commit to user 19
3. Teknik Penerjemahan
Dalam  penerjemahan,  teknik  penerjemahan  dibedakan  dengan  metode penerjemahan.  Di  samping  itu  teknik  penerjemahan  juga  dibedakan  dengan  strategi
penerjemahan.  Ketiganya  memiliki  kaitan  yang  sangat  erat.  Metode  penerjemahan adalah  sebuah  proses  tertentu  yang  dilakukan  sesuai  dengan  tujuan  penerjemah,
metode penerjemahan mempengaruhi hasil terjemahan secara keseluruhan Molina Albir,  2002.  Jika  seorang  penerjemah  sudah  menentukan  untuk  menerjemahkan
suatu teks dengan metode penerjemahan bebas, misalnya, maka hasil terjemahannya secara keseluruhan berupa terjemahan bebas.
Newmark  membagi  metode  penerjemahan  menjadi  dua  kelompok,  yaitu kelompok  metode  penerjemahan  yang  dekat  dengan  BSu  dan  metode  penerjemahan
yang  dekat  dengan  BSa  dalam  Rochayah  Machali,  2000.  Kelompok  metode  yang pertama dibedakan menjadi 4 macam, yaitu sebagai berikut.
1  Metode  penerjemahan  kata-demi-kata  yaitu  kata-kata  teks  BSu  langsung diikuti kata-kata teks BSa, contoh:
It‟s raining cats and dogs diterjemahkan „Ia sedang hujan kucing-kucing dan anjing-anjing‟.
2 Metode  penerjemahan  harfiah  yaitu  konstruksi  gramatikal  BSu
dicarikan padanannya yang terdekat dalam BSa, tetapi penerjemahan leksikal atau  kata-katanya  dilakukan  terpisah  dari  konteks,  contoh:
It‟s  raining  cats and dogs
diterjemahkan „Hujan kucing dan anjing‟. 3
Metode penerjemahan
setia yaitu
menerjemahkan dengan
mereproduksi  makna  kontekstual  BSu  dengan  dibatasi  oleh  struktur
commit to user 20
gramatikalnya,  contoh:  Ben  is  too  well  aware  that  he  is  naughty diterjemahkan   „Ben menyadari terlalu baik bahwa ia nakal‟.
4 Metode penerjemahan semantis  yaitu penerjemahan  yang tidak hanya
mereproduksi  makna  kontekstual  BSu,  tetapi  juga  mengkompromikan gramatikalnya terhadap BSa, contoh: Ben is too well aware that he is naughty
diterjemahkan „Ben sangat sadar bahwa ia nakal‟. Metode  penerjemahan  yang  memberi  penekanan  pada  BSa  juga  dibedakan
menjadi 4, yaitu sebagai berikut. 1 Adaptasi,  yaitu  metode  penerjemahan  dengan  melakukan    peralihan  budaya,
teks  asli  ditulis  kembali  dengan  diadaptasikan  ke  dalam  BSa  dengan  tidak mengorbankan  hal-hal  penting  teks  asli,  misalnya  tema  dan  alur.  Contohnya
adalah Baratayuda sebagai saduran dari Mahabarata. 2 Penerjemahan bebas, yaitu metode penerjemahan yang mengutamakan isi dan
mengorbankan bentuk, biasanya berbentuk parafrase yang lebih panjang atau lebih  pendek  dari  aslinya.  Contoh:  Hollywood  Rage  for  remakes
diterjema hkan „Hollywood  kekurangan Cerita Lantas Rame-Rame Bikin Film
Ulang‟. 3 Penerjemahan  idiomatik,  yaitu  mereproduksi  pesan  ke  BSa  dengan
menggunakan  kesan  keakraban  dan  ungkapan  idiomatik  yang  tidak  didapati pada versi aslinya. Contoh: How are you? Diterjemah
kan  „Hai, apa kabar?‟ 4 Penerjemahan  komunikatif,  yaitu  metode  yang  berusaha  mereproduksi  pesan
ke  BSa  dengan  menyesuaikan  dengan  khalayak  pembaca  yang  dituju,  aspek
commit to user 21
kebahasaan  dan  isi  terjemahan  langsung  dapat  dimengerti  oleh  pembaca. Contoh:  Kata  spine  apabila  terjemahan  ditujukan  kepada  kalangan  ilmuwan
biologi maka diterjemahkan „spina‟, namun apabila terjemahan ditujukan pada pembaca umum maka diterjemahkan menjadi „duri‟.
Sementara  itu,  strategi  penerjemahan  adalah  prosedur  yang  dilakukan  oleh penerjemah  untuk  memecahkan  permasalahan-permasalahan  yang  muncul  ketika
melakukan penerjemahan Molina  Albir, 2002. Strategi penerjemahan diperlukan untuk memahami satuan-satuan kebahasaan dalam teks yang diterjemahkan, misalnya
untuk  membedakan  makna  primer  dan  makna  sekunder  unit  kebahasaan  yang dihadapi,  menentukan  relasi  konseptual  antarunit  kebahasaan,  mencari  informasi
untuk  memahami  teks,  dan  sebagainya.  Di  samping  itu  strategi  penerjemahan  juga digunakan  untuk  menata  satuan  kebahasaan  yang  diterjemahkan,  misalnya  dengan
menggunakan  parafrase,  menghindari  kata-kata  yang  mirip  dengan  kata-kata  dalam BSu, dan sebagainya.
Strategi penerjemahan membuka jalan untuk menemukan pemecahan satuan- satuan mikro teks. Solusi yang ditemukan tersebut diwujudkan dengan menggunakan
teknik  penerjemahan  tertentu.  Dengan  demikian    strategi  dan  teknik  penerjemahan juga memiliki keterkaitan yang erat, karena teknik penerjemahan juga mencerminkan
strategi yang digunakan oleh penerjemah. Adapun teknik penerjemahan mengacu pada cara penerjemahan satuan-satuan
mikro teks, misalnya kata, frase, klausa, dan kalimat. Sebagaimana telah  disebutkan di  atas,  jika  metode  penerjemahan  berdampak  pada  keseluruhan  teks  yang
commit to user 22
diterjemahkan  atau  makro  teks,  maka  teknik  penerjemahan  hanya  berdampak  pada satuan-satuan mikro teks.
Metode  dan  teknik  penerjemahan  memiliki  keterkaitan  yang  erat,  yaitu mengenai  keselarasan  yang  terdapat  antara  keduanya.  Secara  logis,  bila  penerjemah
ingin  membuat  teks  terjemahan  yang  dekat  dengan  BSu  maka  dalam  teks terjemahannya  akan  banyak  ditemukan  teknik  penerjemahan  peminjaman
borrowing.  Berikut  ini  berbagai  teknik  dalam  penerjemahan  yang  dikemukakan oleh Molina  Albir 2002.
1 Adaptasi  adaptation,  yaitu  menggantikan  elemen  budaya  BSu  dengan  elemen budaya  yang  mempunyai  sifat  yang  sama  dalam  BSa,  dan  unsur  budaya  yang
menggantikan tersebut akrab bagi pembaca sasaran. Ungkapan as white as snow, misalnya,  digantikan  dengan  ungkapan  „seputih  kapas‟,  bukan  „seputih  salju‟
karena kapas lebih akrab dalam masyarakat BSa dari pada salju.  Contoh lainnya yaitu Dear sir
sebagai pembuka surat berbahasa Inggris diterjemahkan „Dengan hormat‟ dalam surat berbahasa Indonesia.
2 Amplifikasi  amplification  adalah  teknik  penerjemahan  yang  mengeksplisitkan atau  memparafrase  suatu  informasi  yang  implisit  dalam  bahasa  sumber.  Kata
ramadan ,  misalnya,  diparafrase  menjadi  „bulan  puasa  kaum  muslim‟.  Teknik
amplikasi  ini  mirip  dengan  teknik  addition,  yakni  pemberi  tambahan  informasi yang tidak terdapat dalam bahasa sumber.
3 Peminjaman  borrowing,  yakni  menerjemahkan  dengan  mengambil  kata  atau rangkaian  kata  dari  bahasa  sumber,  baik  peminjaman  dengan  tanpa  perubahan,
commit to user 23
misalnya  harddisk  yang  diterjemahkan  menjadi  harddisk,  maupun  peminjaman yang  dinaturalisasi  sesuai  aturan  ejaan  dalam  bahasa  sasaran,  misalnya  kata
standard diterjemahkan „standar‟.
4 Calque,  yaitu  penerjemahan  kata  atau  frase  bahasa  sumber  secara  literal,  dapat secara  leksikal  atau  struktural.  Misalnya  interest  rate  diterjemahkan  menjadi
„tingkat  suku  bunga‟,  dan  frase  Ecole  normale  dalam  bahasa  Perancis diterjemahkan Normal school dalam bahasa Inggris.
5 Kompensasi compensation, yaitu memasukkan informasi atau dampak stilistika
pada bagian lain dalam BSa karena elemen tersebut tidak dapat ditempatkan pada tempat yang sama seperti dalam Bsu.
6 Deskripsi  description,  yaitu  menggantikan  istilah  dalam  BSu  dengan  deskripsi mengenai bentuk dan fungsinya. Misalnya kata nyewu
diterjemahkan „peringatan kematian seseorang pada hari keseribu‟. Contoh lainnya yaitu kata dalam bahasa
Italia panettone diterjemahkan menjadi „kue tradisional Italia yang dimakan pada
saat Tahun Baru‟. 7 Kreasi  diskursif  discursive  creation,  yaitu  menetapkan  sebuah  padanan
sementara yang sepenuhnya tidak dapat diprediksi karena di luar konteks. Teknik ini  lazim  diterapkan  dalam  menerjemahkan  judul  buku  atau  judul  film.
Contohnya  Wings  sebagai  judul  sebuah  novel  diterjemahkan  menjadi  Sang Penerbang.
8 Generalisasi  generalization,  yaitu  menerjemahkan  kata  dengan  menggunakan istilah  yang  lebih  umum  atau  lebih  netral.  Kata  penthouse,  misalnya,
commit to user 24
diterjemahkan menjadi „tempat tinggal‟, dan becak diterjemahkan menjadi vehicle subordinat ke superordinat.
9 Amplifikasi linguistik linguistic amplification, yaitu mnerjemahkan dengan cara menambah  unsur-unsur  linguistik  dalam  teks  bahasa  sasaran.  Teknik  ini  lazim
diterapkan  dalam  pengalihbahasaan  secara  konsekutif  atau  dalam  sulih  suara dubbing.
10 Kompresi linguistik linguistic compression, yaitu menerjemahkan dengan cara mensintesa  unsur-unsur  linguistik  dalam  teks  bahasa  sasaran.    Contoh:  kula  lan
panjenengan sedaya diterjemahkan menjadi „kita‟. Teknik ini   dapat diterapkan
dalam pengalihbahasaan simultan atau dalam penerjemahan teks film. 11  Partikularisasi
particularization, yaitu
menerjemahkan kata
dengan menggunakan  istilah  yang  lebih  khusus.
Contohnya  yaitu    kelapa  muda  dalam konteks tertentu dapat diterjemahkan „cengkir‟, „degan‟, atau „bluluk‟.
12  Modulasi  modulation,  yaitu  menerjemahkan  dengan  mengubah  sudut pandang,  fokus,  atau  kategori  kognitif  dalam  kaitannya  dengan  teks  sumber.
Misalnya  menerjemahkan  kalimat  aktif  menjadi  kalimat  pasif.  Contoh  lainnya yaitu  You are going to have a child
diterjemahkan menjadi „Anda akan menjadi seorang bapak‟.
13 Reduksi  reduction,  yaitu  menyaring  informasi  dalam  teks  BSu.  Teknik  ini berlawanan  dengan  teknik  amplifikasi.  Misalnya  penerjemahan  dari  bahasa
Inggris  the  month  of  fasting  menjadi  ramadan  dalam  bahasa  Arab.  Teknik  ini mirip dengan teknik penghilangan omission atau deletion atau subtraction atau
commit to user 25
implisitasi. Dengan kata lain, informasi yang eksplisit dalam teks bahasa sumber dijadikan implisit dalam teks bahasa sasaran.
14 Substitusi  substitution,  yaitu  penggantian  elemen  paralinguistik  menjadi elemen  linguistik,  misalnya  gerak  isyarat  meletakkan  tangan  di  dada  dalam
masyar akar Arab diterjemahkan „terima kasih‟.
15 Transposisi  transposition,  teknik  ini  dilakukan  dengan  menggantikan  kategori gramatikal  BSu,  misalnya  medical  student
diterjemahkan  „mahasiswa kedokteran‟.  Kata  medical  tersebut  berupa  kata  sifat  sedangkan  „mahasiswa‟
sebagai kata benda. Teknik ini sama dengan teknik pergeseran kategori,  struktur dan unit.
16 Variasi  variation,  yaitu  mengganti  elemen  linguistik  atau  paralinguistik  yang mempengaruhi aspek variasi bahasa, misalnya penggantian dialek geografi, dialek
sosial  dan  gaya  bahasa.  Teknik  ini  lazim  diterapkan  dalam  menerjemahkan
naskah drama. Misalnya kata you dalam suatu dialog antara seorang anak dengan
ayahnya diterjemahkan menjadi kata sapaan „ayah‟. 17 Penerjemahan  harfiah  literal  translation  yakni  menerjemahkan  ungkapan  kata
demi  kata.  Misalnya,  kalimat  I  will  ring  you diterjemahkan menjadi „Saya akan
menelpon Anda‟. 18  Kesapadan  Lazim  established  equivalent  adalah  teknik  untuk  menggunakan
istilah  atau  ungkapan  yang  sudah  lazim  berdasarkan  kamus  atau  penggunaan sehari-hari. Misalnya idiom book worm dalam BSu diterjemahkan menjadi idiom
„kutu buku‟ dalam Bsa.
commit to user 26
4. Proses Penerjemahan