22
Lovell and Schmidt 1977, Meeusen and van den Broeck 1977, kemudian dimodifikasi oleh Bravo-Ureta 1997.
2.2.2. Pengukuran Efisiensi Berorientasi Output
Pengukuran efisiensi berorientasi output terfokus pada perubahan output dari sebuah usahatani yang dapat dicapai ketika menggunakan jumlah input yang
sama. Gambar 3 menyajikan ilustrasi efisiensi dengan metode pendekatan output. Pada pendekatan input terdapat pertanyaan yang muncul adalah berapa banyak
input dapat dikurangi tanpa mengubah output yang diproduksi? Atau berapa banyak output dapat ditingkatkan tanpa mengubah penggunaan input?
Sumber: Coelli, et al., 1998 Gambar 3. Efisiensi Teknik dan Alokatif dengan Pendekatan Output
Diagram pada Gambar 3 menggambarkan fungsi produksi dengan dua output y
1
dan y
2
dengan satu input x. Pada tingkat teknologi tertentu kurva kemungkinan produksi digambarkan dengan garis ZZ’, kurva isorevenue
digambarkan dengan garis DD’. Titik A adalah titik yang menggambarkan kondisi inefisien karena berproduksi di bawah output maksimum yang dapat
dicapai Coelli, et al., 1998. Mangacu pada Farrel 1957 jarak AB menunjukkan kondisi inefisiensi teknik, sehingga:
Jika informasi harga diketahui, maka garis isorevenue DD’ dapat diperoleh. Efisiensi alokatif dapat diukur dengan :
y
2
x
1
y
2
x
2
Z ΄
Z C
B D
D ΄
B ΄
A
23
Selanjutnya efisiensi ekonomi dapat diukur dengan : Dengan : 0 EE 1
2.3 Pendekatan Pengukuran Efisiensi
2.3.1. Pendekatan Fungsi Produksi
Pengukuran tingkat efisiensi dan penggunaan input optimum secara konvensional sering dilakukan dengan menggunakan pendekatan fungsi produksi.
Pendekatan fungsi produksi menyangkut estimasi rata-rata dari fungsi produksi. Penggunaan input akan optimum atau efisien bila Nilai Produk Marjinal
Marginal Value Product =MVP untuk masing-masing input sama dengan biaya input marjinal Marginal Factor Cost. Dalam pasar persaingan sempurna MFC =
harga input. Bila NVP MFC, menunjukkan penggunaan input tidak efisien. Pendekatan fungsi produksi rata-rata telah banyak digunakan secara luas
dalam penelaahan ekonomi produksi pada dekade yang lalu untuk mengukur efisiensi alokatif. Namun demikian Lau and Yotopoulus 1971 menyatakan
bahwa pendekatan fungsi produksi rata-rata mempunyai masalah persamaan simultan yang bias dan mudah terjadi multikolinier. Upton 1979 menyatakan
bahwa petani beroperasi pada kondisi yang dinamis dan kompleks, karenanya fungsi produksi secara tunggal tidak dapat digunakan untuk menerangkan kondisi
tersebut. Sejumlah petani merupakan “risk averse” dan menguji perilaku maksimisasi keuntungan menjadi tidak realistis.
2.3.2. Pendekatan Fungsi Produksi Frontier
Pendekatan fungsi produksi frontier dilakukan untuk mengestimasi frontier dan bukan fungsi produksi rata-rata. Metodologi frontier pertama kali
diperkenalkan oleh Farrel 1957 dan telah berkembang secara luas digunakan dalam aplikasi analisis produksi. Menurut Farrel 1957 pengukuran efisiensi
dapat diklasifikasikan menjadi dua katagori yaitu parametrik frontier dan non parametrik frontier. Model parametrik dibagi ke dalam model stokastik
Stochastic Frontier Analysis dan deterministik deterministic frontier Coelli et al., 1998, Bravo-Ureta, 2007, Wadud, 1999. Pendekatan yang digunakan
disajikan pada Gambar 4.