Gambar 9. Perubahan Teknologi Dengan Pendekatan Isoquant Sumber : Diadopsi dari Beattie and Taylor 1985
Perubahan teknologi yang mengarah menjadi labor saving dapat dilakukan melalui mekanisasi pengolahan lahan dan pemanenan atau
pengendalian gulma secara kimia. Sedangkan perubahan teknologi yang mengarah menjadi land saving misalkan dengan penggunaan varietas unggul,
teknik budidaya baru, atau penggunaan pestisida. Sumber-sumber perubahan teknologi bagi petani dapat diperoleh melalui learning-by-doing, public research
and development, private research and development, atau imported research
and development.
3.1.11. Perbedaan Konsep Skala Ekonomi dan Skala Hasil
Perubahan teknologi dalam jangka panjang dapat meningkatkan skala ekonomi economics of scale. Suatu usahatani dikatakan mencapai skala
ekonomi economics of scale ketika biaya rata-rata jangka panjangnya mencapai minimum. Sebaiknya, jika usahatani tidak berproduksi pada biaya rata-rata
minimum, maka usahatani berada pada keadaan diseconomics of scale. Sumber- sumber umum economics of scale antara lain adalah : 1 pembelian, misalnya
melakukan pembelian input melalui mekanisme kontrak jangka panjang, 2 manajemen, yaitu dengan meningkatkan spesialisasi dan kualitas tenaga kerja, 3
keuangan, misalnya dengan memperoleh biaya bunga yang lebih rendah saat meminjam kredit dari bank dan memiliki akses ke berbagai intrumen keuangan
yang lebih besar, 4 pemasaran, misalnya bekerjasama dengan lembaga
pemasaran formal maupun informal seperti tengkulak sehingga memperoleh jaminan pasar dengan harga yang lebih layak, 5 teknologi, misalnya dengan
perubahan varietas benih, atau perubahan teknik budidaya yang dapat mengantisipasi perubahan iklim. Setiap sumber economics of scale tersebut akan
mengurangi biaya rata-rata produksi jangka panjang LRAC dengan mengubah kurva biaya total rata-rata jangka pendek SRAC ke bawah dan ke kanan.
Economics of scale sering dikaitkan dengan skala hasil return to scale.
Namun kedua hal ini berbeda satu sama lain. Economics of scale mengacu pada biaya suatu usahatani, sedangkan return to scale menggambarkan hubungan
antara input dengan output dalam jangka panjang dimana semua input variabel dari suatu fungsi produksi. Dalam teori produksi usahatani, terdapat istilah TP
Total Product, AP Average Product, dan MP Marginal Product. Dalam kaitannya dengan return to scale, terdapat tiga kemungkinan yaitu :
1.
Increasing return to scale , yaitu kenaikan satu unit input mengakibatkan
kenaikan outout yang semakin bertambah. Pada keadaan demikian elastisitas produksi lebih besar dari satu Ep1, atau marginal product
MP lebih besar dari average product AP. Disamping itu dalam skala usahatani ini. Disamping itu pada kondisi skala hasil ini, average variabel
cost AVC lebih besar dari marginal cost MC.
2.
Constant return to scale , atau skala hasil dengan kenaikan hasil yang tetap,
yaitu penambahan satu unit input menyebabkan kenaikan output dengan proporsi yang sama. Pada kondisi ini elastisitas produksi sama dengan
satu Ep=1, atau MP=AP dan AVC=MC.
3.
Decreasing return to scale atau skala hasil dengan kenaikan hasil yang
berkurang, yaitu jika penambahan satu unit input akan mengakibatkan kenaikan output yang semakin berkurang. Pada kondisi ini elastisitas
produksi lebih kecil dari satu Ep1, atau MPAP dan AVCMC.
Walaupun berbeda, namun kedua hal ini saling berkaitan. Pada saat penambahan input memberikan pengembalian output yang lebih banyak
increasing return to scale, maka petani masih dapat terus menambah input untuk meningkatkan outputnya, dengan demikian, biaya rata-rata akan semakin menurun,