commit to user 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penerjemahan mungkin dilakukan dengan berbagai tujuan, namun tujuan terakhir penerjemahan adalah untuk mencapai kesepadanan pada tingkat teks, bukan
kesepadanan pada tingkat kata atau frasa Baker, 1992. Berkaitan dengan hal ini seorang penerjemah yang baik terlebih dahulu akan membaca teks yang akan
diterjemahkan sedikitnya sekali untuk memahami inti pesan teks itu. Pemahaman pesan dalam teks yang akan diterjemahkan ini memungkinkan penerjemah dapat
menghasilkan teks terjemahan yang utuh sebagai satu unit kebahasaan. Kesepadanan pada tingkat teks dalam terjemahan antara teks bahasa sumber
TSu dan teks bahasa sasaran TSa tidak berarti bahwa kedua teks itu harus memiliki bentuk yang sama. Hal ini karena teks selalu terikat oleh bahasa dan budaya
tertentu dan tiap masyarakat bahasa memiliki cara-cara yang lebih disukai dalam menyusun tipe-tipe teks yang bermacam-macam Baker, 1992. Berkaitan dengan
keterikatan teks dengan konteks budaya, Larson 1989 menyatakan bahwa terjemahan yang terbaik adalah terjemahan yang menggunakan bentuk bahasa
sasaran. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa terjadinya perubahan bentuk dalam penerjemahan tidak terhindarkan, bahkan perubahan ini menjadi tuntutan sehingga
makna teks terjemahan dapat dipahami dengan mudah oleh pembacanya.
commit to user 2
Tuntutan perubahan bentuk dalam penerjemahan agar TSa sesuai dengan kaidah bahasa sasaran BSa menarik untuk diperhatikan dan dikaji karena dapat
memberikan masukan demi kemajuan dunia penerjemahan khususnya. Salah satu aspek yang perlu dikaji berkaitan dengan perbedaan sistem bahasa antara bahasa
sumber BSu dan bahasa sasaran BSa adalah mengenai penanda kohesi. Penanda kohesi merupakan aspek penting dalam sebuah teks karena penanda ini memiliki
fungsi memadukan antarbagian dalam teks menjadi satu kesatuan. Perbedaan antara BSu dan BSa juga tercermin dari perbedaan penanda kohesi antara kedua bahasa itu
karena kohesi menjadi salah satu ciri penting yang terdapat dalam teks. Sebagai salah satu ciri teks, kohesi dapat membedakan teks dengan yang bukan teks Halliday
Hasan, 1983. Mengingat pentingnya kedudukan kohesi dalam sebuah teks, maka penanda
kohesi patut dikaji tidak terkecuali dalam konteks penerjemahan. Kohesi merupakan permasalahan yang sangat menantang dalam penerjemahan karena setiap bahasa
memiliki penanda kohesi sendiri dan memiliki keunikan dalam pemakaian penanda kohesi itu Shciller, 2006. Kohesi menunjuk pada relasi yang tampak dalam sebuah
wacana atau teks Verschueren, 1999. Relasi kohesi sebagian diungkapkan melalui tatabahasa dan sebagian diungkapkan melalui kosa kata. Oleh karena itu dikenal
adanya kohesi gramatikal dan kohesi leksikal Halliday Hasan, 1983. Aspek-aspek kebahasaan yang menghubungkan antarbagian teks dan yang membuat teks menjadi
kohesif disebut dengan penanda kohesi. Berkaitan dengan adanya kohesi gramatikal
commit to user 3
dan kohesi lekisal tersebut, penanda kohesi juga dapat dipilahkan menjadi penanda kohesi gramatikal dan penanda kohesi leksikal.
Penelitian tentang kohesi bukannya belum dilakukan, namun penelitian terhadap masalah ini sepanjang yang penulis ketahui baru difokuskan pada sabagian
penanda kohesi dan tidak dilakukan secara holistik. Penelitian terhadap penerjemahan penanda kohesi, khususnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa
Indonesia, yang telah dilakukan sebelumnya di antaranya dikerjakan oleh Frans
Made Brata 2007 dan Zainal Arifin 2006. Penelitian yang telah dilakukan ini secara lebih rinci akan dipaparkan dalam Bab II, subbab kajian pustaka.
Berhubung penelitian penerjemahan penanda kohesi masih dalam lingkup yang terbatas, maka masih diperlukan penelitian terhadap tipe-tipe kohesi lainnya,
seperti tipe kohesi pelesapan, penyulihan, dan perangkaian. Di samping itu penelitian penerjemahan penanda kohesi secara holistik atau secara menyeluruh perlu dilakukan
untuk mendapatkan gambaran penerjemahan penanda kohesi secara komprehensif.
Penelitian secara holistik terhadap terjemahan penanda kohesi adalah penelitian yang tidak hanya dilakukan pada terjemahan penanda kohesi itu sendiri,
baik yang mengalami perubahan maupun tidak, teknik penerjemahan penanda kohesi, kesepadanan makna dan kewajaran atau keberterimaan teks terjemahannya aspek
objektif, tetapi juga perlu dilakukan kajian alasan pemilihan teknik penerjemahan penanda kohesi oleh penerjemah aspek genetif dan juga keterbacaan teks
terjemahan aspek afektif. Penelitian terhadap penerjemahan penanda kohesi dalam berbagai aspek tersebut, yakni aspek objektif, genetif, dan afektif, dapat
commit to user 4
menghasilkan pemahaman yang menyeluruh dan mendalam mengenai penerjemahan penanda kohesi.
Berdasar kerangka pemikiran tersebut, penelitian terjemahan penanda kohesi ini dilakukan secara holistik. Adapun teks yang dikaji penerjemahan penanda
kohesinya adalah novel yang berjudul Wings karya Danielle Steel dan terjemahannya yang dikerjakan oleh Monica Dwi Chresnayani dengan judul Sang Penerbang .
Novel dalam versi bahasa Inggris tersebut diterbitkan oleh Dell Publishing, New York, tahun 1994. Versi terjemahan novel tersebut diterbitkan oleh PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, pada tahun 1995. Danielle Steel termasuk pengarang yang sangat produktif. Novel-novelnya telah diterjemahkan ke dalam 28 bahasa dan dapat
dijumpai di 47 negara. Ia menulis novel sejak tahun 1973, hingga tahun 2009 tidak kurang dari 78 novel telah ditulisnya. Sebanyak 46 novel karangannya menjadi novel
best seller di Amerika. Dengan fakta ini maka kualitas novel-novel karya Danielle Steel tidak diragukan lagi termasuk novel yang berjudul Wings yang menjadi salah
satu karya best seller Danielle Steel. Novel yang berjudul Wings tersebut mengisahkan seorang penerbang wanita
berbakat yang bernama Cassie. Ayah Cassie, Pat, merupakan seorang penerbang veteran Perang Dunia I. Pat memiliki lapangan terbang sendiri dan sebuah pesawat
kecil Jennie untuk digunakan untuk jasa angkutan barang, selain itu sesekali juga digunakan untuk memberikan les terbang bagi orang yang menginginkannya. Pat
memiliki 4 orang putri dan seorang anak laki-laki. Pat menginginkan anak laki- lakinya, Christhopher, menjadi penerbang yang ulung dan meneruskan usahanya.
commit to user 5
Namun anak laki-lakinya tidak berminat memasuki dunia penerbangan. Justru anaknya yang ke-4, Cassie, yang sangat berminat dan berbakat dalam dunia
penerbangan. Pat melarang Cassie untuk berlatih terbang karena Pat meragukan bahwa perempuan dapat menjadi penerbang yang handal. Namun demikian Nick,
teman Pat sewaktu PD I dan yang bekerja membantu Pat dalam usaha angkutan dengan pesawat terbang, secara sembunyi-sembunyi melatih Cassie menerbangkan
pesawat. Nick mengetahui bakat dan kemampuan Cassie dalam menerbangkan pesawat setelah mengetahui Cassie mampu mendaratkan pesawat dalam badai. Pat
akhirnya mengakui kemampuan Cassie setelah putrinya itu memenangkan beberapa nomor dalam suatu air show.
Dalam suatu lomba menerbangkan pesawat, Cassie memperoleh banyak gelar juara, namun naas adiknya, Chishtopher, tewas karena kecelakaan saat
mengikuti lomba. Karena kemampuannya, Cassie direkrut sebuah perusahaan pesawat raksasa untuk menguji pesawat-pesawat yang diproduksinya. Selain itu
Cassie juga dijadikan model dalam iklan bagi pesawat-pesawat produksi perusahaan tersebut. Pemilik perusahaan pesawat itu, seorang duda yang bernama Desmond
Williams, akhirnya menikahi Cassie dengan tujuan agar Cassie mau melaksanakan proyek prestisiusnya, yaitu menerbangkan pesawat produksi perusahaan itu
mengelilingi dunia. Berhubung dunia pada saat itu memanas karena menjelang Perang Dunia II, penerbangan keliling dunia diubah menjadi penerbangan melintasi
Pasifik. Di tengah-tengah menjalankan penerbangan melintasi Pasifik pesawat Cassie mengalami kerusakan dan pesawat itu mendarat ke laut. Setelah berhari-hari
commit to user 6
terdampar di suatu pulau akhirnya Cassie berhasil diselamatkan. Akhirnya Cassie bercerai dengan suaminya, kemudian bersama Nick, ia bergabung dengan angkatan
udara Amerika Serikat. Penerjemahan novel Wings menjadi Sang Penerbang tersebut menunjukkan
adanya perubahan pola kohesi. Sebagai contoh adalah kutipan berikut. 1-1
“I don‟t know …” He looked thoughtful, “Ten years ago maybe…about 1926”. He was grinning at and they were both laughing hal.24 .
“Entahlah …” Nick berpikir keras, “sepuluh tahun lalu mungkin…sekitar tahun 1926”. Lelaki itu menyeringai dan keduanya tertawa hal. 36.
Kutipan teks BSu dan BSa tersebut terdiri dari 3 kalim at: 1 “I don‟t know
…”; 2 He looked thoughtful, “Ten years ago maybe…about 1926; dan 3 He was grinning at and they were both laughing. Di dalam kalimat ini ada elemen teks yang
berkaitan secara kohesif, yaitu I dalam kalimat pertama, he dalam kalimat kedua dan he dalam kalimat ketiga. Ketiga unsur dalam teks tersebut merupakan penanda kohesi
yang mengacu pada orang yang sama, yaitu Nick. Namun demikian pola kohesi
antara teks BSu dan BSa dalam terjemahan tersebut menunjukkan adanya perbedaan. Penanda kohesi I yang berelasi secara kohesif dengan penanda kohesi he dalam
kalimat ke-2 dan ke-3 tidak tampak dalam terjemahan karena terjemahan kalimat ke-1 secara keseluruhan diparafrase menjadi “Entahlah…”. Penanda kohesi he dalam
kalimat kedua dalam terje mahan diubah menjadi „Nick‟, sedangkan kata he dalam
kalimat ke- 3 diubah menjadi „lelaki itu‟. Terjemahan tersebut tidak hanya
menunjukkan terjadinya perubahan pola kohesi, tetapi juga telah terjadi perubahan
commit to user 7
jenis penanda kohesi, yaitu dari penanda kohesi gramatikal pengacuan persona he dalam kalimat 2 menjadi kohesi leksikal „Nick‟, demikian juga dalam kalimat ke-3
terjadi perubahan dari penanda kohesi gramatikal pengacuan persona he menjadi penanda kohesi leksikal, selain itu juga terjadi perubahan tataran, yakni dari tataran
kata menjadi frase. Perubahan pola kohesi dalam penerjemahan tersebut terjadi bukan karena tanpa alasan dan tentu saja memiliki dampak terhadap kualitas terjemahan.
Perubahan pola kohesi yang juga terjadi dalam kutipan tersebut adalah perubahan yang terjadi pada klausa ke-2 kalimat ke-3, they were both laughing
„keduanya tertawa‟. Kata they dan both di sini memiliki relasi kohesi pengacuan. Kata they itu sendiri mengacu pada Pat dan sahabatnya, Nick, yang terdapat dalam
kalimat sebelumnya. Dalam terjemahan tersebut terjadi perubahan, yaitu they sebagai pronomina persona menjadi „nya‟ sebagai unsur pembatas dalam frase „keduanya‟.
Meskipun terjadi perubahan penanda kohesi dalam terjemahan seperti tampak dalam kutipan terjemahan tersebut, tidak berarti teks BSa tidak kohesif. Perubahan
penanda kohesi dalam penerjemahan tersebut menunjukkan adanya perbedaan antara bahasa yang satu dan bahasa lainnya, tiap-tiap bahasa memiliki cara-cara yang lebih
disukai dalam menyusun sebuah teks sebagaimana telah dinyatakan Baker di atas. Sebenarnya kutipan dialog tersebut dapat saja diterjemahkan dengan bentuk
yang tidak jauh berbeda dengan teks sumbernya, dengan tidak mengadakan perubahan-
perubahan yang cukup mencolok, misalnya diterjemahkan: “Saya tidak tahu…”. Dia berpikir keras, “sepuluh tahun yang lalu mungkin…sekitar tahun 1926”.
Dia menyeringai lalu mereka berdua tertawa.
commit to user 8
Namun demikian penerjemah telah membuat keputusan untuk melakukan perubahan yang tentu saja dengan berbagai pertimbangan. Terjadinya perubahan-
perubahan khususnya perubahan penanda kohesi tentu saja menjadi permasalahan yang menarik dalam dunia penerjemahan dan perlu diteliti lebih lanjut.
Pilihan terhadap penerjemahan novel sebagai objek dalam penelitian ini didasarkan pada pemikiran bahwa jenis karya ini menampilkan bebagai tokoh cerita
dengan berbagai latar belakang dan hubungan antartokoh yang beragam. Ada tokoh- tokoh cerita yang memiliki hubungan keluarga, ada tokoh-tokoh yang memiliki
hubungan kerja, ada yang memiliki hubungan atasan dan bawahan, hubungan suami istri, dan sebagainya. Dengan hubungan antartokoh yang beragam ini data yang
ditemukan mengenai penanda kohesi juga bervariasi dan dengan demikian hasil kajian juga lebih komprehensif.
B. Pembatasan Masalah