commit to user 41
kepaduan antarbagian yang ada di dalamnya, atau dengan kata lain sebuah teks harus kohesif. Sebuah teks tidak cukup untuk disebut sebagai sebuah teks apabila hanya
memiliki sebuah register yang konsisten saja, tetapi juga harus kohesif. Sebaliknya, sebuah teks yang hanya kohesif tetapi tidak memiliki register yang konsisten juga
bukan merupakan sebuah teks. Keduanya harus ada dalam sebuah teks karena
keduanya merupakan tekstur sebuah teks.
11. Kohesi
Halliday Hasan 1983 membahas kohesi secara khusus dalam bukunya Cohesion in English. Menurut mereka, konsep kohesi adalah konsep makna; kohesi
mengacu pada hubungan makna yang terdapat dalam sebuah teks. Lebih lanjut dinyatakan bahwa kohesi terjadi bila penafsiran beberapa unsur wacana terikat oleh
unsur-unsur lain. Satu unsur mensyaratkan unsur yang lain, dalam arti isi satu unsur itu tidak dapat dipahami tanpa bantuan unsur yang lain.
Kohesi merupakan ciri yang menentukan sebuah unit bahasa menjadi sebuah teks. Kohesi terjadi jika penafsiran sebuah elemen dalam teks tergantung pada elemen
lain. Satu elemen mempersyaratkan elemen yang lain, dalam arti elemen itu tidak dapat dipahami tanpa bantuan elemen lain. Dua elemen dalam teks yang berelasi
secara kohesif masing-masing disebut dengan elemen yang mempersyaratkan presupposing dan elemen yang dipersyaratkan presupposed. Contohnya sebagai
berikut: 2-3 Wash and core six cooking apples. Put them into a fireproof dish.
commit to user 42
Kata them dalam kalimat kedua tersebut berkaitan secara kohesif dengan six cooking apples dalam kalimat pertama. Pemahaman makna them tersebut mempersyaratkan
adanya six cooking apples. Untuk itu elemen them dalam kalimat kedua tersebut disebut
dengan elemen
yang mempersyaratkan
presupposing, yakni
mempersyaratkan elemen lain agar dapat dipahami dengan baik, sedangkan six cooking apples sebagai elemen yang dipersyaratkan presupposed, yakni elemen
yang disyaratkan adanya bagi elemen lain agar elemen itu dapat dipahami dengan baik.
Beberapa ahli membedakan kohesi dan koherensi. Baker 1992 menyatakan bahwa kohesi merupakan jaringan leksikal, gramatikal, dan relasi-relasi lain yang
menghubungkan bagian-bagian dalam sebuah teks sedangkan koherensi adalah jaringan hubungan konseptual yang mendasari struktur permukaan sebuah teks.
Lebih lanjut Baker menjelaskan bahwa kohesi merupakan hubungan permukaan, kohesi menghubungkan bersama-sama rangkaian kata-kata dan ekspresi-ekspresi
yang tampak, yang berada dalam kalimat dan paragraf. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa kohesi adalah bentuk permukaan dari koherensi dan kohesi sebagai
alat untuk memahami makna konseptual dalam suatu teks. Menurut Bell 1991 kohesi adalah hubungan komponen-komponen yang
saling mendukung dalam bentuk lahir teks dalam urutan klausa atau kalimat. Klausa- klausa atau kalimat-kalimat dalam sebuah teks dihubungkan oleh komponen-
komponen yang disebut dengan kohesi dalam rangka membentuk satu kesatuan yang utuh. Seperti halnya Baker, Bell juga membedakan kohesi dari koherensi. Menurut
commit to user 43
Bell 1991 koherensi adalah susunan dan urutan konsep dan relasi dunia nyata yang mendasari dan diwujudkan dengan struktur permukaan teks. Dalam pernyataan ini
ditegaskan adanya keterkaitan antara kohesi dan koherensi, bahwa kohesi merupakan realisasi dari koherensi.
Verschueren 1999 menyatakan bahwa kohesi pada umumnya digunakan untuk menunjuk penanda hubungan yang tampak dalam sebuah wacana atau teks.
Pendapat ini pada dasarnya tidak berbeda dengan pendapat yang telah disebutkan di atas. Pendapat ini juga dapat diartikan bahwa terdapat relasi antarbagian teks yang
menjadikan teks itu menjadi satu kesatuan. Relasi yang menghubungkan antarelemen teks itu disebut kohesi.
Berkaitan dengan permasalahan kohesi Eggins 1994 menyatakan kohesi mengacu pada cara kita mengaitkan bersama rangkaian wacana. Pendapat ini
mengisyaratkan bahwa wacana terdiri dari bagian-bagian dan terdapat relasi antarbagian ini. Secara lebih lanjut Eggins 1994 menjelaskan bahwa gagasan inti di
balik kohesi adalah adanya relasi semantik antara satu bagian dengan bagian lain dalam sebuah teks. Kehadiran suatu relasi setidaknya membuat satu bagian
bergantung pada bagian lain. Gagasan ini menunjukkan adanya kaitan erat antara kohesi dan relasi makna. Dalam pendapat terdahulu yang telah dinyatakan di atas
relasi makna dalam sebuah teks disebut koherensi. Berdasarkan beberapa definisi tentang kohesi yang telah dinyatakan di atas
dapat dinyatakan, bahwa kohesi adalah jaringan leksikal dan gramatikal yang menghubungkan bagian-bagian suatu teks, relasi bagian-bagian teks ini didasari oleh
commit to user 44
adanya relasi makna. Cakupan bagian-bagian teks yang berelasi secara kohesif menurut para ahli juga tidak sama. Halliday Hasan 1983 menyatakan bahwa
kohesi mencakup hubungan antarkalimat dalam sebuah teks. Menurut Bell 1991 hubungan antarbagian teks yang bernilai kohesif adalah hubungan antarklausa dan
kalimat. Sementara itu, Baker 1992 menyatakan bahwa kohesi mencakup hubungan antarbagian dalam kalimat dan paragraf. Dalam penelitian ini, kohesi dimaknai
bagian-bagian teks yang menghubungkan antarklausa dan antarkalimat dalam sebuah teks sebagaimana yang dinyatakan oleh Bell 1991 tersebut.
Perlu juga dijelaskan di sini bahwa yang dimaksud dengan penanda kohesi, sebagaimana tampak dalam judul disertasi ini, adalah aspek leksikal dan gramatikal
yang menghubungkan antarbagian dalam suatu teks. Sebagai contoh adalah kalimat berikut.
2-4 Bapak gubernur hadir dan memberikan sambutan dalam pertemuan itu. Kata “dan” dalam kalimat tersebut menandai keterkaitan antara klausa “Bapak
Gubernur akan datang” dengan klausa „memberi sambutan dalam pertemuan ini”. Dengan demikian kata “dan” menjadi penanda kohesi dalam kalimat tersebut.
12. Penanda Kohesi