Produksi Potensial dan Kehilangan Produksi Usahatani Kubis
produksi frontiernya. Tanda positif untuk AI menunjukkan bahwa petani dengan sistem penanaman searah kontur atau teras bangku dapat mencapai biaya
minimumnya.
6.10. Pengaruh Perbedaan Kemiringan Lahan terhadap Sebaran Efisiensi Teknik, Efisiensi Alokatif dan Efisiensi Ekonomi Usahatani Kentang
Berdasarkan analisis sebelumnya, kentang banyak ditanam di lahan berlereng dengan kemiringan yang tinggi. Dari hasil pendugaan fungsi produksi
sebelumnya terlihat bahwa kemiringan lahan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap produksi kentang di dataran tinggi. Dengan demikian analisis
dilanjutkan untuk melihat perbedaan efisiensi yang disebabkan oleh perbedaan kemiringan lahan. Tabel 33 menggambarkan hubungan antara kemiringan lahan
kelerengan dengan efisiensi teknik, alokatif dan ekonomi. Tabel 33 memperlihatkan semakin tinggi kemiringan lahan tingkat efisiensi teknis, alokatif
maupun ekonomi secara umum semakin menurun. Hal Tabel 33. Hubungan Kemiringan Lahan dengan Efisiensi teknik TE, Efisiensi
Alokatif AE dan Efisiensi Ekonomi EE pada Usahatani Kentang di Jawa Barat, 2011
Kemiringan TE
AE EE
0-9 85 58
48 10-19 84
48 37
20-29 84 42
35 30-39 83
41 32
40-49 82 36
28 50 72
31 24
Rataan 84 47
38 Sumber : data primer, diolah
ini dapat diterangkan bahwa dengan kemiringan lahan yang tinggi dan curam, petani lebih sulit mengelola usahataninya. Lahan dengan kelerengan yang tinggi
rawan dengan erosi sehingga kualitas lahan semakin menurun. Penurunan kualitas lahan ini diantisipasi petani dengan menambah jumlah pupuk anorganik,
namun sebagian petani terutama bila yang mengelola adalah buruh tani, penggunaan sarana produksi seadanya karena terkait dengan risiko. Hal ini akan
berdampak pada efisiensi alokatif dan ekonomi. Gambar 12. menunjukkan hubungan antara kemiringan dengan tingkat
efisiensi. Semakin tinggi kemiringan lahan, kecenderungan yang terjadi adalah
semakin menurunnya tingkan efisiensi, baik efisiensi teknis, alokatif, maupun ekonomi.
Gambar 15. Hubungan Kemiringan Lahan dengan Efisiensi teknik TE, Efisiensi Alokatif AE dan Efisiensi Ekonomi EE pada Usahatani Kentang
di Jawa Barat, 2011 Sumber : data primer, diolah
Selanjutnya dari Tabel 34. dapat dilihat bahwa sistem penanaman teras bangku akan meningkatkan efisiensi teknik diikuti oleh penanaman searah kontur
dan searah lereng. Hal ini dapat dimengerti karena dengan konservasi teras bangku produktivitas semakin baik. Namun sebaliknya semakin baik konservasi,
efisiensi alokatif dan ekonomi semakin menurun, hal ini diduga penggunaan input pada lahan berlereng dikurangi oleh petani karena terkait dengan risiko, walaupun
pupuk kimia ditambah. Dengan demikian diduga semakin tinggi kelerengan biaya yang dikeluarkan lebih rendah dan ini mendekati biaya minimalnya. Hasil
ini sesuai dengan hasil temuan Solis 2006 yang menyatakan bahwa petani dengan investasi yang tinggi dalam konservasi lahan mempunyai rata-rata efisensi
lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa konservasi.
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7 0.8
0.9
1 2
3 4
5 6
7
Besaran Efisiensi
Kemiringan Ket
: 1 = 0‐9 2 = 10‐19 3 = 20‐29 4 = 30‐39 5 = 40‐49 6 = 50
Hubungan Kemiringan dengan TE, AE, dan EE
TE AE
EE
Tabel 34. Pengaruh Sistem Konservasi terhadap Efisiensi Teknik, Alokatif dan Ekonomi Usahatani Kentang Dataran Tinggi di Jawa Barat, 2011
Sistem Penanaman TE
AE EE
searah lereng
81 51 39 searah
kontur 85 46 38
teras bangku
85 46 39 Sumber : data primer, diolah
Dengan demikian bagi petani yang belum efisien secara teknis masih ada peluang untuk dioptimalkan penggunaan faktor inputnya agar usahataninya lebih
efisien sampai mencapai produksi maksimum seperti yang dapat dicapai petani paling efisien di daerah penelitian. Secara rata-rata di daerah penelitian petani
berpeluang meningkatkan produksinya sebesar 11.5 persen 1- 0.840.95 dengan cara menerapkan teknik budidaya petani yang paling efisien.
6.11. Pengaruh Kemiringan Lahan dan Sistim Konservasi terhadap Efisiensi Teknik, Efisiensi Alokatif dan Efisiensi Ekonomi Usahatani
Kubis Berdasarkan analisis sebelumnya, kubis banyak ditanam di lahan berlereng
dengan kemiringan yang tinggi. Dari hasil pendugaan fungsi produksi sebelumnya terlihat bahwa kemiringan lahan mempunyai pengaruh yang nyata
terhadap produksi kentang di dataran tinggi. Tabel 35. menggambarkan hubungan antara kemiringan lahan kelerengan dengan efisiensi teknik, alokatif dan
ekonomi. Tabel 35 memperlihatkan semakin tinggi kemiringan lahan tingkat efisiensi teknis, alokatif maupun ekonomi secara umum semakin menurun. Hal
ini dapat diterangkan bahwa dengan kemiringan lahan yang tinggi dan curam, ditambah dengan curah hujan tinggi maka erosi akan semakin besar. Hasil ini
sesuai dengan hasil temuan Solis 2006 yang menyatakan bahwa petani dengan investasi yang tinggi dalam konservasi lahan mempunyai rata-rata efisensi lebih
tinggi dibandingkan dengan tanpa konservasi. Selanjutnya dari Tabel 36 dapat dilihat bahwa sistem penanaman teras
bangku akan meningkatkan efisiensi teknik diikuti oleh penanaman serah kontur dan searah lereng. Hal ini dapat dimengerti karena dengan konservasi teras
bangku produktivitas semakin baik. Namun sebaliknya semakin baik konservasi, efisiensi alokatif dan ekonomi semakin menurun, hal ini diduga penggunaan input
pada lahan berlereng dikurangi oleh petani karena terkait dengan risiko.