Alasan Qaryah Thayyibah Menerapkan Pedagogi Kritis Dalam
151 kurikulum. Pijakan kurikulum berorientasi pada problematisasi
pengalaman hidup karena dalam realitas kehidupan terjadi hubungan saling mengkait antara permasalahan yang satu dengan yang lain.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum yang dijalankan di Qaryah Thayyibah sejalan dengan ide Paulo Freire
yang menekankan kurikulum pada problematis realitas konkret dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Hal ini sebagai wujud
dari pendidikan yang sejatinya membebaskan peserta didik dan membangun kesadaran kritis dalam hidupnuya.
b. Kegiatan Belajar di Qaryah Thayyibah
Pembelajaran yang dilakukan di Qaryah Thayyibah terdiri dari kegiatan upacara, tawasi, forum, kelas, harkes hari
kesehatan, evaluasi, ide, TA Tugas Akhir dan GK Gelar Karya, namun pembelajaran yang menggunakan metode hadap masalah
adalah kegiatan pertemuan kelas, pembuatan ide dan kegiatan evaluasi.
Materi yang diberikan di pertemuan kelas lebih banyak memecahkan masalah kehidupan sehingga warga belajar dapat
belajar untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Materi yang didiskusikan ini berasal dari pengalaman warga belajar atas
kegelisahannya dalam menghadapi permasalahan hidup. Kegiatan pembuatan ide merupakan kegiatan yang bertujuan
untuk meningkatkan daya kritis warga belajar terhadap
152 permasalahan yang ada di sekitarnya, baik dalam bidang
pendidikan, sosial, politik, hukum, maupun permasalahan di Qaryah Thayyibah. Hal ini dimaksudkan agar mereka sadar
terhadap kontradiksi yang terjadi di disekitarnya, dan memberikan solusi atas apa yang menjadi permasalahan.
Kegiatan evaluasi diri yang dilakukan di Qaryah Thayyibah merupakan bentuk pembiasaan untuk membangun kesadaran kritis
setiap warga belajar, untuk kritis terhadap dirinya sendiri dan kritis terhadap lingkungannya sebagai proses mencapai perubahan dan
menciptakan situasi baru. Sedangkan pengembangan potensi warga belajar merupakan bentuk kebebasan yang diberikan oleh Qaryah
Thayyibah kepada warga beajar agar mereka dapat menemukan potensi yang ada dalam dirinya. Cara yang dilakukan adalah bahwa
setiap warga belajar mendalami kegiatan yang mereka sukai, misalnya menggambar, membuat film atau menulis cerpen. Hal
tersebut akan membantu warga belajar dalam menemukan potensi yang ada dalam dirinya.
Dari berbagai kegiatan yang ada di Qaryah Thayyibah, tidak semua kegiatan pembelajaran menekankan aspek kesadaran kritis
dengan metode hadap masalah, hanya beberapa kegiatan yaitu kegiatan pertemuan kelas, pembuatan ide dan evaluasi. Kegiatan
tersebut merupakan inti dalam proses penyadaran warga belajar untuk menjadi manusia yang revolusioner, yakni manusia yang
153 merdeka, tidak terkungkung dengan sistem dan dapat memiliki
otoritas atas hidupnya. Dalam proses pembelajarannya semua rencana pelajaran dibuat dan disusun oleh warga belajar
berdasarkan kesepakatan bersama. Pandangan kritis dalam pembelajaran di Qaryah Thayyibah dapat dilihat sebagai berikut:
a. Setting Latar :
Kegiatan pembelajaran di lakukan di sekitar gedung pusat pembelajaraResource Center RC, baik di halaman gedung, di
dalam ruangan, di depan teras, maupun di Musholla. Lingkungan sekitar yang mendukung membuat warga belajar Qaryah
Thayyibah merasa nyaman untuk belajar. b.
Proses Pembelajaran Bentuk pembelajaran yang dilakukan adalah seperti diskusi, di
mana membentuk lingkaran dengan didampingi oleh salah satu pendamping. Awal mula pendamping memberikan tawaran
terhadap materi yang akan didiskusikan. Materi ini merupakan hasil dari pengalaman dari warga belajar yang memiliki kesadaran
akan suatu permasalahan yang ada dalam dirinya. Kemudian pendamping dan warga belajar mengidentifikasi, menganalisis dan
memecahkan permasalahan yang didiskusikan. Hasil dari pemecahan masalah tersebut akan mendapatkan solusi yang dapat
dilakukan untuk aksi dalam rangka sebuah perubahan. Dalam hal ini peran dialog antara pendamping dan warga belajar sangat