commit to user 627
suatu bahasa Halliday Hasan, 1983. Perbedaan sistem gramatika antarbahasa akan diwujudkan oleh perbedaan-perbedaan tipe rangkaian untuk menandai kohesi
dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran Blum-Kulka, 2000. Berkaitan dengan ini Blum-Kulka 2000, sebagaimana telah dinyatakan di atas, menyatakan perubahan
penanda kohesi dalam penerjemahan dapat berdampak pada perubahan makna. Perubahan penanda kohesi dalam terjemahan novel Wings juga tidak terlepas dari
perubahan makna. Sebagian terjemahan penanda kohesi menunjukkan terjadinya distorsi makna. Namun demikian sebagian besar makna terjemahan penanda kohesi
tersebut masih terjaga dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan rerata makna sepadan yang mencapai 77,28. Sementara itu, terjemahan penanda kohesi yang mengalami
pengurangan makna rata-rata hanya 17,69, dan penerjemahan penerjemahan penanda kohesi yang maknanya tidak akurat hanya 4,57.
Terjadinya pergeseran makna dalam penerjemahan penanda kohesi tersebut
merupakan hal yang wajar. Kesepadanan makna secara total dalam penerjemahan
tidak mungkin terjadi karena teks terikat oleh bahasa dan budaya tertentu Miyanda, 2007.
Berkaitan dengan ini Rochayah Machali 2000 menyatakan kesepadanan bukanlah kesamaan. Sejauh makna dasar atau referensial meaning tidak diubah, maka
hasil terjemahannya masih bisa berterima.
C. Pemilihan Teknik Penerjemahan dan Keberterimaan Terjemahan
Penerjemah dalam memilih teknik penerjemahan penanda kohesi didasarkan pada alasan tertentu. Alasan yang dikemukakan penerjemah dalam memilih teknik
commit to user 628
penerjemahan penanda kohesi ada 6, yaitu yaitu 1 mengutamakan makna, 2 menghindari kerancuan, 3 menghindari kemubaziran penggunaan bahasa, 4
membuat variasi, 5 agar mudah dipahami, dan 6 menyesuaikan dengan sosiobudaya BSa.
Apabila dicermati, tidak satu pun alasan dari keenam alasan yang dikemukakan oleh penerjemah tersebut mengabaikan kesesuaian terjemahan dengan
kaidah bahasa sasaran. Pemilihan teknik penerjemahan harfiah dengan alasan mengutamakan makna pun, misalnya, tidak berarti penerjemah mengabaikan kaidah
BSa dalam teks terjemahannya. Pemilihan penerjemahan penanda kohesi dengan teknik penerjemahan harfiah ini dilakukan karena padanan penanda kohesi yang
diterjemahkan berdasar konteksnya tidak menyimpang dari kaidah BSa. Pengutamaan kesesuaian teks terjemahan dengan kaidah BSa dalam
penerjemahan novel Wings, misalnya, terlihat dalam penggunaan teknik modulasi dalam 115R. Struktur klausa yang terdapat dalam klausa 115R ini bila diterjemahkan
sesuai dengan struktur TSu-nya akan tampak kaku. Klausa yang dimaksud yaitu …I
don‟t like the idea of your flying into Chicago. Klausa ini oleh penerjemah diterjemahkan menjadi „… Ayah tidak mau kau ke Chicago sendirian‟. Dalam
terjemahan ini terjadi perubahan struktur klausa dan terjadi perubahan penanda kohesi.
Perhatian penerjemah terhadap kesesuaian terjemahan dengan BSa tampak lebih jelas dalam penggunaan teknik adaptasi. Dalam teknik ini penanda kohesi she dalam 10R
diterjemahkan „beliau‟, he dalam 38R diterjemahkan menjadi „beliau‟, he dalam
commit to user 629
42R diterjemahkan menjadi „ayah‟, him dalam 45R diterjemahkan menjadi „beliau‟, his dalam 52R diterjemahkan menjadi „ayah‟, penanda kohesi I dalam
89R diterjemah kan menjadi „ayah‟, penanda kohesi me dalam 93R diterjemahkan
menjadi „ayah‟, dan penanda kohesi you dalam 103R ditermahkan menjadi „ibu‟.
Penerjemahan dengan teknik adaptasi ini bertujuan agar teks terjemahan sesuai dengan konteks sosiobudaya BSa.
Penilaian terhadap kewajaran atau kesesuaian terjemahan dengan kaidah BSa menunjukkan bahwa sebagaian besar data terjemahan penanda kohesi sudah sesuai
dengan kaidah BSa. Sebagaimana penilaian terhadap kesepadanan makna, penilaian terhadap kewajaran penggunaan bahasa terjemahan ini juga dilakukan oleh 3 penilai,
yaitu peneliti, pakar penerjemahan dan pakar linguistik. Dalam penilaian terhadap kewajaran bahasa terjemahan ini penilai memberikan nilai 3, artinya terjemahan
sudah dipandang wajar, terhadap 282 96,57 data, pakar 1 memberi nilai 3 terhadap 281 96,23, dan pakar II memberi nilai 3 terhadap 200 68,49 data.
Rerata nilai 3 yang diberikan oleh ketiga penilai tersebut adalah 254,33 87,10. Selain nilai 3, para penilai juga memberikan nilai 2 terhadap terjemahan penanda
kohesi tersebut. Peneliti memberi nilai 2, artinya penerjemahan penanda kohesi kurang berterima, terhadap 9 3,08 data, pakar I memberi nilai 2 terhadap 11
3,77 data, dan pakar II member nilai 2 terhadap 51 17,47 data. Rerata nilai 2 yang diberikan oleh para penilai tersebut adalah 23,67 8,11.
commit to user 630
Sementara itu, nilai 1 yang diberikan oleh peneliti hanya 1 0,34 data, pakar I tidak memberikan satu pun nilai 1, dan pakar II memberi nilai 1 terhadap 41 14,04 data.
Rerata nilai 1 yang diberikan oleh para penilai tersebut adalah 14 4,79. Meskipun nilai kewajaran terjemahan penanda kohesi yang diberikan oleh ketiga
penilai tersebut saling menunjukkan perbedaan jumlah. Namun demikian ada sejumlah data yang dinilai secara sepakat oleh para penilai. Para penilai secara
sepakat memberikan nilai 3 terhadap 196 67,12 data. Penilaian ini mengandung makna bahwa 196 data penerjemahan penanda kohesi tersebut dipandang alamiah
oleh para penilai. Para penilai tidak memiliki kesepakatan dalam memberi nilai 2 dan nilai 1 terhadap keberterimaan terjemahan penanda kohesi. Selebihnya dari 196
67,12 data yang dinilai sepakat tersebut dinilai secara berbeda oleh ketiga penilai tersebut.
Terlepas dari perbedaan nilai yang diberikan oleh para penilai tersebut, rerata keberterimaan terjemahan penanda kohesi yang mencapai 87,10 menutur
Rochayah Machali 2000 keberterimaan terjemahan penanda kohesi hampir sempurna. Penerjemahan yang dipandang kurang berterima hanya mencapai 12,90.
Persentase nilai kewajaran ini juga jauh lebih tinggi dari pada persentase kesepadanan makna. Nilai kewajaran dalam penerjemahan penanda kohesi ini tidak dapat
dilepaskan dengan berbagai teknik penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan penanda kohesi.
D. Pemilihan Teknik Penerjemahan dan Keterbacaan