Alasan Menggunakan Metode Dialog-Hadap Masalah dalam Pelaksanaan Pembelajaran

207 menjadi pengekor orang, sehingga cerdas semua. PD128.04.2016 Pendamping Dengan dialog. Melalui pembiasaan kritis terhadap dirinya. Ya tugas kita kan hanya menyampaikan. Makanya ada tawasih, dari watawa soubilhakki, tugas kita menyampaikan dan perubahan kapan dan siapa yang akan berubah kan nanti kita serahkan pada Allah. Ada banyak yang bertanya, kenapa sih kita bikin ide orang ide itu gak direalisasikan. Kan jadi males. Mikirnya gak usah gimana- gimana, tapi beride aja. Orang konsep idenya para filosof itu juga belum tentu direalisasikan, tapi dia yang penting berpikir. Ya intinya kan mengaktifkan otak dan kesadaran kritis. Ya butuh dipahamkan sih. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada pendamping, dapat diketahui bahwa dalam membangun kesadaran kritis warga belajar, yang perlu dilakukan adalah dengan pembiasaan untuk kritis. Kegiatan ini dapat terjadi melalui metode dialog. PD203.05.2016 Pendamping Proses sih itu. Kalau siswa ditekan pada teori kayak gitu nanti sulit. Ya kebiasaan untuk responsbility aja ibu bagaimana ia harus menyelesaikan masalah dan Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada pendamping, dapat diketahui bahwa dalam membangun kesadaran kritis 208 terbuka. Dengan melalui diskusi tadi itu membangun kesadaran. warga belajar, yang perlu dilakukan adalah melalui pembiasaan, bagaimana warga belajar dapat memecahkan masalah dan terbuka. Dengan melalui diskusi itu akan membangun kesadaran.

I. Peranan Pendidik dalam Memberikan Pendidikan Kepada Peserta Didik

Nama Transkip Reduksi Data Kesimpulan AB25.04.2016 PendiriKetua Pembina Yayasan Pendidikan Qaryah Thayyibah Indonesia Semua pendamping tugasnya hanya mendampingi tidak sampai mengajari atau memberikan. Nanti lebih bagusnya menyemangati tidak harus mengajari. Sehingga guru gak harus pinter, semua saling belajar. Lebih banyak sebagai penyemangat. Sering kan siswa dijadikan sebagai objek yang didik, dijadikan, terus dipintarkan, diperbaiki moralitasnya. Bukan kayak gitu. Siswa itu subjek yang berproses menjadi baik dan berpintar. Bagaimana menjadikannya ya disemangatin. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada pendiri Qaryah Thayyibah, dapat diketahui bahwa peran pendidik di Qaryah Thayyibah adalah hanya mendampingi warga belajar, memberikan semangat dan motivasi. Pendamping tidak boleh sampai mengajari. Selain itu, tugas pendamping adalah menjembatani warga belajar ketika berdiskusi di kelas. Berdasarkan beberapa pendapat dari narasumber, dapat disimpulkan bahwa peran pendamping adalah hanya mendampingi warga belajar, memberikan semangat dan motivasi. Selain itu, tugas pendamping adalah menjembatani warga belajar ketika berdiskusi, sedangkan hubungan pendamping dengan warga belajar adalah seperti teman. 209 Jadi, pendamping ya bukan menjadikan tapi menemani, menyemangati untuk berproses menjadi. Di sekolah itu cenderung guru menjadikan dan memintarkan sesuai parameter yang dimiliki. Guru berasumsi bahwa siswa harus dipintarkan dan diberitahu. Pendamping berperan sebagai jembatan untuk kegiatan diskusi. Bukan mengarahkan. Ya mengarahkan itu kadang-kadang merampas hak siswa. Sebenarnya siswa sudah punya arahan sendiri. Nah kadang guru sering mengklaim arahan dia lebih bagus, itu lebih repot. Di sini fleksibel sih gak kerepotan. Paling enak, murid juga berhak mengkritik pendamping. Tidak perlu memberi nasihat. Kalau mereka butuh, ya kita jawab dengan sejujurnya. Jadi, konsepan di sini peniadaan nasihat. Kalau kita menasehati seolah-olah kita benar. Menasihati cenderung dimulai dengan klaim sebagai kebenaran akhir.