commit to user 69
Pemilahan konjungsi oleh Harimurti Kridalaksana tersebut lebih rinci dari pada yang dikemukakan oleh Halliday dan Hasan. Namun demikian pada pembagian konjungsi
oleh dua pakar tersebut prinsipnya sama. Perbedaannya hanya menyangkut pemilahan konjungsi. Beberapa jenis konjungsi yang dikemukakan Harimurti Krdalaksana
tersesebut dapat dimasukkan ke dalam satu jenis konjungsi yang dikemukakan oleh Halliday Hasan. Penanda kohesi penambahan, urutan, pilihan, dan gabungan,
perluasan, pengantar objek, dan pengantar wacana dapat dimasukkan ke dalam kohesi aditif. Konjungsi adversatif dalam klasifikasi Halliday dan Hasan mencakup
konjungsi perlawanan, konjungsi syarat, dan konjungsi tak bersyarat. Sementara itu, konjungasi kausal mencakup konjungsi sebab, konjungsi akibat, pengandaian, dan
harapan. Adapun konjungsi temporal dalam Halliday Hasan sama dengan konjungsi temporal yang dikemukakan oleh Harimurti Kridalaksana.
b. Kohesi Leksikal
Kohesi leksikal mengacu pada peran yang dimainkan dalam pemilihan kosa kata dalam menyusun relasi-relasi dalam sebuah teks Baker, 1992:202. Pendapat
yang pada dasarnya sama dinyatakan Riyadi Santosa 1996:67, bahwa kohesi leksikal merupakan sistem kohesi yang melihat hubungan leksikal yang terdapat di
dalam suatu teks. Kohesi leksikal dibedakan menjadi dua, yaitu reiterasi dan kolokasi. Reiterasi yaitu bentuk kohesi leksikal yang meliputi pengulangan bentuk kata.
Reiterasi dapat berupa pengulangan repetisi, sinonim atau sinonim dekat,
commit to user 70
superordinat dan kata umum general words. Halliday dan Hasan 1983 memberi contoh reiterasi sebagai berikut.
2-36 There‟s a boy climbing that tree
a. The boy‟s going to fall if he doesn‟t take care
b. The lad‟s going to fall if he doesn‟t take care
c. The child‟s going to fall if he doesn‟t take care
d. The idiot‟s going to fall if he doesn‟t take care
Dalam kalimat a tersebut ada pengulangan repetisi kata boy dengan boy dengan kalimat yang mendahuluinya. Dengan demikian kohesi leksikal kalimat a dengan
kalimat yang mendahuluinya merupakan reiterasi dalam bentuk repetisi. Dalam kalimat b terdapat kata lad, kata ini memiliki makna yang sama dengan kata boy
dalam kalimat yang mendahuluinya. Relasi kohesi kalimat b dengan kalimat yang mendahuluinya termasuk reiterasi bertipe sinonim. Adapun dalam kalimat c terdapat
kata child, kata ini merupakan superordinat dari kata boy yang terdapat dalam kalimat yang mendahuluinya. Oleh karena itu relasi kohesi kalimat c dengan kalimat yang
mendahuluinya merupakan reiterasi jenis superordinat. Sementara itu kalimat d dan kalimat yang mendahuluinya terdapat relasi, yakni dengan adanya kata idiot dalam
kalimat d dan kata boy dalam kalimat yang mendahuluinya. Kata idiot merupakan kata umum general word. Makna kata ini tidak hanya dapat meliputi boy saja, tetapi
juga kata lain misalnya kata girl, man. Relasi leksikal yang demikian ini merupakan reiterasi tipe kata umum general word.
commit to user 71
Kolokasi adalah kata-kata yang diasosiasikan dengan kata-kata lain. Pengasosiasian kata yang satu dengan kata lainnya ini disebabkan adanya relasi
makna. Kohesi leksikal yang termasuk cakupan kolokasi ini yaitu sebagai berikut. 1 Berbagai jenis oposisi. Berdasarkan sifatnya, kontras atau oposisi makna
dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu oposisi mutlak, oposisi kutub, oposisi hubungan, oposisi hirarkial, dan oposisi majemuk” Sumarlam, 2003.
Oposisi mutlak adalah pertentangan makna secara mutlak, misalnya oposisi antara kata hidup dan mati. Oposisi kutub adalah oposisi makna yang bersifat
gradasi, misalnya antara kata kaya dan miskin, besar dan kecil, dan sebagainya. Oposisi hubungan adalah oposisi makna yang saling melengkapi,
misalnya kata bapak dan ibu, jual dan beli, dan sebagainya. Oposisi hirarkial adalah oposisi makna yang menyatakan deret jenjang atau tingkatan, misalnya
kata kilogram, kuwintal, dan ton, kata detik, menit, jam, hari, dan sebagainya. Oposisi majemuk adalah oposisi yang terjadi pada beberapa kata lebih dari
dua kata, misalnya kata berdiri, duduk, jongkok, dan berlari. 2 Pasangan kata yang memiliki hubungan keseluruhan
– bagian, seperti car- brake, house-window, baju-saku, dan sebagainya. Relasi kata semacam ini
disebut meronimi. 3 Relasi kata-kata yang sama-sama menjadi bagian dari keseluruhan, misalnya
mulut, dagu, kening yang merupakan bagian tubuh manusia. Relasi kata-kata semacam ini disebut dengan ko-meronimi.
commit to user 72
4 Kata-kata yang menjadi anggota kelas kata yang lebih tinggi, misalnya mawar, melati, tulip yang masing-masing termasuk bunga. Relasi kata-kata
semacam ini disebut dengan ko-hiponimi. Ada pasangan kata-kata yang sulit dicari hubungan semantiknya. Pasangan
kata-kata itu antara lain: laugh … joke, blade … sharp, garden … dig, dan
sebagainya. Pasangan kata-kata ini akan muncul dalam konteks yang sama. Kolokasi semacam ini sebenarnya tidak hanya dibatasi oleh pasangan kata, namun
juga berbentuk rangkaian kata. Misalnya rangkaian kata poetry … literature
…reader …writer … style; sky … cloud …rain, dan sebagainya. Kolokasi semacam ini karena klasifikasinya belum jelas maka tidak dijadikan bagian dalam
kajian ini.
14. Satuan Rangkaian Kohesi Tie