Tingkat Pendidikan Kepala Rumah Tangga
mengelola usahataninya, namun hasil wawancara menunjukkan bahwa terdapat 5 orang petani yang menggunakan dua sistem penanaman yang berbeda tergantung
musim pada saat tanam. Pada musim hujan petani menanam pada guludan searah lereng dengan alasan agar tanamannya tidak terbawa air, dan pada musim
kemarau digunakan penanaman searah kontur dengan tujuan agar dapat menahan air lebih lama.
Petani melakukan penanaman searah lereng dengan alasan kebiasaan, mudah dalam perawatannya, air bisa langsung mengalir sehingga guludan tidak
tergenang, sebab kalau tergenang mudah menimbulkan penyakit busuk akar. Selanjutnya petani menanam dengan sistem penanaman dengan guludan searah
kontur disebabkan oleh beberapa alasan yaitu: menghindari erosilongsor, instruksi dari dinas pertanian, dapat menahan air, dan produksi lebih tinggi
dibandingkan dengan penanaman searah lereng. Arsyad 2000 menyatakan bahwa sistem penanaman serah kontur dan
teras bangku termasuk ke dalam sistem konservasi pertanian. Berkaitan dengan sistem konservasi, para petani mendapatkan informasi teknologi konservasi dari
penyuluh 45.6 persen dan dari sesama petani 54.4 persen. Petani sampel menyatakan bahwa konservasi bermanfaat karena dapat meningkatkan produksi,
melindungi sumberdaya lahan, kualitas lingkungan membaik, dan dapat menghemat tenaga kerja. Tabel 18 menyajikan sistem penanaman di daerah
sampel Tabel 18. Sistem Penanaman Petani Sayuran Kentang dan Kubis di Jawa Barat,
2011 Sistem Penanaman
Kentang Kubis Jumlah
Petani orang
Persentase Jumlah
Petani orang
Persentase
Searah Lereng tanpa konservasi 96
47.3 69
41.6 Searah Kontur konservasi
61 30.0
63 37.9
Teras Bangku konservasi 46
22.7 34
20.5 Total
203 100 166 100 Sumber: data primer diolah
Dalam kaitannya dengan kemiringan lahan, yang banyak menjadi masalah adalah erosi dan degradasi lahan. Oleh karena itu perlu upaya konservasi untuk
mencegah timbulnya erosi yang lebih tinggi. Metode konservasi tanah yang banyak digunakan petani adalah pengolahan tanah searah kontur, guludan, dan
teras bangku. Pada pengolahan tanah menurut kontur, pencangkulan dilakukan memotong lereng sehingga terbentuk jalur tumpukan atau alur yang melintang
lereng. Menurut Arsyad 2000 pengolahan tanah dengan cara ini akan efektif bila diikuti oleh penenaman searah kontur juga. Teras bangku berfungsi untuk
mengurangi panjang lereng agar dapat mengurangi erosi. Teras bangku cocok untuk lereng 20 – 30 persen atau lebih. Pada umumnya petani di daerah penelitian
jarang menggunakan sistem konservasi ini karena selain mahal, mereka beranggapan bahwa teras bangku akan mengurangi luasan lahan dan disamping
itu biaya untuk sistem ini relatih mahal. Hasil wawancara dengan Koordinator PPL menyatakan bahwa biaya pembuatan teras bangku sebesar Rp 30 juta per
hektar.