Faktor yang Mempengaruhi Inefisensi Alokatif dan Inefisiensi Ekonomi Usahatani Kentang
berpengaruh nyata pada taraf α = 0.2 persen. Hal ini menunjukkan semua
variabel tersebut merupakan faktor penentu ketidakefisienan dalam berusahatani sayuran kubis. Sebaliknya variabel pengalaman berusahatani tidak berpengaruh
nyata terhadap efek inefisiensi. Umur KK rumah tangga petani dan pendidikan formal KK rumah tangga
petani mempunyai tanda negatif terhadap inefisiensi teknis tetapi tidak berpengaruh nyata. Artinya semakin tua umur petani semakin efisien. Hasil ini
tidak sesuai dengan yang dihipotesakan. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Battesse and Coelli 1995; Fauziyah 2010; Saptana 2011; Bakhsh and Hassan
2005. Namun hasil ini tidak sesuai dengan hasil temuan Msuya et al 2008; Amos 2007; Ahmad et al 2002; Kibaara 2005; Tchale and Sauer 2007; Liu dan
Zhuan 2000 dan Basnayake and Gunaratne 2002; Kalirajan and Flin 1983; Siregar dan Sumaryanto 2003; Sumaryanto 2003;
Hal ini terjadi karena di daerah penelitian petani kubis berada pada umur produktif. Di daerah penelitian juga ditemukan petani yang berusia muda mulai
terjun dalam pengelolaan usahatani kubis, mereka masih kurang berpengalaman dalam hal keterampilan teknis yang dimilikinya sehingga inefisiensi masih
tinggi. Hasil ini tidak sesuai dengan pengujian yang telah dilakukan oleh Battesee dan Coelli 1995 yang menyatakan bahwa petani tua kurang efisien
dibandingkan dengan petani yang masih muda. Thirtle and Holding 2003, Herdt and Mandact 1981, Parikh 1995
menemukan bahwa petani tua kurang mengadopsi teknologi Hubungan positif anatar umur dan efisiensi teknik ditemukan di UK O’Neil 2001, Liu dan Zhuan
2000 menyatakan efisiensi teknis meningkat sebelum petani mencapai umur 40 tahun. Petani menjadi lebih trampil sejalan dengan bertambahnya umur,
namun learning by doing menurun sampai petani mencapai umur 40 an. Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien variabel pendidikan terhadap
inefisiensi teknis bertanda negatif namun tidak berpengaruh nyata. Artinya semakin tinggi pendidikan maka petani dapat menurunkan inefisensi teknisnya
dalam mengelola usahataninya atau dengan kata lain lebih efisien. Hasil ini sesuai dengan harapan. Penemuan ini konsisten dengan hasil penelitian Kalirajan and
Flin 2003; Kalirajan 2004; Batesse and Coelli 2005; Villano and Fleming 2005;
Fauziyah 2010, Awudu et al 2001, Msuya 2008, Bakhsh and Hassan 2005 dan Solis et al 2009. Namun tidak sesuai dengan hasil temuan Saptana 2011; Dev dan
Hossain 1995. Awudu et al 2001 yang menyatakan bahwa pendidikan meningkatkan efisiensi teknis, sementara itu Solis et al 2009 menyatakan bahwa
pendidikan dan penyuluhan berpengaruh positif terhadap efisiensi teknik. Hasil ini mendukung pernyataan bahwa peningkatan human capital di rumahtangga
perdesaan dapat meningkatkan pengelolaan usahatani dan akhirnya dapat mencapai produktivitas yang tinggi.
Investasi untuk pendidikan dapat dilihat sebagai sebuah strategi untuk meningkatkan produktivitas pertanian melalui hubungan komplementer dengan
penggunaan pupuk, pestisida, irigasi, varietas unggul, dan penelitian, dan penyuluhan Lockehed et al, 1980 dalam Van Passel 2008. Petani dengan
pendidikan tinggi dapat mencapai efisiensi teknik yang tinggi pula. Selanjutnya pendidikan berpengaruh positif terhadap kemampuan skill petani sehingga dapat
mengelola usahataninya lebih efisien Kalirajan, 1990, Batesse dan Coelli 1993, Parikh et al 1995. Pendidikan juga berpengaruh positif terhadap lingkungan
dalam pertanian modern dibandingkan dengan pertanian konvensional Loched, 1980
Pengalaman berusahatani. Hasil penelitian menunjukkan variabel
pengalaman bertanda positif namun tidak berpengaruh nyata. Tanda ini tidak sesuai dengan yang diharapkan. Temuan ini konsisten dengan penemuan Obare
2010, Abedullah 2006, dan Udoh 2005. Pengalaman tidak berpengaruh nyata artinya pengalaman tidak cukup bagi petani untuk mencapai efisensi
tertinggi, jika petani tidak dapat menyusun kembali inputnya untuk mencapai output maksimum pada teknologi sekarang. Wilson 2001 menyatakan bahwa
petani gandum yang berpengalaman akan lebih efisien. Stevanou dan Saxena 1988 menemukan bahwa pendidikan dan pengalaman memainkan perana
penting terhadap efisiensi.
Keanggotaan dalam kelompok dan Frekuensi penyuluhan. Hasil
penelitian menunjukkan variabel keanggotaan dalam kelompok dan frekuensi penyuluhan bertanda negatif dan berpengaruh nyata, artinya petani yang ikut
dalam anggota kelompok tani dan menerima kunjungan penyuluhan lebih banyak
dapat mengelola usahataninya lebih efisien. Hal ini sesuai dengan harapan. Kalirajan 1991,1984 dan Kalirajan 1991 menggunakan data panel untuk
periode 1983-1986 pada 30 petani padi di India menemukan pengaruh keanggotaan dan kunjungan penyuluh berpengaruh positif terhadap efisiensi
teknik pada petani padi di India dan Philipina dan menjadi faktor dominan dari efisiensi teknik.
Akses terhadap Kredit. Konsisten dengan penemuan Kalirajan 1981
dan Nwani 2011, akses terhadap kredit meningkatkan efisiensi teknis, ini terlihat dari koefisiennya yang negatif. Variable ini juga berpengaruh nyata pada tingkat
α = 0.1. Ketersediaan kredit akan menggeser keterbatasan modal ke kanan dan meningkatkan kemampuan petani untuk menanggung risiko atau dapat menanam
tanaman yang benilai ekonomi tinggi meskipun cenderung kekeringan Nwani, 2011. Karenanya peningkatan efisiensi produksi komoditas kubis dapat
mengikutkan kebijakan program untuk meningkatkan petani agar akses terhadap fasilitas kredit. Di daerah penelitian, banyak petani menanam kubis sebelum
tanaman kentang, hal ini akan mengakibatkan pada saat tanam petani kubis kekurangan modal untuk membeli input dan membayar tenaga kerja. Dengan
demikian bila petani akses terhadap kredit baik kredit lembaga formal maupun kelembagaan kios sarana produksi akan meningkatkan efisiensi teknisnya
sehubungan dengan manajemen teknis yang lebih baik. Hal yang sebaliknya terjadi bila kubis ditanam sesudah kentang maka petani kurang membutuhkan
biaya untuk membeli input, karena keuntungan yang besar dari kentang dapat disisihkan untuk menanam kubis.
Status Kepemilikan memainkan peran penting dalam inefsiensi teknik suatu usahatani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status kepemilikan
bertanda positif namun tidak signifikan. Ini menunjukkan bahwa petani dengan status lahan milik lebih efisien dibandingkan dengan petani penyewa atau
penggarap. Tidak signifikannya variabel ini menunjukkan bahwa petani pemilik atau penyewa tidak mempengaruhi efisiensi dalam pengelolaan usahatani kubis.
Sistem Penanaman Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem
penanaman bertanda negatif dan berpengaruh nyata. Hal ini mengindikasikan bahwa petani yang melakukan konservasi teras bangku lebih efisien dibandingkan