Spesifikasi Model Fungsi Produksi Stochastic Frontier

96 16. Keanggotaan dalam kelompok adalah petani tersebut masuk dalam kelompok tani dan merupakan variabel dummy. 17. Frekuensi Penyuluhan adalah jumlah kunjungan penyuluh ke kelompok, diukur dalam unit. 18. Akses terhadap kredit adalah kemampuan petani untuk akses terhadap tambahan modal baik dari lembaga formal maupun informal, merupakan variabel dummy. 19. Status kepemilikan lahan adalah adalah status petani sebagai pemilik, penggarap, atau penyewa, merupakan variabel dummy. 20. Konservasi adalah sistem penanaman yang dilakukan petani meliputi sistem penanaman searah lereng tidak dikatagorikan konservasi, searah kontur, dan teras bangku. Kedua sistem penanaman ini dikatagorikan ke dalam sistem konservasi. 21. Tingkat erosi adalah besarnya erosi yang terjadi. Dihitung dengan menggunakan prediksi erosi.

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Jawa Barat merupakan daerah beriklim tropis dan curah hujan tinggi dengan banyak jumlah hari hujan. Kondisi tersebut didukung oleh lahan yang subur yang berasal dari endapan vulkanis dan banyaknya aliran sungai sehingga cocok untuk dijadikan lahan pertanian. Kondisi topografi utara Jawa Barat merupakan dataran rendah dan daerah selatan merupakan daerah berbukit-bukit dengan sedikit pantai serta dataran tinggi bergunung di daerah tengah Bappeda Jawa Barat, 2010. Dengan demikian Jawa Barat merupakan daerah yang cocok untuk tanaman hortikultura. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten yang dijadikan daerah penelitian yaitu Kabupaten Bandung dan Garut, kedua daerah tersebut merupakan sentra produksi kentang terbesar di Jawa Barat. Kabupaten Bandung terdiri atas 31 kecamatan, yang dibagi lagi menjadi 277 desa dan kelurahan pasca-pemekaran. Pusat pemerintahan terletak di Kecamatan Soreang. Batas wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Bandung adalah: - Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, dan Kabupaten Sumedang; - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut; - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur; - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung dan Kota Cimahi Kabupaten Bandung memiliki luas wilayah 176 239 Ha. Berada pada koordinat 107°22’ - 108°5’ BT dan 6°41’ - 7°19’ LS, di ketinggian 110 – 2 429 m dpl, sehingga memiliki wilayah yang datarlandai, kaki bukit, dan pegunungan dengan kemiringan lereng beragam antara 0-8 persen, 8-15 persen hingga di atas 45 persen. Kabupaten Bandung beriklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson dengan curah hujan rata-rata antara 1 500 mm sampai dengan 4 000 mm per tahun. Suhu udara berkisar antara 12 C sampai 24 C dengan kelembaban antara 78 persen pada musim hujan dan 70 persen pada musim kemarau Bappeda Kabupaten Bandung, 2010 Daerah sentra produksi komoditas hortikultura di Kabupaten Bandung, terutama sayuran dan tanaman hias, umumnya terdapat di kawasan dataran tinggi yang memiliki jenis tanah andosol yang cukup subur. Komoditas yang paling banyak diusahakan meliputi; kentang, kubis, wortel, seledri, bawang merah, cabe, bloom kol, tomat. selada, sawi putih, ceisin, terung, dan sekarang strowberry. Penelitian di Kabupaten Bandung dilakukan di dua kecamatan yaitu Kecamatan Pangalengan dan Kecamatan Kertasari sebagai daerah sentra produksi kentang dan kubis. Kecamatan Pangalengan terdiri atas 13 desa yaitu Desa Pangalengan, Margaluyu, Warnasari, Sukamanah, Lamajang, Margamukti, Margamulya, Banjarsari, Sukaluyu, Tribaktimulya, Pulosari, Wanasuka, dan Margamekar. Dari tiga belas desa tersebut dipilih enam desa yang dijadikan sampel daerah penelitian. Jarak dari Kecamatan Pangalengan ke ibukota kabupaten 36 km dan jarak ke ibukota provinsi 42 km, jarak ke ibukota negara 220 km. Berdasarkan data pada tahun 2010 curah hujan rata-rata di Kecamatan Pangalengan adalah 2 114 mm dengan jumlah bulan hujan 6 bulan., kelembaban 2, dengan ketinggian antara 983 dpl - 1564 dpl. Kecamatan Pangalengan mempunyai warna tanah hitam dengan tekstur lampungan, pasir, dan debuan. Berdasarkan tingkat kemiringan lahan, tingkat kemiringan lahan antara 2 persen sampai lebih dari 45 persen. Karena tanah di Pangalengan mempunyai tingkat kemiringan yang curam, maka berdasarkan luas tanah yang tererosi, 16 persen lahan termasuk ke dalam erosi ringan, 19 persen erosi sedang, 21 persen erosi berat dan 44 persen tak tererosi. Berdasarkan luas wilayah menurut penggunaannya, perkebunan mempunyai luas terbesar diikuti oleh pesawahan dan pemukiman Monografi Kecamatan Pangalengan, 2010 Kecamatan Kertasari terletak 45 km dari ibukota Kabupaten Bandung dan 55 km dari ibukota provinsi. Kecamatan ini terdiri atas tujuh desa, yaitu Desa Sukapura, Cibeureum, Santosa, Tarumajaya, Neglawangi, Cihawuk, dan Cikembang dengan luas wilayah 14 178 ha dari tujuh desa, terpilih dua desa sebagai desa sampel penelitian yaitu Desa Cikembang dan Desa Cibeureum. Berdasarkan data Kecamatan Kertasari tahun 2010, Kecamatan Kertasari mempunyai ketinggian 1700 m dpl, dengan suhu berkisar antara 18 o – 25 o . Bentuk wilayah datar berombak 10 persen, berombak sampai berbukit 15 persen dan berbukit sampai bergunung 75 persen. Komoditas yang banyak diusahakan di Kecamatan Kertasari adalah sayuran 3 479 hektar, diikuti oleh padi 180 hektar, jagung 125 hektar, dan ketela pohon 45 hektar. Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian selatan pada koordinat 6º5649 - 7º4500 Lintang Selatan dan 107º258 - 108º730 Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306 519 Ha 3 065.19 km² dengan batas-batas sebagai berikut : Utara : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang Timur : Kabupaten Tasikmalaya Selatan : Samudera Indonesia Barat : Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur Hingga tahun 2009 Kabupaten Garut memiliki 42 Kecamatan, 21 Kelurahan dan 403 Desa. Berdasarkan jenis tanah dan medan topografi di Kabupaten Garut, wilayah Kabupaten Garut mempunyai kemiringan antara 0 persen sampai lebih dari 40 persen, dan 77 persen wilayah Kabupaten Garut mempunyai kemiringan 15 persen sampai di atas 40 persen. Penggunaan lahan secara umum di Garut Utara digunakan untuk persawahan dan Garut Selatan didominasi oleh perkebunan dan hutan. Kecamatan Cikajang terletak 26 km dari ibukota Kebupaten Garut. Memiliki luas wilayah 12 495 Ha dengan penggunaan terbesar untuk perkebunan 37 persen. Kemiringan lereng di Kecamatan Cikajang bervariasi antara 0 – 2 persen, 2 – 5 persen, 15 – 40 persen, hingga lebih dari 40 persen. Secara administratif Kecamatan Cikajang terdiri atas 11 desa yang berbatasan dengan Cisurupan, Cigedung, Banjarwangi, Pamulihan, Pakenjeng, Cisompet, dan Cihurip. Pada sektor pertanian, komoditas unggulan yang ditanam yaitu kentang, kubis, wortel, cabe besar, dan tomat. Kecamatan Pasirwangi merupakan pemekaran dari Kecamatan Samarang yang diresmikan pada 20 Januari 2001, terletak 27 km sebelah barat dari ibu kota Kabupaten Garut dan 80 km sebelah selatan dari ibukota provinsi Bandung. Secara geografis, kecamatan ini terletak pada 7 10’-7 15’ Lintang Selatan dan 107 41’ – 107 50’ Bujur Timur. Secara administratif Kecamatan Pasirwangi