Kurikulum yang Dijalankan di Qaryah Thayyibah

204 tuntutan aturan yang banyak itu. Raport itu bagi peneliti menghambat, yang menjamin ya biasanya konteks kehidupan. Kalau mau hidup sejahtera ya berpikirlah tentang kehidupan itu. metode dialog- hadap masalah adalah untuk menumbuhkan kebebasan yang produktif. menumbuhkan kebebasan yang produktif, serta merangsang keaktifan warga belajar agar produktif. PD128.04.2016 Pendamping Menekankan dialog untuk mengaktifkan kepekaan dan aktif tidak malas berpikir. Biasanya dampak dari pembelajaran ini ketika siswa itu udah keluar dari QT. Mereka akan merasa beda dengan teman-teman kuliahnya Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada pendamping, dapat diketahui bahwa alasan Qaryah Thayyibah menggunakan metode dialog- hadap masalah adalah untuk mengaktifkan kepekaan dan keaktifan warga belajar. PD203.05.2016 Pendamping Untuk merangsang siswa aktif dan produktif. Kalau formal kan kebanyakan pasif ya. Mereka akan membaca dan mencari referensi dulu, nanti akan ditambahi sama temennya. Nah nanti akan terjadi diskusi kadang belajar Sosiologi, IPA, PKN, Bahasa indonesia, kadang belajar ngupas tentang karakter. Ya jelas hadap masalah. Setidaknya mereka ada hal yang Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada pendamping, dapat diketahui bahwa alasan Qaryah Thayyibah menggunakan metode dialog- hadap masalah adalah untuk merangsang warga belajar agar produktif. 205 digali tidak sekedar menerima, jadi semua siswa aktif dan menjadi hidup. Sudut pandang mereka jadi banyak dan pola pikir berkembang.

H. Membangun Kesadaran Kritis pada Peserta Didik di Qaryah Thayyibah

Nama Transkip Reduksi Data Kesimpulan AB25.04.2016 PendiriKetua Pembina Yayasan Pendidikan Qaryah Thayyibah Indonesia Kesadaran kritis itu pembiasaan pada siswa untuk melihat sesuatu dengan kritis. Selama ini kan kadang-kadang kebalik, menerima sesuatu sebagai kebenaran akhir. Misalnya, nonton bola ya cuma lihat aja gak ada yang dikritisi, beda dg kritis. Orang itu akan berpikiran, wah harusnya gini- gini, wah aturannya harusnya gini, jumlah pemainnya kebanyakan harusnya gini. Nah, selama ini tuh kita dibiasakan, kita bertemu sesuatu seolah-olah itu menjadi kebenaran yang harus diikuti, dan peneliti tertaklukan. Tapi kalau kita berpikir kritis, kita akan muncul untuk berkontribusi karena kita pro Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada pendiri Qaryah Thayyibah, dapat diketahui bahwa dalam membangun kesadaran kritis warga belajar, yang perlu dilakukan adalah pembiasaan- pembiasaan untuk melihat sesuatu secara kritis. Berpikir kritis yang dimaksud adalah berbicara mengenai “bagaimana seharusnya” dan memiliki prinsip serta keputusan sendiri. Berdasarkan beberapa pendapat dari narasumber, dapat disimpulkan bahwa untuk membangun kesadaran kritis, diperlukan pembiasaan-pembiasaan untuk melihat sesuatu secara kritis, melalui dialog antar warga belajar maupun pendamping. 206 perubahan. Tidak mandek, itu bagus jadi selalu berpikir ini bagusnya gimana. Pembiasaan itu penting. Sehingga kita akan menjadi negara yang hebat kalau kita kritis. Kritisnya kata kuncinya “bagaimana sebaiknya”. Orang ketika mau bagaimana sebaiknya, otomatis dia akan berbicara 5w+1H. Ketika peneliti berpikiran “apike piye?“ itu bagus. Tidak hanya konsumtif tapi peneliti juga memiliki pandangan sendiri. Misalnya belajar sejarah, wah…. harusnya pangeran Diponegoro gini ketika melawan penjajah, kayak gitu lebih bagus daripada hanya ngapalin kronologinya aja. Itu sangat bagus, pembiasaan untuk kritis. Nah sekarang itu lemahnya kita gak ada pembiasaan berpikir kritis. Ya intinya berpikir kritis itu berbicara “bagaimana seharusnya.” Punya prinsip dan keputusan sendiri itu yang dibutuhkan. Bukan