Pendekatan Fungsi Produksi Pendekatan Pengukuran Efisiensi

34 sesuai untuk pengukuran yang berbeda antar dimensi keberlanjutan Rigby, 2001. Beberapa kerangka kerja indikator yang digunakan dalam pertanian dapat ditemukan dalam Smith dan McDonald 1998, Meul et al, 2009, Zhen Routray 2003 dan Ceyhan 2010. Beberapa peneliti membuat komponen atau indikator pertanian berkelanjutan yang berbeda. Rao dan Rogers 2006, menyatakan bahwa pertanian berkelanjutan menyangkut faktor agronomi, ekologi, ekonomi, sosial, dan etika. Pada dasarnya peneliti menyatakan bahwa sistem usahatani berkelanjutan harus berkelanjutan secara ekonomi, sosial, dan lingkungan dan harus terintegrasi secara menyeluruhZhen Routray, 2003; Ceyhan,2010. Dalam Assessing the Sustainability of Agriculture at the Planning Stage, Smith dan Mc Donald 1998 mengusulkan beberapa indikator penting untuk menilai keberlanjutan usahatani di Australia. Mereka berargumentasi bahwa dari sisi ekonomi, keuntungan seperti produksi total dan pendapatan bersih usahatani merupakan indikator penting dari pertanian berkelanjutan. Dari sisi lingkungan, difokuskan pada kecenderungan penggunaan lahan dan air karena pengaruhnya pada produksi jangka panjang. Peningkatan efisiensi penggunaan air, perbaikan hara, perbaikan biodiversitas, pengurangan kehilangan tanah dipandang sebagai indikator keberlanjutan yang potensial.

2.6. Konsep Pendekatan Nilai Keberlanjutan Sustainable Value Added

Konsep pembangunan berkelanjutan sudah banyak dikembangkan sejak tahun 1980-an terutama pada level makro. Callens dan Tyteca 1999 mengembangkan konsep pembangunan berkelanjutan pada level mikro yaitu pada tingkat perusahaanusahatani. Namun penemuan pengukuran yang berkaitan dengan keberlanjutan perusahaan dalam ukuran absolut sering dianggap tidak penting Figge dan Hahn, 2002. Atkinson 2000 mengembangkan sebuah ukuran keberlanjutan pada level mikroekonomi dalam terminology “corporate contribution to sustainability ”. Hal ini membawa konsekuensi ukuran keberlanjutan dipertimbangkan dalam kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan. Callens and Tyteca 1999 menyatakan bahwa efisiensi ekonomi, sosial, dan lingkungan merupakan sebuah syarat keharusan tetapi bukan syarat kecukupan ke arah keberlanjutan. Selanjutnya Templet 2001 menyatakan