Pendekatan Parametrik Stochastic Frontier

37 Nilai Kontribusi Environmental Value Added dapat dilihat pada Gambar 9. Sumber : Figge dan Hahn, 2004 Gambar 9. Grafik yang menggambarkan Dampak Lingkungan Perusahaan Sampel Eco-efficiency dari menunjukkan bagaimana efisiensi dari aktivitas ekonomi yang dijadikan menggunakan sumberdaya lingkungan yang terbatas. Untuk menjadi lebih berkelanjutan setingkat benchmark , sumberdaya perusahaan dapat dialokasikan lebih eco-efficiency. Figge dan Hahn 2005 menyatakan bahwa pada kenyataannya suatu sumberdaya yang mempunyai produktivitas tinggi dapat mengkompensasi penggunaan sumberdaya lain yang produktivitasnya rendah. Namun ketika menilai perbedaan sumberdaya, akan muncul masalah agregasi sumberdaya. Oleh karena itu untuk memecahkan masalah yang ada, sebuah konversi dari dampak seluruh sumberdaya lingkungan kedalam sebuah dampak dari penggunaan sumberdaya perlu dipertimbangkan. Berkaitan dengan konsep-konsep di atas, selanjutnya dari nilai kontribusi dapat dihitung nilai keberlanjutan Sustainable Value Added. Nilai ini didasarkan pada fakta bahwa sumberdaya ekonomi, lingkungan, sosial diintegrasikan secara B Impact Added E b E c Environmental C Value a A Added Eco-efficiency Company Environmental Value Added Eco-efficiency Benchmark c b 38 berbeda. Untuk menilai penggunaan sumberdaya maka digunakan pendekatan opportunity cost, artinya nilai diciptakan jika sumberdaya digunakan secara lebih efisien dibandingkan alternatif penggunaan untuk sumberdaya yang sama. Berdasarkan konsep ini suatu perusahaan akan menciptakan nilai yang berkelanjutan bila menggunakan sumberdaya ekonomi, lingkungan, dan sosial lebih efisien dibandingkan dengan benchmarknya. Nilai diciptakan bila pengembalian dari investasi lebih besar dari biaya investasi. Benchmark juga dapat didefinisikan sebagai biaya kapital ADVANCE, 2006. Seperti telah dikemukakan di depan, beberapa pendekatan untuk menilai pembangunan berkelanjutan telah banyak dilakukan, salah satunya adalah perhitungan nilai keberlanjutan sustainable value = SVA yang diperkenalkan oleh Figge dan Hahn 2004, 2005. Nilai keberlanjutan sustainable value adalah sebuah metode untuk mengukur kontribusi dari sebuah perusahaan, usahatani atau sektor pertanian keseluruhan kearah keberlanjutan sustainable development dari sebuah wilayah, negara atau dalam skala global. Sebuah perusahaan berkontribusi terhadap keberlanjutan apabila benefit keuntungan yang diciptakan lebih besar dari biaya ekonomi, social, dan lingkungan Figge and Hahn, 2004, hal.175. Figge dan Hahn 2004 mencoba mengintegrasikan duality antara keefektifan dengan efisiensi melalui pendekatan sustainable value. Berdasarkan konsep opportunity cost, sumberdaya akan menciptakan nilai hanya ketika tidak ada alternatif penggunaan yang menghasilkan nilai yang lebih besar dari sumberdaya yang sama. Teori opportunity cost membandingkan keuntungan yang diperoleh dari alokasi sumberdaya pada suatu proyek terhadap alokasi sumberdaya pada alternative yang lain. Biaya sumberdaya merupakan keuntungan yang diterima bila sumberdaya dialokasikan pada penggunaan yang lain. Dengan cara yang sama Figge and Hahn 2004 mengaplikasikan teori ini pada kapital lingkungan dan sosial. Nilai Keberlanjutan Sustainable Value Added = SVA merupakan suatu pendekatan yang didasarkan pada opportunity cost dari penggunaan sumberdaya yang digunakan suatu usahatani dibandingkan dengan penggunaan sumberdaya dari tolok ukur digambarkan oleh kumpulan petani atau tujuan keberlanjutan. SVA merupakan sebuah alat untuk 39 menentukan dimana usahatani menggunakan sumberdaya dalam rangka mencapai kontribusi tertinggi terhadap keberlanjutan Merante et al, 2008. Ruff 2008 menyatakan bila Perusahaan A memproduksikan atau menghasilkan keuntungan dari penggunaan kapital lingkungan dan sosial, kemudian perusahaan B juga menggunakan sumberdaya yang sama dan menghasilkan investasi yang lebih baik untuk masyarakat pemilik kapital lingkungan dan sosial maka opportunity cost adalah keuntungan yang dapat dicapai dalam alternatif investasi dengan menggunakan kapital yang sama. Penggunaan konsep opportunity cost untuk mengevaluasi kapital lingkungan dan sosial secara total merupakan kontribusi yang penting pada nilai keberlanjutan. Kemudian metode tradisional juga digunakan untuk mengevaluasi nilai kontribusi perusahaan terhadap keberlanjutan misalnya perbedaan antara keuntungan perusahaan dengan opportunity cost dari sumberdaya kapital ekonomi, lingkungan dan sosial. Kualitas model dari keberlanjutan tergantung pada tiga hal yaitu pilihan benchmark , sumberdaya yang diikutkan pada model, dan return yang akan diterima van Passel, 2009, Erhman, 2008, Illge 2008, Ruff 2008. Pilihan benchmark akan menentukan biaya peluang. Dalam beberapa studi benchmark ditentukan berdasarkan nilai terbaik dari ekonomi nasional ADVANCE, 2006, rata-rata dari perusahaan Erhman, 2008, Illge 2008, rata-rata usahatani terbaik dan juga rata-rata usahatani terbobot Van Passel, 2009. Efisiensi benchmark menggambarkann rata-rata kinerja dari alternatif penggunaan sumberdaya. Pilihan benchmark bergantung pada tujuan penelitian. Figge dan Hahn 2005 menggunakan ekonomi UK sebagai tolok ukur. Van Passel et al 2009 menggunakan rata-rata penerimaankeuntungan dalam sebuah sampel besar di peternakan untuk menjelaskan perbedaan dalam keberlanjutan peternakan. Erhman 2008 menggunakan tolok ukur rata-rata terbobot dari seluruh usahatani. Keluaran penting dari SV adalah dapat meranking usahatani atau perbedaan sistem produksi dari penggunaan sumberdaya yang efisien. Pendekatan nilai keberlanjutan dapat dilihat sebagai sebuah penilaian dampak “value-oriented”. Pendekatan “value oriented” mengintegrasikan apek ekonomi, sosial, dan lingkungan dengan keterkaitan pada opportunity cost, dan