Penelitian yang Relevan KAJIAN PUSTAKA

57 tahap pembelajaran yang dilakukan dalam mencapai konsep pendidikan kritis yaitu: a. Honoring Their World Guru melibatkan siswa dalam pemecahan masalah yang telah diperoleh dari pengalaman hidup b. Sharing the Experience Guru dan siswa saling berbagi pengalaman, membagi perasaan dan merefleksikannya c. Connecting Their World to the Concept Guru menghubungkan antara pengalaman yang dirasakan siswa dengan konsep pembelajaran yang dilakukan. d. Dialoging Together Siswa dan guru berkumpul mencari pembuktian dan memecahkan masalah bersama. e. Practicing the Concept Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mempraktikkan konsep yang telah didiskusikan, hal ini kemungkinan pemberian tugas dan quiz termasuk pada tahap ini. f. Connecting Word to World Guru mengajak siswa untuk menemukan solusi alternatif dan jalan baru untuk digunakan dalam kehidupannya. g. Assessing Transformation 58 Guru dan siswa merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan. h. Acknowledging Transformation Guru dan siswa merayakan pembelajaran baru yang siap dipresentasikan, dipamerkan atau bentuk demonstrasi lain.

G. Kerangka Berpikir

Pendidikan merupakan proses mengembangkan potensi peserta didik. Dengan pendidikan, dapat meningkatan harkat dan martabat manusia. Hal ini dijlelaskan pada tujuan Pendidikan Nasional Indonesia bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara Undang-Undang Sisdiknas No 20 Th 2003. Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa pada hakikatnya pendidikan tidak terlepas dari proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik, yang di dalamnya terjadi proses transformasi ilmu untuk mengembangkan potensi peserta didik. Oleh sebab itu, pendidikan seharusnya memanusiakan manusia untuk dapat mendukung perkembangan peserta didik. Melalui pedagogi kritis, pendidikan yang memanusiakan tersebut dapat tercapai, karena pedagogi kritis merupakan aliran pendidikan yang mencoba merekontruksi suatu tatanan 59 pendidikan baik dalam tataran filosofis, sistem, kebijakan, maupun implementasi, untuk tercapainya transformasi sosial yang demokratis, serta menuju pada suatu perubahan revolusioner yang diinginkan masyarakat. Untuk melihat bagaimana implementasi proses pedagogi kritis, dapat ditinjau dari tujuan pembelajaran, pendidik, anak didik, alat-alat pendidikan berupa kurikulum,rencana pembelajaran, serta alam sekitar yang mempengaruhinya. Dengan tinjauan pada aspek-aspek tersebut, dapat diketahui bagaimana keberhasilan pelaksanaan pembelajaran ditinjau dari perspektif pedagogi kritis Paulo Freire. Berhasil tidaknya implementasi proses pendidikan tersebut, tentu membawa dampak bagi keberhasilan peserta didik. Berdasarkan uraian di atas, dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut: 60 Gambar 2. Kerangka Berpikir Pendidikan untuk Memanusiakan Manusia Pedagogi Kritis Paulo Freire Tujuan Pendidik Peserta Didik Alat-alat Pendidikan Alam Sekitar Peserta Didik yang Revolusioner Pembelajaran di Qaryah Thayyibah 61

H. Pertanyaan Penelitian

Dari pembatasan masalah, rumusan masalah dan kajian pustaka yang telah dipaparkan, maka pertanyaan penelitian ini adalah: 1. Apa tujuan Qaryah Thayyibah menerapkan Pedagogi Kritis Paulo Freire? 2. Mengapa Qaryah Thayyibah menerapkan Pedagogi Kritis dalam pembelajaran? 3. Bagaimana proses pembelajaran yang diterapkan dalam perspektif Pedagogi Kritis Paulo Freire di Qaryah Thayyibah? 4. Bagaimana hasil belajar peserta didik dalam perspektif Pedagogi Kritis Paulo Freire di Qaryah Thayyibah? 62

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif naturalistik. Seperti yang dijelaskan oleh Moleong 2010: 6, menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Sugiyono, 2010: 14 mengatakan bahwa metode penelitian kualitatif disebut penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah natural setting. Peneliti memilih jenis penelitian kualitatif ini karena masalah penelitian yang diangkat, mendiskripsikan pembelajaran pedagogi kritis Paulo Freire Di Qaryah Thayyibah yang merupakan jenis penelitian yang berdimensi kualitatif. Penelitian ini betujuan untuk menggambarkan dan mengungkapkan, data tentang pembelajaran di Qaryah Thayyibah secara deskriptif kualitatif.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sumber informasidata yang peneliti perlukan dalam penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran di Qaryah Thayyibah. Teknik pengambilan data yang digunakan peneliti adalah teknik purposive sampling, merupakan suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan sampel berdasarkan tujuan tertentu. Oleh sebab itu, subjek dalam penelitian ini adalah