Pemilihan Teknik Penerjemahan dan Kesepadanan Makna

commit to user 621 perempuan itu, anak itu, putrinya itu, kakaknya itu, perkataannya itu, putrinya, kakaknya, wajahnya, pipinya, hatinya, tubuhnya, mentalnya, sikapnya, pendapatnya, dan dirinya. Eksplisitasi yang tampak dalam terjemahan penanda kohesi she tersebut menunjukkan bahwa penerjemah memiliki kompetensi khususnya dalam bidang penguasaan BSu dan BSa, yang merupakan salah satu sub-kompetensi penerjemah PACTE, 2003. Eksplisitasi penerjemahan penanda kohesi dalam terjemahan novel Wings semakin menguatkan pendapat Blum-Kulka 2000 bahwa eksplisitasi merupakan strategi yang universal dalam penerjemahan penanda kohesi. Pendapat Blum-Kulka ini didasarkan pada penelitian penerjemahan penanda kohesi terhadap terjemahan yang dilakukan oleh pembelajar bahasa, penerjemah non-profesional, dan penerjemah profesional.

B. Pemilihan Teknik Penerjemahan dan Kesepadanan Makna

Sebagaimana telah dinyatakan di atas, ada sembilan macam teknik penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah dalam menerjemahkan penanda kohesi. Penggunaan 9 macam teknik tersebut sebagian besar telah menyebabkan terjadinya perubahan jenis penanda kohesi. Perubahan penanda kohesi dalam penerjemahan dapat mengakibatkan terjadinya pergeseran makna, meskipun tidak tertutup kemungkinan penerjemahan yang tidak mengalami perubahan jenis penanda commit to user 622 kohesi pun juga mengalami perubahan makna. Terjadinya perubahan makna sebagai dampak dari perubahan penanda kohesi dalam penerjemahan sangat dimungkinkan Blum-Kulka, 2000 Kesembilan teknik penerjemahan yang digunakan dalam penerjemahan penanda kohesi tersebut tidak semuanya mengakibatkan terjadinya perubahan penanda kohesi. Penggunaan teknik penerjemahan yang tidak berdampak pada perubahan penanda kohesi hanya teknik penerjemahan harfiah. Delapan teknik lainnya, yaitu teknik amplifikasi sekaligus transposisi, teknik reduksi, teknik amplifikasi, modulasi, kompresi linguistik, adaptasi, teknik transposisi dan teknik variasi, menyebabkan perubahan dalam penerjemahan penanda kohesi. Penerjemahan yang dilakukan dengan tujuh teknik penerjemahan inilah yang berpotensi pada terjadinya perubahan makna. Jumlah penggunaan masing-masing teknik penerjemahan tersebut tidaklah sama, ada teknik penerjemahan yang sering digunakan dan ada yang jarang digunakan. Berikut ini tabel jumlah penggunaan masing-masing teknik tersebut terhadap data penerjemahan penanda kohesi yang berjumlah 292. Tabel 5.1: Frekuensi Penggunaan Teknik Penerjemahan No. Teknik penerjemahan Jumlah persentase 1 Harfiah 132 45,20 2 Amplifikasi sekaligus transposisi 69 23,63 3 Reduksi 35 11,97 4 Amplifikasi 28 9,58 5 Modulasi 8 2,73 6 Kompresi linguistik 8 2,73 commit to user 623 7 Adaptasi 5 1,71 8 Variasi 4 1,36 9 Transposisi 2 0,68 Jumlah 292 100 Sebagaimana telah dinyatakan di atas, teknik penerjemahan yang tidak mengakibatkan perubahan jenis penanda kohesi yaitu teknik penerjemahan harfiah. Jumlah data yang diterjemahkan teknik ini adalah 13245,20. Hal ini berarti sisanya, yaitu 160 54,80, diterjemahkan dengan delapan macam teknik selain teknik harfiah. Data yang diterjemahkan dengan delapan macam teknik ini berpotensi mengalami perubahan makna karena dalam penerjemahannya mengalami perubahan penanda kohesi. Berdasar penilaian terhadap kesepadanan makna yang dilakukan oleh pakar linguistik dan pakar penerjemahan serta oleh peneliti, sebagaimana telah dipaparkan dalam bab IV subbab Analisis Kesepadanan Makna dan Kewajaran, sebagian dari 292 data penerjemahan penanda kohesi tersebut telah mengalami perubahan makna. Hal ini terbukti dengan tidak adanya kesepakatan dari para penilai untuk memberi nilai 3, yang berarti pengalihan maknanya akurat, terhadap semua data penerjemahan penanda kohesi tersebut. Sebagian data penerjemahan penanda kohesi tersebut ada yang dinilai 2 dan ada juga yang dinilai 1. Peneliti memberikan nilai 3 terhadap 252 86,30 data, pakar I memberi nilai 3 terhadap 231 79,10 data, dan pakar II memberi nilai 3 pada 194 66,43 data. Rerata jumlah nilai 3 yang diberikan oleh para penilai tersebut adalah 225,66 commit to user 624 77,28. Persentase nilai rerata yang mencapai 77,28 ini menutur Rochayah Machali 2000 menunjukkan pengalihan makna terjemahan penanda kohesi sudah bagus. Selain memberikan nilai 3 dalam penerjemahan penanda kohesi, ketiga penilai tersebut juga memberikan nilai 2, yang berarti penerjemahan penanda kohesi dari TSu ke dalam TSa terjadi pengurangan makna, dan nilai 1, yang berarti penerjemahan penanda kohesi terjadi perubahan makna, atau makna tidak akurat. Peneliti memberi nilai 2 terhadap 39 13,35 data, pakar II memberi nilai 2 terhadap 61 20,89 data dan pakar II memberi nilai 2 pada 55 18,83 data. Rerata jumlah nilai 2 yang diberikan oleh tiga penilai tersebut yaitu 51,66 17,69. Sementara itu, nilai 1 yang diberikan oleh peneliti hanya 1 0,34 data, pakar I tidak memberi satu pun nilai 1, dan pakar II memberi nilai 1 pada 43 14,72 data. Rata-rata jumlah nilai 1 yang diberikan oleh tiga penilai tersebut adalah 14,66 5,02. Jumlah rerata nilai 3 yang diberikan oleh para penilai tersebut menunjukkan bahwa 225,66 77,28 terjemahan penanda kohesi maknanya sudah dialihkan secara akurat. Sedangkan sisanya, yakni 66,34 22,72, dipandang kurang akurat dan tidak akurat. Adanya ketidakakuratan dalam penerjemahan penanda kohesi ini berkaitan dengan perubahan penanda kohesi yang dilakukan oleh penerjemah. Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa 160 54,80 mengalami perubahan jenis penanda kohesi atau perubahan tataran. Penerjemahan yang mengalami perubahan jenis penanda kohesi inilah yang pada umumnya maknanya dinilai kurang sepadan. commit to user 625 Sebagaimana telah disebutkan di atas, perubahan penanda kohesi dalam penerjemahan penanda kohesi dilakukan dengan 8 macam teknik. Penerjemahan dengan delapan macam teknik inilah yang berpotensi mengakibatkan terjadinya ketidakakuratan makna. Dalam subbab 4.3 telah diungkapkan terdapat 17 data yang oleh para penilai secara sepakat diberi nilai 2, yang berarti pengalihan makna terhadap 17 data tersebut kurang akurat. Ketujuh belas data tersebut yaitu data nomor 11R, 21R, 25R, 29R, 40R, 43R, 49R, 56R, 66R, 87R, 98R, 115R, 154R, 156R, 162R, 8S, dan 41C. Ketujuh belas data ini diterjemahkan dengan berbagai macam teknik yang dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 5.2: Data Dinilai 2 secara Sepakat No Teknik penerjemahan No. data Jumlah 1. Kompresi linguistik 11R, 21R, 25R, 40R, 49R, 56R 6 2. Modulasi 115R, 154R, 156R, 162R 4 3. Reduksi 44R, 64R, 8S, 41C 4 4. Harfiah 87R 1 5. Amplifikasi sekaligus transposisi 98R 1 6. Amplifikasi 29R 1 Jumlah 17 Tabel tersebut memperlihatkan dari ketujuh belas data yang secara sepakat dinilai 2 oleh para penilai hanya 1 data, yakni 87R, yang menggunakan teknik penerjemahan harfiah. Sementara itu, 16 data lainnya menggunakan teknik kompresi linguistik, modulasi, reduksi, amplifikasi sekaligus transposisi dan amplifikasi. Data 87R tersebut setelah dikonfirmasi dengan penerjemah, beliau juga merasa jika commit to user 626 terjemahannya kurang tepat dan setuju seandainya diubah, yakni dari penanda kohesi „kami‟ menjadi „saya‟. Dalam data 87R ini penanda kohesi I terdapat dalam kalimat I saw you there last year . Kalimat ini diucapkan Billy saat ia berkenalan dengan Nick yang umurnya lebih tua dari padanya. Dalam data 87R, penanda kohesi I tersebut diterjemahkan menjadi „kami‟. Terjemahan ini dipandang kurang tepat, dan terjemahan I yang tepat dalam konteks kalimat tersebut adalah „saya‟. Teknik penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan penanda kohesi, sebagaimana telah diungkapkan di atas, dapat berdampak pada kekurangakuratan dalam pengalihan makna. Di sisi lain, kadangkala perubahan penanda kohesi dalam penerjemahan tidak dapat dihindarkan karena terjemahan penanda kohesi tertentu bila tidak dilakukan perubahan akan menimbulkan kerancuan, tidak selaras dengan konteks sosiobudaya BSa, sulit dipahami karena struktur kalimatnya berbeda dengan BSa, dan sebagainya. Penerjemah dalam melakukan perubahan penanda kohesi dalam penerjemahan tentu saja memiliki alasan tersendiri. Penerjemah novel Wings pun mempunyai alasan dalam melakukan perubahan penanda kohesi. Ada 6 alasan yang diajukan oleh penerjemah dalam melakukan perubahan tersebut, yaitu 1 mengutamakan makna, 2 menghindari kerancuan, 3 menghindari kemubaziran penggunaan bahasa, 4 membuat variasi, 5 agar mudah dipahami, dan 6 menyesuaikan dengan sosiobudaya BSa. Perubahan penanda kohesi dalam penerjemahan merupakan hal wajar. Hal ini disebabkan hubungan kohesif antarbagian teks berkaitan dengan sistem gramatika commit to user 627 suatu bahasa Halliday Hasan, 1983. Perbedaan sistem gramatika antarbahasa akan diwujudkan oleh perbedaan-perbedaan tipe rangkaian untuk menandai kohesi dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran Blum-Kulka, 2000. Berkaitan dengan ini Blum-Kulka 2000, sebagaimana telah dinyatakan di atas, menyatakan perubahan penanda kohesi dalam penerjemahan dapat berdampak pada perubahan makna. Perubahan penanda kohesi dalam terjemahan novel Wings juga tidak terlepas dari perubahan makna. Sebagian terjemahan penanda kohesi menunjukkan terjadinya distorsi makna. Namun demikian sebagian besar makna terjemahan penanda kohesi tersebut masih terjaga dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan rerata makna sepadan yang mencapai 77,28. Sementara itu, terjemahan penanda kohesi yang mengalami pengurangan makna rata-rata hanya 17,69, dan penerjemahan penerjemahan penanda kohesi yang maknanya tidak akurat hanya 4,57. Terjadinya pergeseran makna dalam penerjemahan penanda kohesi tersebut merupakan hal yang wajar. Kesepadanan makna secara total dalam penerjemahan tidak mungkin terjadi karena teks terikat oleh bahasa dan budaya tertentu Miyanda, 2007. Berkaitan dengan ini Rochayah Machali 2000 menyatakan kesepadanan bukanlah kesamaan. Sejauh makna dasar atau referensial meaning tidak diubah, maka hasil terjemahannya masih bisa berterima.

C. Pemilihan Teknik Penerjemahan dan Keberterimaan Terjemahan