dapat mengelola usahataninya lebih efisien. Hal ini sesuai dengan harapan. Kalirajan 1991,1984 dan Kalirajan 1991 menggunakan data panel untuk
periode 1983-1986 pada 30 petani padi di India menemukan pengaruh keanggotaan dan kunjungan penyuluh berpengaruh positif terhadap efisiensi
teknik pada petani padi di India dan Philipina dan menjadi faktor dominan dari efisiensi teknik.
Akses terhadap Kredit. Konsisten dengan penemuan Kalirajan 1981
dan Nwani 2011, akses terhadap kredit meningkatkan efisiensi teknis, ini terlihat dari koefisiennya yang negatif. Variable ini juga berpengaruh nyata pada tingkat
α = 0.1. Ketersediaan kredit akan menggeser keterbatasan modal ke kanan dan meningkatkan kemampuan petani untuk menanggung risiko atau dapat menanam
tanaman yang benilai ekonomi tinggi meskipun cenderung kekeringan Nwani, 2011. Karenanya peningkatan efisiensi produksi komoditas kubis dapat
mengikutkan kebijakan program untuk meningkatkan petani agar akses terhadap fasilitas kredit. Di daerah penelitian, banyak petani menanam kubis sebelum
tanaman kentang, hal ini akan mengakibatkan pada saat tanam petani kubis kekurangan modal untuk membeli input dan membayar tenaga kerja. Dengan
demikian bila petani akses terhadap kredit baik kredit lembaga formal maupun kelembagaan kios sarana produksi akan meningkatkan efisiensi teknisnya
sehubungan dengan manajemen teknis yang lebih baik. Hal yang sebaliknya terjadi bila kubis ditanam sesudah kentang maka petani kurang membutuhkan
biaya untuk membeli input, karena keuntungan yang besar dari kentang dapat disisihkan untuk menanam kubis.
Status Kepemilikan memainkan peran penting dalam inefsiensi teknik suatu usahatani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status kepemilikan
bertanda positif namun tidak signifikan. Ini menunjukkan bahwa petani dengan status lahan milik lebih efisien dibandingkan dengan petani penyewa atau
penggarap. Tidak signifikannya variabel ini menunjukkan bahwa petani pemilik atau penyewa tidak mempengaruhi efisiensi dalam pengelolaan usahatani kubis.
Sistem Penanaman Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem
penanaman bertanda negatif dan berpengaruh nyata. Hal ini mengindikasikan bahwa petani yang melakukan konservasi teras bangku lebih efisien dibandingkan
dengan petani yang melakukan tanpa konservasi penanaman searah lereng. Seperti diketahui di daerah penelitian kubis ditanam pada lahan berlereng. Hal ini
dapat menimbulkan degradasi lingkungan dilihat dari konservasi yang dilakukan maupun erosi yang ditimbulkan. Konservasi yang dilakukan serah kontur dapat
menekan laju erosi dibandingkan dengan yang searah lereng sehingga produksi relatif lebih tinggi. Hasil ini juga sesuai dengan estimasi fungsi produksi yang
juga menghasilkan variabel kemiringan yang negatif dan signifikan. Tabel 30. meringkas temuan faktor yang mempengaruhi produksi kentang dan kubis serta
faktor yang mempengaruhi efisiensi. Tabel 31. Ringkasan faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi dan
Inefisiensi Kentang dan Kubis di Jawa Barat, 2011 Peubah Kentang Kubis
Tanda Signifikansi
Tanda Signifikansi Konstanta
+ √ + √
Luas lahan X1 +
√ + √ Benih X2
+ √ + √
Pestisida X3 +
√ + √ Pupuk K X4
+ x
+ X
Pupuk N+P X5 +
x +
X Pupuk Kandang X6
+ √ + √
Tenaga Kerja X7 +
x +
Kemiringan X8 -
√ - √ Dummy Musim TanamX9
- √ + X
Dummy Lokasi X10 +
√ - X Umur +
√ - X
Pendidikan - √
- X Pengalaman -
x +
X Keanggotaan -
√ -
√ FrekPenyuluhan -
√ -
√ Akses kredit
+ √
- √
Status lahan +
√ + X
Sistem penanaman +
√ -
√ Sumber : data primer, diolah
6.9. Sumber Inefisiensi Teknik, Alokatif dan Ekonomis Usahatani Kubis
Tabel 32 menyajikan faktor yang menjadi sumber inefisiensi teknik,alokatif dan ekonomi.
Tabel 32. Faktor yang Mempengaruhi Inefisiensi Alokatif AI dan Inefisiensi Ekonomi EI Usahatani Kubis di Jawa Barat, 2011
IA IE
Koefisien Sig
Koefisien Sig
Konstanta -0.016 0.873
0.604 0.000 Umur
0.002 0.152
0.000 0.797
Pendidikan -0.002 0.697 -0.003 0.360
Pengalaman -0.001 0.187 0.000
0.855 DKeanggKel 0.053
0.055 -0.069 0.005
FrekPenyul 0.015 0.028
-0.007 0.271 DaksKredit 0.017 0.522
-0.059 0.012 DKepemilikan -0.023
0.373 -0.005 0.821
DKonservasi 0.056 0.002 -0.005
0.741
Sumber: data primer diolah Keterangan:
= nyata pada taraf α= 0.01; = nyata pada taraf α= 0.05;
= nyata pada taraf α= 0.1;
Koefisien untuk umur adalah positif untuk kedua jenis efisiensi, tetapi tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa petani berumur muda lebih efisien
dibandingkan dengan petani berumur tua. Demikian halnya variable umur mempunyai dampak positif pada AI dan EI namun tidak signifikan pada EI. Hal
ini menunjukkan bahwa petani muda lebih lebih mampu mengalokasikan inputnya pada tingkat biaya minimum.
Koefisien untuk pendidikan bertanda negatif IA dan IE sesuai dengan yang diharapkan dan berpengaruh nyata. Artinya bahwa petani dengan
pendidikan tinggi secara teknis dan alokatif lebih efisien dibandingkan dengan petani yang pendidikannya rendah. Petani dengan penddikan tinggi dapat
merespon lebih cepat dalam mengkombinasikan penggunaan input apabila terjadi perubahan harga, dan merspon lebih cepat menggunakan teknologi baru dan
memproduksi mendekati output frontiernya. Pengalaman mempunyai koefisien dugaan bertanda negatif untuk AI,
namun variabel ini tidak signifikan, artinya bahwa pengalaman tidak cukup signifikan bagi petani untuk mencapai efisiensi tertinggi, apabila petani tidak
dapat menyusun kembali inputnya untuk mencapai output maksimum pada tingkat teknologi sekarang.
Koefisien estimasi keanggotaan dalam kelompok dan frekuensi penyuluhan untuk inefisiensi alokatif adalah positif dan berpengaruh nyata,
artinya petani yang menjadi anggota kelompok tani mengelola usahataninya
kurang efisien. Untuk efisiensi ekonomi keduanya bertanda negatif artinya petani kubis dapat meningkatkan efisiensi ekonomi untuk mendapat keuntungan
maksimum sejalan dengan peningkatan keanggotaan dan frekuensi penyuluhan. Namun frekuensi penyuluhan tidak signifikan untuk EI. Kinerja yang lebih baik
antar petani ditunjukkan oleh aplikasi yang baik dari teknologi seperti pemupukan, aplikasi pestisida, dan penggunaan benih bermutu. Petani yang
menjadi anggota kelompok lebih cepat memperoleh informasi pasar dan harga output yang terjadi sehingga mereka lebih responsif dalam mengalokasikan
inputnya pada tingkat biaya minimum. Dummy
akses terhadap kredit bertanda negatif dan signifikan AI namun tidak signifikan untuk EI. Hal ini menunjukkan bahwa petani yang mempunyai
akses ke lembaga keuangan lebih efisien dalam mengelola usahataninya. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sedikit petani yang mempunyai akses ke lembaga
keuangan formal seperti bank. Dalam mengelola usahataninya petani yang kekurangan modal lebih senang meminjam sarana produksi ke para tengkulak
yang akan dibayar setelah panen, karena prosedurnya mudah dan tidak perlu agunan. Kredit usahatani ditujukan untuk meningkatkan produksi. Petani
membutuhkan biaya setelah periode panen untuk penanaman selanjutnya karena keterbatasan modal yang dimiliki. Ketersediaan dan kemudahan akses terhadap
kredit secara langsung akan meningkatkan penggunaan input dan akhirnya meningkatkan output sehingga pendapatan pun meningkat.
Status kepemilikan meliputi status lahan milik, sewa dan garap. Hasil penelitian menunjukkan koefisien dugaan bertanda negatif untuk IA dan IE,
namun tidak signifikan untuk kedua efisiensi. Tanda negatif untuk IA menujukkan bahwa petani pemilik lebih dapat meminimalkan biaya untuk
mencapai output pada teknologi sekarang. Dengan kata lain pemilik lebih mampu mengkombinasikan inputnya pada tingkat biaya minimum jika terjadi perubahan
harga dan mereka lebih mendekati pada produksi frontiernya. Dummy
sistem penanaman menunjukkan tanda yang negatif untuk TI dan EI sesuai dengan yang diharapkan dan positif dan signifikan untuk AI. Hal
ini berimplikasi bahwa petani yang menggunakan konservasi yang searah kontur atau teras bangku dapat menurunkan inefisiensi teknisnya untuk mencapai