commit to user 606
ketiga faktor tersebut untuk mendapatkan gambaran yang utuh terhadap penerjemahan penanda kohesi dalam penerjemahan novel Wings.
A. Pemilihan Teknik Penerjemahan dan Perubahan Terjemahan Penanda Kohesi
Penerjemahan penanda kohesi, sebagaimana telah dianalisis dalam bab IV, menggunakan 9 macam teknik penerjemahan, yaitu 1 teknik penerjemahan harfiah,
2 teknik amplifikasi sekaligus transposisi, 3 teknik amplifikasi, 4 teknik reduksi, 5 modulasi, 6 kompresi linguistik, 7 adaptasi, 8 transposisi dan 9 teknik variasi.
Penggunaan beragam teknik ini menunjukkan adanya perbedaan antara BSu dan BSa khususnya perbedaan penanda kohesi, baik yang menyangkut perbedaan gramatika
maupun konteks sosiobudaya. Penggunaan 9 macam teknik penerjemahan tersebut menghasilkan terjemahan
penanda kohesi yang beragam. Dalam penerjemahan penanda kohesi, ada penanda kohesi yang mengalami perubahan baik perubahan jenis penanda kohesi maupun
perubahan tataran, namun juga ada yang tidak mengalami perubahan. Teknik penerjemahan yang tidak mengakibatkan perubahan penanda kohesi yaitu teknik
penerjemahan harfiah literal translation. Dalam teknik harfiah, penanda kohesi she, misalnya, diterjemahkan menjadi „ia‟ atau „dia‟; kalimat I have to data 18E
diterjemahkan menjadi „Saya harus‟. Teknik penerjemahan harfiah dapat digunakan untuk menerjemahkan berbagai
jenis penanda kohesi. Dalam penelitian ini penanda kohesi yang diterjemahkan
commit to user 607
dengan teknik harfiah antara lain 1 penanda kohesi gramatikal pengacuan, baik pengacuan persona, pengacuan demonstratif maupun pengacuan kompartif, 2
penanda kohesi penyulihan, khususnya penanda kohesi penyulihan verba dan penyulihan klausa, 3 penanda kohesi konjungsi, dan 4 penanda kohesi pelesapan,
baik pelesapan nomina, pelesapan verba maupun pelesapan klausa. Pelesapan nomina yang diterjemahkan dengan teknik harfiah hanya pelesapan nomina yang inti
kelompok nominanya berupan non-specific deictics, dan post-deictics, dan numeratif. Penggunaan teknik penerjemahan penerjemahan tersebut tidak mengakibatkan
perubahan jenis penanda kohesi. Penggunaan 8 macam teknik penerjemahan lainnya, selain teknik
penerjemahan harfiah, pada umumnya menyebabkan terjadinya perubahan baik perubahan jenis penanda kohesi maupun perubahan tataran kebahasaan. Terjadinya
perubahan penanda kohesi ini menunjukkan adanya perbedaan antara BSu dengan BSa, di antaranya perbedaan sistem persona, perbedaan gramatika, dan perbedaan
konteks sosiobudaya. Perbedaan sistem persona antara BSu dengan BSa tampak jelas pada
pronomina O3 tunggal. Dalam BSu pronomina O3 tunggal laki-laki male dan perempuan female memiliki perbedaan bentuk, yakni he dan she. Sementara itu
dalam BSa tidak ada perbedaan semacam itu. Dalam BSa baik O3 tunggal laki-laki maupun perempuan menggunakan kata ganti yang sama, yakni ia atau dia Badudu,
1983. Perbedaan ini dapat menimbulkan kerancuan dalam penerjemahan. Dalam menghindari kemungkinan timbulnya kerancuan makna ini dapat dilakukan dengan
commit to user 608
teknik penerjemahan amplifikasi, misalnya she yang diterjemahkan menjadi Cassie dalam 7R. Penerjemahan dengan teknik amplifikasi ini menyebabkan perubahan
jenis penanda kohesi. Dalam TSu apabila terdapat penanda kohesi O3 tunggal laki- laki dan perempuan dalan suatu teks maka paling tidak salah satunya harus
dieksplisitkan berdasar acuannya. Jika tidak dilakukan perubahan maka akan menimbulkan kerancuan makna pada TSa.
Teknik penerjemahan amplifikasi selain untuk menerjemahkan penanda kohesi persona dalam rangka menghindari kerancuan makna, sebagaimana telah disebutkan
di atas, juga digunakan untuk menerjemahkan penanda kohesi penyulihan nomina one dan ones. Dalam BSa tidak ada penanda kohesi penyulihan yang sepadan dengan
penanda kohesi penyulihan one dan ones tersebut. Penyulih nomina dalam BSa sangat berbeda dengan penyulih nomina dalam BSu. Penyulih nomina dalam BSa
juga satuan lingual yang berkategori nomina Sumarlam, 2003. Sementara itu, penyulih nomina dalam BSu hanya ada tiga buah kata, yaitu one, ones, dan same
Halliday Hasan, 1983. Berkaitan dengan perbedaan ini, penerjemahan penanda
kohesi penyulihan nomina dilakukan dengan teknik penerjemahan amplifikasi. Contohnya penanda kohesi penyulihan nomina one dalam the smaller one
3S diterjemahkan menjadi „kapal‟ dalam „kapal yang lebih kecil‟. Penggunaan teknik ini
mengakibatkan perubahan jenis penanda kohesi, yakni dari penanda kohesi penyulihan nomina menjadi kohesi leksikal. Perubahan dalam penerjemahan penanda
commit to user 609
kohesi penyulihan ini juga bersifat wajib karena kalau tidak diadakan perubahan
terjemahan akan terasa janggal dan sulit dipahami.
Sebagaimana nomina one dan ones tersebut, penyulihan verba baik penyulihan verba do, did, maupun does, pada umumnya juga diterjemahkan dengan
teknik amplifikasi karena dalam BSa tidak ada penyulihan yang sepadan dengan penyulihan do, did, dan does tersebut. Dalam BSa, penyulih verba adalah satuan
lingual yang juga berupa verba Sumarlam, 2003. Contoh penerjemahan penyulihan verba adalah penanda penyulihan verba do
yang diterjemahkan „terbang‟ dalam 6S. Penerjemahan penyulihan verba semacam ini mengakibatkan perubahan jenis
penanda kohesi, yakni dari penanda kohesi gramatikal penyulihan verba menjadi kohesi leksikal. Penanda kohesi penyulihan verba juga ada yang diterjemahkan
dengan teknik harfiah, misalnya data 7S, penanda kohesi penyulihan verba do dalam data ini diterjemahkan menjadi „begitu‟.
Teknik amplifikasi juga digunakan dalam menerjemahkan penanda kohesi pelesapan nomina. Penerapan teknik amplifikasi ini disebabkan adanya perbedaan
pelesapan nomina dalam BSu dengan BSa. Pelesapan nomina dalam BSu hanya terjadi dalam kelompok nomina Halliday Hasan, 1983. Sementara itu pelesapan
nomina dalan BSa tidak terkait dengan kelompok nomina. Pelesapan dalam BSa adalah unsur kalimat yang tidak dinyatakan pada kalimat berikutnya Ramlan, 1993.
Unsur yang tidak dinyatakan dalam kalimat itu bisa berupa nomina, verba, frase, atau klausa.
commit to user 610
Pelesapan nomina dalam BSu adalah kelompok nomina yang intinya tidak
diisi oleh nomina, tetapi diisi oleh salah satu elemen yang lazimnya berfungsi sebagai modifier khusunya pre-modifier. Contohnya kelompok nomina those two, inti
kelompok nomina ini bukan nomina tetapi numeratif. Nomina dalam kelompok nomina those two ini dilesapkan. Pelesapan nomina ini hanya terjadi pada kelompok
nomina yang modifiernya berupa pre-modifier. Struktur kelompok nomina BSu semacam ini pada umumnya sangat berbeda dengan struktur kelompok
nomina BSa. Pada umumnya modifier kelompok nomina BSa berupa post-modifier. Perbedaan struktur kelompok nomina antara BSu dengan BSa tersebut berdampak
pada penerjemahan penanda kohesi. Pada umumnya penanda kohesi pelesapan nomina yang strukturnya berbeda antara BSu dengan BSa diterjemahkan dengan
teknik amplifikasi, yakni dengan cara mengeksplisitkan nomina yang dilesapkan. Contohnya kelompok nomina those two
diterjemahkan „dua pesawat itu‟ dalam 12E. Penerjemahan penanda kohesi pelesapan nomina dengan teknik ini akan
menyebabkan perubahan jenis penanda kohesi, yakni dari penanda kohesi pelesapan menjadi kohesi leksikal.
Pelesapan nomina BSu yang struktur kelompok nominanya sama dengan struktur kelompok BSa kadangkala nomina yang dilesapkan dalam TSu tidak
dieksplisitkan dalam TSa. Misalnya pelesapan nomina pada kelompok nomina two 13E, yang secara lengkap berupa kelompok nomina two babies, diterjemahkan
menjadi „dua‟. Nomina yang dilesapkan, yakni babies, juga tetap dilesapkan dalam
commit to user 611
TSa. Hal ini karena kelompok nomina two babies memiliki struktur yang sama dengan padanannya dalam BSa, yakni „dua anak‟.
Kohesi pelesapan verba, baik pelesapan verba leksikal maupun pelesapan operator, kadangkala juga dilakukan dengan teknik amplifikasi. Dengan teknik ini,
verba leksikal dan atau verba operator yang dilesapkan dalam TSu dieksplsitkan dalam TSa. Penerjemahan semacam ini akan mengakibatkan perubahan jenis penanda
kohesi, yakni dari kohesi pelesapan verba menjadi kohesi leksikal. Teknik amplifikasi dalam penerjemahan pelesapan verba ini terjadi pada pelesapan verba
yang terdapat dalam kalimat pengandaian, contohnya dalam data 17E. Penanda kohesi pelesapan verba pada umumnya diterjemahkan dengan teknik harfiah. Hal ini
disebabkan struktur kelompok verba antara BSu dan BSa pada prinsipnya sama. Teknik penerjemahan yang juga digunakan untuk menghindari kemungkinan
timbulnya kerancuan makna adalah teknik amplifikasi sekaligus transposisi.
Penerjemahan dengan teknik ini terjadi eksplisitasi komponen makna acuan penanda
kohesi yang diterjemahkan, misalnya penanda kohesi she yang mengacu pada Oona diterjemahkan menjadi „wanita itu‟. Penerjemahan dengan teknik aplifikasi ini terjadi
perubahan jenis penanda kohesi, yaitu dari penanda kohesi gramatikal pengacuan
persona menjadi kohesi leksikal. Selain itu juga terjadi perubahan tataran, yakni dari
tararan kata menjadi frase. Teknik amplifikasi sekaligus transposisi dalam rangka menghindari kerancuan tersebut diterapkan untuk menerjemahkan penanda kohesi O3
tunggal, baik yang bermakna eksistensial, ajektif posesif maupun pronomina posesif.
commit to user 612
Penerjemahan penanda kohesi O3 tunggal dengan teknik amplifikasi sekaligus transposisi tersebut dilakukan dengan mengeksplisitkan salah satu komponen makna
acuan penanda kohesi yang diterjemahkan. Misalnya penanda kohesi she yang mengacu pada Cassie diterjemahkan „gadis itu‟. Dalam hal ini, „gadis‟ hanya
merupakan salah satu komponen makna Cassie. Penentuan komponen makna „gadis‟
merupakan pilihan penerjemah berdasarkan konteks pemakaian penanda kohesi she tersebut. Perubahan terjemahan penanda kohesi O3 tunggal tersebut dalam konteks
tertentu bersifat wajib dan ada beberapa pilihan perubahan. Perubahan semacam ini bersifat wajib sekaligus opsional.
Teknik amplifikasi
sekaligus transposisi
juga digunakan
untuk menerjemahkan pronomina posesif posessive pronoun seperti hers, his, theirs, mine,
yours, dan ours. Pronomina posesif dalam BSu ini memiliki dua acuan, yaitu yang dimiliki posessed dan yang memiliki posessing Halliday Hasan, 1983.
Pronomina posesif semacam ini tidak terdapat dalam BSa. Pronomina posesif dalam BSu tersebut diterjemahkan dengan teknik amplifikasi sekaligus transposisi dengan
konsekuensi terjadi perubahan jenis penanda kohesi dan tataran kebahasaan, contoh penerjemahan ini adalah hers
yang diterjemahakan „mata Cassie‟ 30R. Pemilihan teknik amplifikasi sekaligus transposisi juga digunakan untuk
menerjemahkan penanda kohesi yang memiliki perbedaan kelaziman pemakaian antara BSu dan BSa, misalnya penanda kohesi O3 tunggal perempuan dan O3
jamak. Penanda kohesi O3 jamak they dalam BSu selain sebagai kata ganti orang,
commit to user 613
juga sangat lazim untuk kata ganti benda mati. Sementara itu, dalam BSa O3 tunggal
untuk menggantian orang perempuan dan O3 jamak tidak lazim untuk
menggantikan benda mati. Semua pronomina BSa hanya dapat mengganti nomina orang, nama orang, atau hal-hal lain yang dipersonifikasikan Harimurti
Kridalaksana, 2007. Berkaitan dengan ini, penanda kohesi O3 jamak dalam BSu
yang mengacu pada benda mati diterjemahkan dengan teknik amplifikasi sekaligus transposisi, they
diterjemahkan „pesawat-pesawat itu‟ data 61R. Penerjemahan semacam ini terjadi perubahan jenis penanda kohesi dan tataran. Perbedaan
kelaziman penggunaan penanda kohesi lainnya yang semacam dengan penanda kohesi they tersebut, misalnya she, her eksistensial, dan her ajektif posesif yang
acuannya benda mati, juga diterjemahkan dengan teknik amplifikasi sekaligus
transposisi. Contohnya penanda kohesi her yang
diterjemahkan menjadi „pesawat itu‟ dalam 16R. Perubahan penerjemahan penanda kohesi karena perbedaan kelaziman
tersebut bersifat wajib tanpa memperhatikan konteks pemakaiannya namun ada
pilihan perubahan bentuk. Perubahan semacam ini bersifat wajib sekaligus opsional.
Penanda kohesi it, baik sebagai subjek maupun objek, acuannya bukan hanya benda mati saja, namun juga digunakan untuk mengacu benda hidup tertentu,
misalnya it yang mengacu pada seorang bayi 131R. Penanda kohesi semacam ini juga selalu diterjemahkan dengan teknik amplifikasi sekaligus transposisi.
Konsekuensinya adalah terjadi perubahan jenis penanda kohesi, yakni dari penanda kohesi gramatikal pengacuan menjadi kohesi leksikal.
commit to user 614
Teknik amplifikasi
sekaligus transposisi
juga digunakan
untuk menerjemahkan penanda kohesi domonstratif then. Dalam BSa tidak ada penanda
kohesi yang sepadan dengan then tersebut. Untuk itu penerjemahan penanda kohesi then dilakukan dengan eksplisitasi acuan then dengan teknik amplifikasi sekaligus
transposisi tersebut. Penerjemahan ini akan menimbulkan perubahan jenis penanda kohesi dan perubahan tataran, sebagai contoh penerjemahan then
menjadi „saat itu‟ data 178R.
Penggunaan teknik amplifikasi sekaligus transposisi tidak selalu digunakan untuk menjembatani kesenjangan antara BSu dan BSa. Namun kadangkala digunakan
untuk memperjelas makna dan membuat terjemahan yang variatif. Sebagai contoh penanda kohesi they
diterjemahkan menjadi „orang-orang itu‟ data 66R. Penanda kohesi they
dalam hal ini sebenarnya dapat diterjemahkan menjadi „mereka‟ tanpa menimbulkan kerancuan makna.
Teknik penerjemahan reduksi dilakukan dengan cara tidak menerjemahkan penanda kohesi dalam TSa. Penerjemahan dengan teknik ini tidak berarti
menghilangkan makna penanda kohesi yang tidak diterjemahkan karena makna penanda kohesi yang dihilangkannya ini pada prinsipnya dapat dikenali dalam
konteks TSa. Penerjemahan dengan teknik reduksi ini terutama diterapkan dalam penerjemahan penanda kohesi gramatikal pengacuan persona dan penanda kohesi
konjungsi. Penanda kohesi lainnya yang kadangkala juga diterjemahkan dengan teknik reduksi yaitu penanda kohesi gramatikal pengacuan demonstratif, pengacuan
perbandingan, dan penanda kohesi penyulihan. Penerjemahan dengan teknik reduksi
commit to user 615
ini dapat mengakibatkan perubahan jenis penanda kohesi, misalnya dari penanda kohesi gramatikal pengacuan persona menjadi kohesi pelesapan. Penggunaan teknik
reduksi yang menghasilkan kohesi pelesapan ini dapat terjadi karena dalam kohesi pelesapan juga lazim digunakan digunakan dalam BSa.
Teknik modulasi dalam penerjemahan penanda kohesi digunakan untuk mengubah fokus dan sudut pandang. Teknik ini digunakan untuk menerjemahkan
penanda kohesi gramatikal pengacuan persona tertentu, misalnya penanda kohesi he yang berfungsi sebagai subjek dalam kalimat aktif menjadi „nya‟ dalam kalimat pasif.
Penerjemahan ini dimaksudkan untuk membuat variasi dalam terjemahan. Teknik modulasi tersebut juga digunakan untuk penanda kohesi gramatikal pengacuan
demonstratif, misalnya penanda kohesi this yang diterjemahkan menjadi „itu‟ data
154R. Penanda kohesi this menunjuk sesuatu yang dekat dengan pembicara sedangkan penanda kohesi „itu‟ menunjuk sesuatu yang jauh dengan pembicara.
Teknik penerjemahan modulasi juga digunakan untuk menyesuaikan dengan struktur BSa. Struktur kalimat TSu yang tidak lazim dalam BSa yang berpotensi
menimbulkan kesulitan bagi pembaca akan diubah berdasar struktur kalimat yang lazim dalam BSa sehingga maknanya dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca.
Perubahan struktur kalimat tersebut dapat menyebabkan perubahan penanda kohesi yang terdapat di dalamnya, misalnya penanda kohesi your ajektif posesif
diterjemahkan menjadi „kau‟ dalam 115R. Teknik kompresi linguistik digunakan untuk menerjemahkan penanda kohesi
gramatikal pengacuan persona. Teknik ini dilakukan dengan cara menggabungkan
commit to user 616
dua atau lebih penanda kohesi gramatikal pengacuan persona dalam TSu menjadi satu penanda kohesi gramatikal pengacuan persona dalam TSa. Teknik kompresi
linguistik ini digunakan untuk menghindari kerancuan acuan penanda kohesi pengacuan persona. Sebagaiman dinyatakan di atas, dalam BSu pronomina O3
tunggal laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan bentuk, sedangkan dalam BSa tidak ada perbedaan bentuk untuk pronomina tersebut. Hal ini dapat menimbulkan
kerancuan dalam penerjemahan. Kemungkinan timbulnya kerancuan ini dapat dihindari dengan penggunaan teknik kompresi linguistik. Contohnya penerjemahan
penanda kohesi dalam data 11R, yakni klausa ...this could be the last time she ever saw him
yang diterjemahkan „...inilah kali terakhir mereka bertemu‟. Dalam terjemahan ini penanda kohesi she dan him
diterjemahkan „mereka‟. Teknik kompresi linguistik juga digunakan agar terjemahan menjadi ringkas, tidak untuk menghindari
kerancuan. Misalnya you and I dalam 86R diterjemahkan menjadi „kita‟. Penggunaan
teknik kompresi linguistik tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan penanda kohesi, khususnya perubahan pronomina persona.
Teknik lain yang digunakan penerjemah untuk menerjemahkan penanda
kohesi yaitu teknik adaptasi. Teknik ini digunakan untuk menyesuaikan terjemahan
penanda kohesi dengan konteks sosiobudaya BSa. Teknik ini khusus digunakan untuk menerjemahkan penanda kohesi gramatikal pengacuan persona tertentu. Dalam BSu
tidak dibedakan pronomina persona yang mengacu pada orang yang dipandang terhormat, misalnya orang tua dan guru, dan orang biasa. Sementara itu, dalam BSa
ada perbedaan pronomina persona untuk orang yang dipandang terhormat dan orang
commit to user 617
biasa. Perbedaan ini terkait dengan konteks sosiobudaya. Dalam penerjemahan, penanda kohesi pengacuan persona yang acuannya orang yang dipandang terhormat
akan dicarikan padanan persona yang acuannya dipandang terhormat. Misalnya penanda kohesi she
yang diterjemahkan menjadi „beliau‟ dalam 10R. Penerjemahan dengan teknik adaptasi tersebut tidak mengubah jenis penanda kohesi.
Teknik penerjemahan lain yang digunakan untuk menyesuaikan dengan konteks sosiobudaya adalah teknik penerjemahan variasi. Teknik ini, dalam
terjemahan novel Wings, digunakan untuk menerjemahkan penanda kohesi O1 dan O2 tunggal. Penanda kohesi I dalam data
89R
diterjemahkan menjadi „ayah‟, penanda kohesi you dalam data
103R diterjemahkan menjadi „ibu‟. Kata „ayah‟ sebagai terjemahan I
dan kata „ibu‟ sebagai terjemahan you tersebut merupakan kata sapaan. Menurut Badudu 1983 kata sapaan tersebut merupakan kata ganti yang bukan
sebenarnya. Secara lebih tegas Harimurti Kridalaksana 2007 menyatakan bahwa kata sapaan tersebut sebenarnya kata nomina.
Teknik penerjemahan transposisi dalam penerjemahan penanda kohesi digunakan agar teks terjemahan lebih mudah dipahami. Penerjemahan dengan teknik
ini terdapat dalam 151R. Dalam data ini, penanda kohesi gramatikal pengacuan demonstratif the dalam the lawyer
diterjemahkan menjadi „ku‟ dalam „pengacaraku‟. Penanda kohesi the tersebut merupakan penanda kohesi gramatikal pengacuan
demonstratif sedangkan terjemahannya, yakni „ku‟, termasuk penanda kohesi gramatikal pengacuan persona. Perubahan ini terjadi karena the lawyer tersebut
commit to user 618
berada dalam kalimat langsung yang diucapkan oleh Cassie. Penanda kohesi the tersebut mengacu pada Cassie. The lawyer
dan terjemahannya, yakni „pengacaraku‟ tersebut memiliki acuan yang sama, yakni pengacara Cassie. Terjemahan the lawyer
menjadi „pengacaraku‟ lebih dipilih oleh penerjemah dari pada „pengacara itu‟ karena terjemahan „pengacaraku‟ tersebut lebih lancar dan lebih mudah dipahami.
Penerjemahan dengan teknik transposisi tersebut menyebabkan perubahan jenis penanda kohesi, yakni dari penanda kohesi gramatikal pengacuan demonstratif
menjadi penanda kohesi gramatikal pengacuan persona. Teknik penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan penanda kohesi tersebut
pada umumnya mengakibatkan perubahan penanda kohesi, baik menyangkut perubahan jenis penanda kohesi maupun perubahan tataran. Perubahan dalam
penerjemahan penanda kohesi tersebut terjadi karena tiap bahasa memiliki pola sendiri-sendiri untuk menyatakan relasi antara persona dan peristiwa, pola-pola ini
tidak boleh diabaikan jika menginginkan terjemahan dapat dipahami oleh pembacanya Callow dalam Baker, 1991. Sementara itu, dua bahasa, yang bahkan
mirip satu sama lain, bukan merupakan cerminan sebuah realitas sosial yang sama Sapir dalam Basnet, 1991. Perbedaan sistem bahasa dan realitas sosial antara BSu
dan BSa ini disadari betul oleh penerjemah. Hal ini tampak dengan banyaknya perubahan penanda kohesi dalam terjemahannya sebagaimana telah dipaparkan di
atas. Perbedaan sistem gramatika dan konteks sosiobudaya antara BSu dan BSa
menyebabkan perubahan penanda kohesi dalam penerjemahan, sebagaimana
commit to user 619
dipaparkan di atas, tidak terelakkan. Menurut Blum-Kulka 2000 perubahan jenis penanda kohesi dalam penerjemahan dapat berdampak pada perubahan pada tingkat
eksplisitasi atau pada perubahan makna teks atau perubahan terhadap keduanya. Tingkat eksplisitasi teks yang dimaksud yaitu eksplisitasi teks target secara umum
lebih tinggi atau lebih rendah dari pada teks sumber. Adapun perubahan makna teks yang dimaksud yaitu perubahan potensi makna eksplisit dan makna implisit teks
sumber. Perubahan jenis penanda kohesi dalam terjemahan novel Wings merupakan
bentuk eksplisitasi. Eksplisitasi ini disebabkan adanya kesenjangan sistem persona, sistem gramatika, dan konteks sosiobudaya antara BSu dan BSa. Eksplsitasi
terjemahan penanda kohesi yang disebabkan oleh berbagai kesenjangan tersebut antara lain terjadi pada penanda kohesi she atau he, penanda kohesi they, penanda
kohesi it, penyulihan nomina, penyulihan verba, penyulihan klausa, pelesapan nomina, pelesapan verba, dan pelesapan klausa. Eksplisitasi terjemahan penanda
kohesi tersebut menunjukkan bahwa bahwa TSa, yakni Sang Penerbang, lebih eksplisit dari pada TSu, yakni Wings.
Berkaitan dengan eksplisitasi dalam penerjemahan tersebut Blum-Kulka 2000 mengajukan dua hipotesis, yaitu hipotesis pilihan stilistika stylistic
preference dan hipotesis eksplisitasi explicitation hypothesis. Hipotesis pilihan stilistika stylistic preference adalah eksplisitasi yang disebabkan oleh perbedaan
gramatika antara BSu dan BSa. Perbedaan gramatikal ini berdampak terjemahan tidak gramatikal apabila tidak dilakukan eksplisitasi. Sementara itu, hipotesis
commit to user 620
eksplisitasi explicitation hypothesis terjadi karena proses penerjemahan, hipotesis ini berkaitan dengan interpretasi penerjemah terhadap penanda kohesi dalam TSu.
Kedua hipotesis tersebut terjadi dalam penerjemahan penanda kohesi pada novel Wings. Hipotesis pilihan stilistika terjadi dalam penerjemahan penanda kohesi
penyulihan nomina, penyulihan verba, dan pelesapan nomina. Penerjemahan penanda kohesi ini dilakukan dengan cara eksplisitasi sebagai akibat dari perbedaan gramatika
antara BSu dan BSa. Apabila terjemahan penanda kohesi tersebut tidak dilakukan eksplisitasi, maka terjemahan menjadi tidak gramatikal. Hipotesis pilihan stilistika
tersebut juga terjadi pada penerjemahan penanda kohesi pengacuan persona yang acuannya orang yang harus dihormati, misalnya penanda kohesi you diterjemahkan
menjadi „ibu‟. Sementara itu, hipotesisis eksplisitasi tampak dengan adanya penerjemahan penanda
kohesi dengan cara eksplisitasi acuan penanda kohesi dan eksplisitasi komponen makna acuan penanda kohesi yang diterjemahkan. Eksplisitasi semacam ini
memerlukan ketajaman interpretasi penerjemah dalam menafsirkan penanda kohesi berdasar konteks pemakaiannya. Penerjemahan penanda kohesi yang mencerminkan
hipotesisis eksplisitasi tersebut misalnya penanda kohesi her objek yang mengacu pada Cassie diterjemahkan menjadi „di bahu Cassie‟ dalam 19R. Penanda kohesi he
diterjemahkan menjadi „lelaki itu‟ dalam data 35R. Penanda kohesi him diterjemahkan menjadi „ayahnya‟ dalam data 47R. Eksplisitasi semacam ini banyak
terjadi dalam terjemahan novel Wings. Penanda kohesi she yang mengacu pada Cassie, misalnya, antara lain diterjemahkan menjadi: Cassie, gadis 17 tahun itu, bayi
commit to user 621
perempuan itu, anak itu, putrinya itu, kakaknya itu, perkataannya itu, putrinya, kakaknya, wajahnya, pipinya, hatinya, tubuhnya, mentalnya, sikapnya, pendapatnya,
dan dirinya. Eksplisitasi yang tampak dalam terjemahan penanda kohesi she tersebut menunjukkan bahwa penerjemah memiliki kompetensi khususnya dalam bidang
penguasaan BSu dan BSa, yang merupakan salah satu sub-kompetensi penerjemah PACTE, 2003.
Eksplisitasi penerjemahan penanda kohesi dalam terjemahan novel Wings semakin menguatkan pendapat Blum-Kulka 2000 bahwa eksplisitasi merupakan
strategi yang universal dalam penerjemahan penanda kohesi. Pendapat Blum-Kulka ini didasarkan pada penelitian penerjemahan penanda kohesi terhadap terjemahan
yang dilakukan oleh pembelajar bahasa, penerjemah non-profesional, dan penerjemah profesional.
B. Pemilihan Teknik Penerjemahan dan Kesepadanan Makna