Penentuan Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN

90 Efisiensi Ekonomi EE dihitung dengan menbandingkan biaya optimum dengan biaya aktual dengan rumus EE = CC. | ,Y ,P | ,Y ,P . …………….… 65 dengan: C = biaya aktual total usahatani kentang atau kubis ke-i Rp Dengan demikian persamaan efisiensi alokatif AE adalah : ; dengan 0 …………..…………….…………. 66 4.3.3. Pendugaan Faktor yang Mempengaruhi Inefisiensi Teknis, Alokatif dan Ekonomi Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi teknis dianalisis dari fungsi produksi frontier dan efek inefisiensi, selanjutnya untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi inefsiensi alokatif dan ekonomi, variabel pada persamaan 55 dimasukkan ke dalam model dengan dependent variabel tingkat inefsiensi alokatif dan ekonomi setiap petani. Dengan demikian persamaannya adalah: IA = + ε …………………………………………………………67 IE = + ε …………………………………………………………68 dengan: IA = inefisiensi alokatif untuk kentang atau kubis, dihitung dengan IA = 1 – AE IE = inefisiensi ekonomi untuk kentang atau kubis, dihitung dengan IE = 1- EE Pendugaan faktror-faktor yang mempengaruhi inefisiensi alokatif dan ekonomi pada persamaan 60 dan 61 dilakuakn dengan program SPSS 16. 4.3.4. Metode untuk Mengukur Kontribusi Petani terhadap Keberlanjutan Untuk menghitung nilai keberlanjutan, langkahnya sebagai berikut: 1. Menghitung opportunity cost eco-efficiency = …….. ……….69 dan opportunity cost benchmark tolok ukur = ……………… 70 91 2. Menghitung Value spread = …………………………… 71 3. Nilai kontribusi = ……………………….. 72 4. Menghitun Nilai keberlanjutan SV: ……………………………… 73 5. Menghitung efisiensi keberlanjutan RtC = … … … … … … . Dengan : SV ir = nilai keberlanjutan usahatani kentang atau kubis N = jumlah sumberdaya yang digunakan n =1,2,3,4,5 Y i = value added penerimaan dari kentang atau kubis Rp X i = sumberdaya yang digunakan oleh usahatani kentang atau kubis yaitu lahan, tenaga kerja, kapital, pengeluaran sarana produksi dan tingkat erosi Y = value added dari benchmark tolok ukur X = jumlah sumberdaya yang digunakan oleh benchmark yaitu lahan, tenaga kerja, kapital, pengeluaran sarana produksi dan tingkat erosi Dalam rangka menghitung konrtribusi petani terhadap keberlanjutan, digunakan pendekatan stochastic frontier. Model yang digunakan adalah model Cobb Douglas Frontier. Fungsi ini mengasumsikan elastisitas input dan elastisitas produksi konstan, dan elastisitas substitusi sama dengan satu. Pada penelitian ini digunakan formulasi yang dikemukakan oleh Figge dan Hahn 2005 dan Van Passel 2009. Persamaan fungsi produksi frontier Cobb Douglas: ln ln ln ln ln ln ……………………………………………………………... 75 Dengan: VA = value added = penerimaan rupiah r 1 = luas lahan yang digunakan ha r 2 = jumlah tenaga kerja HKP r 3 = jumlah working capital rupiah 92 r 4 = pengeluaran benih, pupuk anorganik, pestisida, dan pupuk kandang rupiah r 5 = tingkat erosi tonha Pemecahan secara simultan diperoleh setelah parameter dari fungsi Cobb Douglas sudah diestimasi dengan menggunakan metode maksimum likelihood. Setelah diestimasi maka akan diperoleh persamaan : ln ln ln ln ln ln ln ln = ln ………………………………. 76 Notasi VA i adalah output frontier yang diprediksi, dan VAi adalah output yang diobservasi. Dengan demikian r efisien adalah : exp . ..................................... 77 exp . .......................... ……….78 exp . \ ……………………. 79 exp . ……………………… 80 exp . ……………………….. 81 Dengan memasukkan persamaan 75 sampai persamaann 79 ke persamaan 71, maka nilai keberlanjutan dapat dicari dari usahatani i dengan menggunakan lima sumberdaya dan dengan asumsi teknologi Cobb Douglas, nilai keberlanjutan adalah: . . . . 93 . . . . . . ………….. ……….. 82 Tingkat erosi mewakili variabel lingkungan dalam penelaahan keberlanjutan usahatani ini. Besarnya erosi dalam penelitian ini tidak diukur langsung tetapi menggunakan prediksi erosi USLE. Rumus yang digunakan untuk memprediksi besarnya erosi adalah : A = K.R.L.S.C.P. ……………………………………………………83 A = Tingkat erosi tonha K = Faktor erodibilitas tanah R = Curah hujan dan aliran permukaan L = Panjang lereng S = Kecuraman lereng C = Vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanaman P = Tindakan-tindakan khusus konservasi tanah Arsyad, 2000 Pada penelitian ini data K diambil dari basis data penelitian terdahulu, data R diperoleh dari curah hujan selama satu tahun dari stasiun Malabar yang ada di Pangalengan dan Pamegatan yang ada di Kecamatan Cikajang. Data L dan S diperoleh dari hasil wawancara dengan petani kemudian perhitungan LS mengunakan rumus dari Arsyad 2000. Karena data untuk nilai C vegetasi untuk tanaman berurutan kentang dengan tanaman lain atau nilai C untuk tanaman tumpangsari kentang dengan tanaman lain tidak tersedia, maka nilai C diambil 94 dari nilai C monokultur kentang. Prediksi erosi dihitung dengan menggunakan program Splash dari Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat Puslittanak. Setelah parameter dari persamaan 67 diperoleh, maka langkah selanjutnya mencari efisiensi teknik sumberdaya r efisien pada tingkat tertentu, perhitungan dapt dicari dengan menggunakan persamaan 61 dan 62. Nilai sumberdaya r yang efisien inilah yang akan dijadikan benchmark. Figge dan Hahn 2005 menggunakan konsep opportunity cost untuk mentransfer dampak ke dalam ekuivalent nilai. Yang dimaksud dengan opportunity cost dari sebuah sumberdaya adalah biaya dari kesempatan yang hilang dan benefit yang dapat diterima dari kesempatan itu. Setelah nilai sumberdaya yang efisien diketahui dan dijadikan benchmark, maka langkah selanjutnya adalah menghitung opportunity cost eco-efficiency persamaan 43, opportunity cost benchmark persamaan 44, value spread persamaan 45, nilai kontribusi persamaan 46, dan perhitungan nilai keberlanjutan SVA menggunakan persamaan 47 dan efisiensi keberlanjutan menggunakan persamaan 49.

4.4. Definisi Operasional

1. Produk Y adalah jumlah produksi kentang atau kubis yang dihasilkan dalam proses produksi, diukur dalam kilogram kg 2. Harga produk Py adalah harga kentang atau kubis di tingkat petani, diukur dalam rupiahkg 3. Penerimaan adalah jumlah uang yang dihasilkan dari penjualan produk, atau jumlah produk yang dihasilkan dilkalikan harganya, diukur dalam rupiah 4. Luas lahan X 1 adalah luas lahan total yang ditanami kentang atau kubis per musim tanam diukur dalam hektar ha 5. Sewa lahan adalah besarnya uang sewa yang berlaku di daerah penelitian yang besannya bervariasi untuk setiap tingkat kemiringan lahan, diukur dalam rupiah 6. Benih adalah jumlah benih yang digunakan petani dalam proses produksi diukur dalam satuan kilogram. Benih yang digunakan adalah benih bersertifikat G2 – G4. Harga benih adalah harga benih yang berlaku umum