasil ini, average variabel cost AVC lebih besar dari marginal cost MC. 2. Constant return to scale , atau skala hasil dengan kenaikan hasil yang tetap, yaitu penambahan satu unit input menyebabkan kenaikan output dengan proporsi yang sama. Pada kondisi ini elastisitas produksi sama dengan satu Ep=1, atau MP=AP dan AVC=MC. 3. Decreasing return to scale atau skala hasil dengan kenaikan hasil yang berkurang, yaitu jika penambahan satu unit input akan mengakibatkan kenaikan output yang semakin berkurang. Pada kondisi ini elastisitas produksi lebih kecil dari satu Ep1, atau MPAP dan AVCMC. Walaupun berbeda, namun kedua hal ini saling berkaitan. Pada saat penambahan input memberikan pengembalian output yang lebih banyak increasing return to scale, maka petani masih dapat terus menambah input untuk meningkatkan outputnya, dengan demikian, biaya rata-rata akan semakin menurun, dan kondisi ini mengakibatkan adanya economic of scale. Maka, kondisi economic of scale akan diperoleh jika usahatani berada pada posisi increasing return to scale . Jika usahatani berada dalam keadaan increasing return to scale, maka usahatani belum menggunakan segala kemampuannya dalam memproduksi output, sehingga usahatani belum efisien dan masih dapat ditingkatkan lagi outputnya. Namun bila usahatani berada pada constant return to scale, maka semua sumberdaya telah digunakan secara optimal, sehingga penambahan input tida berpengaruh pada peningkatan output. Selanjutnya, jika usahatani berada pada level decreasing return to scale, maka peningkatan input malah akan menurunkan total output yang diproduksi. Dengan demikian, untuk mengetahui apakah suatu usahatani masih dapat ditingkatkan skalanya atau tidak, harus diketahui terlebih dahulu tingkatan return to scalenya.

3.1.12. Fungsi Produksi Metafrontier

Fungsi produksi frontier menggambarkan produksi maksimum pada saat jangka panjang dimana semua input dianggap variabel dan constant technology sehingga dengan mengacu kepada frontier grup masing-masing individu dapat meningkatkan produksi melalui pembenahan input-input variabel tersebut dan pembenahan efisiensi teknis. Dengan constant technology individu juga dapat mengacu kepada metafrontier untuk memperoleh produksi lebih tinggi lagi sampai batas potensi maksimum melalui pembenahan input-input variabel tersebut dan pembenahan efisiensi teknis. Frontier produksi terdiri atas frontier fisiologi, agronomi, dan sosial ekonomi. Frontier fisiologi merupakan potensi maksimum dari hasil percobaan di laboratorium yang merupakan kondisi paling ekstrim terbaik yang dapat dihasilkan karena kondisinya sangat dijaga. Namun frontier ini hanya dapat dilakukan dalam skala yang sangat kecil. Frontier agronomis merupakan potensi maksimum yang dihasilkan di lapangan dengan kondisi yang sangat dijaga dari segi iklim, cuaca, hama dan penyakit serta gangguan lainnya sehingga dapat menghasilkan produktivitas yang sangat tinggi. Frontier ini merupakan aplikasi kondisi laboratorium ke lapang demplot. Frontier sosial ekonomi yaitu aplikasi kondisi laboratorium setelah berhasil di lapangan, untuk diterapkan kepada petani secara massal. Dalam kondisi inilah produktivitas aktual dapat diperhitungkan karena kondisinya sesuai dengan kenyataan. Petani sendiri tidak mengetahui dimana kondisi frontier mereka karena yang mereka tahu adalah kondisi aktual. Frontier diketahui dari pengalaman-pengalaman sebelumnya dan dengan membandingkan dengan petani-petani lain dalam grup masing-masing. Dengan demikian kondisi metafrontier adalah bukan khayalan tetapi kondisi yang dapat dicapai karena dibangun dari titik-titik paling maksimum paling efisien dari petani-petani di setiap grup dan kondisi petani ini adalah kondisi frontier sosial ekonomi di lapangan yang merupakan best practices, bukan dari kondisi frontier fisiologi atau frontier agronomi dengan tetap mempertahankan variasi antar grup. Fungsi produksi metafrontier menggambarkan produksi maksimum dari frontier yang maksimum. Fungsi ini dibangun dari setiap titik-titik paling efisien dari setiap individu dalam setiap grup. Oleh karena setiap grup memiliki teknologi yang berbeda maka fungsi produksi metafrontier memayungi seluruh frontier dengan teknologi yang berbeda. Hal ini mengindikasikan bahwa metafrontier production function berada pada kondisi very long run period. Teknologi adalah variabel induces dimana terobosan teknologi baru dapat timbul dalam rangka menyikapi perubahan harga input maupun upah. Perbandingan produksi frontier antar grup berarti membandingkan produksi dengan teknologi yang berbeda-beda sehingga dapat diketahui bahwa terdapat grup yang teknologinya lebih rendah atau lebih tinggi dari yang lain. Dalam jangka panjang setiap grup dapat meningkatkan teknologinya dengan inovasi sendiri atau meniru grup lain yang teknologinya lebih tinggi. Pergeseran teknologi berdampak pada pergeseran fungsi produksi frontier grup tersebut dan pada akhirnya dalam very long run period akan menggeser fungsi metafrontier ke atas. Fungsi meta production pertama kali dipekenalkan oleh Hayami dan Ruttan 1970 sebagai gabungan konsep fungsi produksi neoklasik. Fungsi meta production merupakan gabungan dari titik-titik dengan efisiensi tertinggi. Hal ini didasarkan pada hipotesis bahwa semua usahatani pada grup yang berbeda memiliki potensi akses terhadap teknologi yang sama. Hayami dan Ruttan 1970