commit to user 84
berkaitan dengan analisis wacana tersebut di antaranya: Mecerna Buku Teks Bahasa Inggris melalui Pemahaman Gramatika 2002 dan Kiat Menulis Karya Ilmiah dalam
Bahasa Inggris 2003. Sementara itu, penelitian yang berkaitan dengan analisis wacana yang telah dilakukannya di antaranya: Model Genre-Based untuk Penulisan
Teks Ilmiah dalam Bahasa Indonesia pada Jurnal Ilmiah 2007 dan Posisi Semiotik Genre Makro dan Mikro di dalam Koran dan Majalah di Indonesia 2010. Pembaca
ahli dalam linguistik bidang penerjemahan dan bidang wacana tersebut dimintai informasi tentang kesepadanan makna dan keberterimaan terjemahan penanda kohesi.
Sementara itu, pembaca teks terjemahan diambil dari pembaca terjemahan pada umumnya. Pembaca yang diminta menilai keterbacaan teks terjemahan ini adalah 3
orang mahasiswa Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS Surakarta. Pemilihan mahasiswa sebagai pembaca teks terjemahan ini dengan pertimbangan mereka sudah
memiliki kemampuan dalam memahami isi sebuah teks, termasuk teks terjemahan.
D. Teknik Sampling
Teknik cuplikan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik ini lebih tepat disebut sebagai cuplikan dengan criterion-based selection Goetz LeComte
dalam Sutopo, 2006:229. Dalam teknik ini pemilihan sampel didasarkan pada pemilikan informasi yang dapat dipercaya yang dimiliki oleh informan. Hal ini
karena sumber data yang digunakan dalam penelitian kualitatif tidak sebagai yang mewakili populasinya tetapi lebih cenderung mewakili informasinya Sutopo,
2006:64.
commit to user 85
Teknik sampling tersebut digunakan untuk pengambilan informan, yakni pakar penerjemahan, pakar linguistik khususnya dalam bidang wacana, dan pembaca novel
terjemahan. Di dalam teknik ini pengambilanpemilihan sampel didasarkan pada pemilikan informasi yang dapat dipercaya yang dimiliki oleh informan. Hal ini
karena sumber data yang digunakan dalam penelitian kualitatif tidak sebagai yang mewakili populasinya tetapi lebih cenderung mewakili informasinya Sutopo,
2006:64. Di dalam teknik purposive sampling, peniliti memilih informan, pakar penerjemahan dan pakar linguistik, yang dipandang paling tahu tentang masalah yang
diteliti, yaitu mengenai kesepadanan dan keterbacaan teks terjemahan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak catat, kuesioner, dan wawancara mendalam.
1.Teknik Simak dan Catat.
Teknik simak catat ini pada prinsipnya sama dengan content analysis analisis isi. Di dalam teknik ini peneliti sebagai instrumen kunci melakukan penyimakan
secara cermat, terarah dan teliti terhadap sumber data dalam rangka memperoleh data yang diinginkan. Hasil penyimakan ini kemudian dicatat sebagai data Edi Subroto,
1992. Teknik simak dan catat ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1 Membaca novel yang berjudul Wings beserta terjemahannya secara teliti.
commit to user 86
2 Menggarisbawahimenandai terjemahan penanda kohesi yang terdapat dalam novel Wings dan terjemahannya.
3 Mencatat terjemahan penanda kohesi yang telah ditandai dalam kartu data. 4 Memberi kode pada setiap kartu data yang menjelaskan tentang nomor urut
data dan nomor halaman tempat ditemukannya data penanda kohesi baik dalan BSu maupun BSa.
5 Mengklasifikasikan terjemahan penanda kohesi sesuai dengan jenis permasalahannya.
6 Mereduksi sekaligus menganalisis hasil kajian dokumen yang diperoleh, maksudnya data yang sama akan mengalami proses penyisihan dan dalam
proses ini tentu saja terjadi analisis.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan daftar pertanyaan bagi pengumpulan data dalam penelitian Sutopo, 2006:81. Pengumpulan data dengan kuesioner ini dilakukan
secara tertulis teknik angket. Kuesioner dalam penelitian ini bersifat terbuka open-ended questionnaire, artinya selain diberikan alternatif jawabannya, di dalam
kuesioner juga diberi ruang yang cukup untuk memberikan kesempatan kepada responden untuk menulis alasan mengapa ia menjawab demikian, atau berkaitan
dengan masalah-masalah yang ditanyakan. Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulan data nilai
kesepadanan makna terjemahan penanda kohesi, keberterimaan terjemahan penanda
commit to user 87
kohesi, dan keterbacaan terjemahan. Kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data kesepadanan makna dan keberterimaan diberikan kepada pakar
linguistik dalam bidang wacana dan bidang penerjemahan pada bulan Oktober 2011. Kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data keterbacaan terjemahan
penanda kohesi diberikan kepada pembaca teks terjemahan pada 21 September 2011. Pembaca teks terjemahan ini berjumlah tiga orang mahasiswa dari Fakultas Sastra
dan Seni Rupa, UNS. Setelah data melalui kuesioner terkumpul khususnya data tentang kesepadanan makna dan keberterimaan terjemahan penanda kohesi kemudian
ditindaklanjuti untuk mendalami data yang terkumpul melalui kuesioner tersebut.
3. Wawancara Mendalam in-depth interviewing.
Wawancara mendalam bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam suasana formal, dan bisa dilakukan secara berulang pada informan yang
sama Patton dalam Sutopo, 2006. Kelonggaran dan kelenturan cara ini akan mampu mengorek kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya
Sutopo, 2006. Teknik wawancara ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Teknik wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan data berupa informasi tentang alasan penerjemah dalam menggunakan teknik
penerjemahan penanda kohesi. Wawancara dengan penerjemah dalam rangka mengumpulkan data alasan penerjemahan penanda kohesi ini dilakukan di Jakarta,
pada hari Jum‟at, tanggal 9 Maret 2012. Sebelum wawancara dilakukan, materi
commit to user 88
wawancara terlebih dahulu dikirimkan kepada penerjemah melalui email dengan tujuan agar pengumpulan data lebih efektif.
Teknik wawancara tersebut juga dilakukan kepada pakar linguistik dalam bidang wacana dan pakar linguistik dalam bidang penerjemahan. Wawancara ini
dilakukan untuk mengkonfirmasi dan mendalami data yang diperoleh melalui kuesioner yang sebelumnya telah diisi oleh para pakar tersebut.
F. Validitas Data
Teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik trianggulasi. Trianggulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu Moleong, 1994:178. Denzim membedakan 4 macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan
penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori dalam Moleong, 1994:178. Teknik validitas data yang digunakan di sini adalah trianggulasi sumber data.
Trianggulasi data sumber yaitu pengumpulan data sejenis dari beberapa sumber data yang berbeda. Dalam konteks penelitian ini, trianggulasi sumber data diterapkan
dalam pengambilan informan untuk menilai kesepadanan makna dan keberterimaan terjemahan penanda kohesi. Informan yang diminta memberikan penilaian terhadap
kesepadanan makna dan keterbacaan bukan hanya satu, tetapi dua orang pakar. Teknik trianggulasi data juga diterapkan dalam konteks pengumpulan data
keterbacaan teks terjemahan. Data keterbacaan terjemahan penanda kohesi tidak
commit to user 89
hanya dikumpulkan dari seorang pembaca, tetapi tiga orang pembaca. Penggunaan teknik trianggulasi data tersebut dipandang dapat meningkatkan validitas data.
G. Teknik Analisis Data